Rabu, 26 Desember 2018

Tata Surya [Terbentuknya Tata Surya]

Tata Surya - Terbentuknya Tata Surya


1. Teori Nebula
Teori kabut (nebula) pada dasarnya mengungkapkan terbentuknya tata surya melalui tiga tahap. 
  1. Pada mulanya Matahari dan planet masih berbentuk kabut yang sangat pekat dan besar.
  2. Kabut tersebut berputar dan berpilin dengan kuat sehingga terjadi pemadatan di pusat lingkaran yang selanjutnya membentuk matahari. Pada saat bersamaan terbentuk juga materi lain dengan massa yang lebih kecil dari Matahari. Materi tersebut dinamakan planet dan bergerak mengelilingi Matahari.
  3. Materi-materi yang terbentuk tersebut tumbuh makin besar dan terus melakukan gerakan secara teratur mengelilingi Matahari. Gerakan materi-matei tersebut berada dalam satu orbit yang tetap dan membentuk susuna yang disebut tata surya (keluarga Matahari).
2. Teori Planetesimal
Teori planetesimal dikemukakan oleh dua orang sarjana Amerika, yaitu Chamberlin dan Moulton pada tahun 1905. Seperti halnya teori Kant-Laplace, Chamberlin dan Moulton juga beranggapan bahwa tata surya berasal dari kabut. Namn, berbeda dengan Kant-Laplace yang mengatakan gumpalan kabut berbentuk bola. Chamberlin dan Moulton menyatakan bahwa gumpalan kabut yang akan membentuk tata surya berbentuk spiral atau pilin sehingga disebut kabut pilin.

Kabut pilin tersebut terdiri atas butiran material padat yang disebut planetesimal Tiap-tiap planetesimal mempunyai lintasan orbit yang bebas sehingga terjadi tumbukan antar planetesimal. Akibat tumbukan yang berulang dan adanya gaya gravitasi, terjadilah penumpukan planetesilan sehingga menjadi gumpalan yang lebih besar dan lebih mampat. Gumpalan terbesar berada di pusat kabut pilin dan menjadi Matahari, sedangkan gumpalan-gumpalan yang lebih kecil menjadi planet-planet yang secara bersama-sama berevolusi terhadap Matahari (beredar mengelilingi Matahari).

3. Teori Pasang Surut
Teori pasang surut pertama kali dikemukakan oleh Buffon (1707-1788). Menurut Buffon tata surya berasal dari materi Matahari yang terlempar setelah bertabrakan dengan sebuah komet. Teori ini kemudian diperbaiki oleh Sir James Jeans dan Harold Jeffreys (1919).

Jeans dan Jeffreys mengemukakan bahwa ada sebuah bintang besar yang mendekati Matahari sehingga menyebabkan adanya efek pasang pada kabut Matahari. Bintang tersebut juga yang menimbulkan kekuatan yang dapat menarik dan melepaskan sebagian massa Matahari. Massa yang terlepas dari Matahari itu pecah dan berputar, selanjutnya secara perlahan mendingin menjadi planet-planet dan satelit-satelit seperti yang sekarang. Teori ini lebih sikenal dengan sebutan HipotesisTidal James-Jeffreys.

4. Teori Awan Debu (Proto Planet)
Carl von Weizsaecker pada tahun 1940-an mengemukakan pendapatnya tentang terbentuknya tata surya melalui teorinya yang disebut teori proto planet. Teori proto planet itu kemudian disempurnakan oleh Gerard P. Kuiper pada tahun 1950-an dengan melakukan perbaikan teori-teori sebelumnya. Teori ini paling banyak diterima orang karena dianggap paling memenuhi syarat untuk keadaan yang ditemukan, baik di dalam maupun di luar tata surya. 

Dasar teori proto planet adalah bahwa matahari beserta planetnya (tata surya) berasal dari kabut gas, Kabut gas tersebut tersebar tipis-tipis di angkasa dalam jumlah yang sangat banyak. Karena adanya pengaruh gaya tarik antaramolekul dalam kabut gas tersebut, perlahan-lahan kabut gas menjadi gumpalan-gumpalan yang makin padat. Keadaan terebut disebabkan oleh gerak gas yang berputar tidak beraturan di dalam kumpulan kabut. Namun, secara perlahan gerak tersebut menjadi gerak berputar yang memipihkan dan memadatkan kabut. Salah satu gumpalan mengalami pemampatan di tengah, sedangkan gumpalan-gumpalan yang kecil hanyut di lingkungan sekitarnya. Gumpalan yang berada di tengah itulah yang dikenal sebagai Matahari.

5. Teori Bintang Kembar
Teori bintang kembar dikemukakan oleh seorang ahli astronomi Inggris R.A Lyttleton sekitar tahun 1930-an. Teori itu menyatakan bahwa Matahari dahulu diduga memiliki sebuah bintang sebagai kembarannya. Bintang yang menjadi kembaran Matahari itu kemudian meledak yang mengakibatkan terlempaprnya sejumlah partikel. Partikel yang terlempar tersebut kemudian mendingin membentuk planet-planet dan satelit-satelit yang mengelilingi Matahari.

0 Comments:

Posting Komentar