Sejarah Angka Romawi
Sebelum angka romawi dikenal, telah muncul angka-angka yang dikembangkan oleh penduduk Mesir pada 3000 tahun Sebelum Masehi dan juga bangsa Babylonia di kawasan Mesopotamia pada 1750 Sebelum Masehi.
Angka Romasi sendiri digunakan pada masa romawi kuno yang berdiri abad ke-8 Sebelum Masehi. Tidak banyak literatur yang menyebutkan tentang asal muasal sejarah penemuan angka romawi. Namun diyakini angka romawi di adaptasi oleh angka yang telah digunakan bangsa Etruskan, yakni bangsa yang pertama kali tinggal di Kota Roma sebelum mereka dilenyapkan oleh orang-orang Romawi.
Orang Etruskan menuliskan angka dengan simbol 𐌠, 𐌡, 𐌢, ⋔, 𐌚, dan ⊕ yang kemudian diubah menjadi simbol I, V, X, L, C, dan M pada angka romawi.
Dalam beberapa hipotesis disebutkan bahwa penggunaan angka romawi didasarkan pada penggunaan ranting atau tongkat para penggembala kambing Italia untuk menghitung jumlah ternak gembalaan mereka. Ini cukup berdasar karena simbol-simbol yang muncul pada angka romawi merupakan simbol datar yang dapat dibentuk menggunakan tongkat secara vertikal atau horizontal. Misalnya untuk membentuk X mereka hanya perlu menyilangkan 2 tongkat begitupun dengan simbol-simbol angka lain.
Namun, angka romawi memiliki kelemahan, diantaranya adalah tidak adanya angka nol yang menyulitkan untuk penjumlahan matematika. Kemudian sekitar tahun 800 angka hindu-Arab muncul dan berkembang dengan penggunaan simbol berbeda dan juga angka bilangan Nol.
Angka ini pun menggeser angka Romawi setelah beberapa abad di Eropa dan digunakan sebagai simbol atau angka yang digunakan dalam kehidupan masyarakat dunia sehari-hari, termasuk juga orang Indonesia yang mengenal dalam bentuk 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, dst.
Meskipun begitu, angka romawi masih tetap digunakan pada beragam bidang tertentu. Misalnya penyebutan nama keturunan raja, jam, bab buku, judul film, dll.
Tabel Angka Romawi
romannumerals.site |
Angka romawi sudah jarang digunakan pada angka-angka besar, selain penulisannya cukup sulit, sebagian besar masyarakat juga kurang paham cara pembacaan huruf ini sehingga proses transfer informasi akan menyulitkan.
Namun, umumnya angka romawi masih digunakan pada angka-angka kecil, misalnya 1-10 atau angka belasan.