Revolusi hijau adalah perubahan secara drastis dalam hal sistem pertanian di negara-negara berkembang. Perubahan drastis tersebut terjadi, baik dalam metode maupun jumlah produksi pertanian selama periode 1950-an hinga 1980-an. Metode pertanian mengalami perubahan drastis didasari oleh perkembangan teknologi dan juga pertabahan penduduk yang semakin pesat. Hal ini disertai pula dengan penemuan varietas tanaman unggul, seperti gandum, padi, dan jagung. Berkembangnya teknologi pertanian mengakibatkan peningkatan yang sangat drastis dalam hal produksi pertanian.
Sejak warga Mesopotamia mengenal sistem pertanian belasan ribu tahun yang lalu, sistem pertanian terus mengalami perkembangan. Dikenalnya sistem pertanian menandakan berakhirnya era berburu dan meramu. Membaiknya produksi pangan berujung pada peningkatan pertumbuhan penduduk. Selanjutnya, pertumbuhan penduduk yang semakin besar ikut memicu terjadinya perkembangan teknologi dan budaya.
Perkembangan teknologi pertanian mencapai puncaknya ketika kelaparan melanda Meksiko dan Asia Selatan sekitar abad 20. Kemiskinan dan kelaparan memang merupakan masalah yang tidak bisa dihindari oleh manusia. Hal tersebut merupakan pendapat dari Thomas Robert Malthus (1766-1834). Pendapat tersebut berasal dari hasil penelitiannya mengenai perbandingan pertumbuhan penduduk dengan peningkatan produksi pertanian. Pendapat Malthus ini membuat revolusi hijau mulai mendapat perhatian dunia.
Para ilmuan melakukan penelitian dalam mencari cara menyelamatkan ketersediaan pangan. Penelitian ini dilakukan setelah terjadinya kelaparan di Meksiko dan Asia Selatan. Dipimpin ahli agronomi Amerika, Norman Borlaug, berbagai penelitian dilakukan untuk meneliti varietas gandum dan beras unggul. Selain itu, berdiri pula pusat penelitian internasional. Contohnya adalah International Maize and Wheat Improvement Center (CIMMYT) di Meksiko dan International Rice Research Institute (IRRI) di Filipina. Keduanya disponsori oleh Ford dan Rockfeller Foundation.
Peneltiain yang dipimpin oleh Norman Borlaug yang juga juga merupakan "Bapak Revolusi Hijau" tersebut mengalami kemajuan pesat. Hal ini ditandai keberhasilan produksi serelia dengan penggunaan benih tanaman unggul, sistem irigasi, pupuk sintesis, dan pestisida yang terus mengalami peningkatan ke arah yang lebih baik. Varietas unggul didapat dari persilangan (breeding) antarjenis tanaman atau rekayasa genetika. Rekayasa genetika adalah suatu proses manipulasi gen yang bertujuan untuk mendapat organisme yang unggul.
0 Comments:
Posting Komentar