Gerakan kaum muda lainnya adalah gerakan kepansuan (sekarang dikenal dengan Pramuka), sebuah wadah organisasi yang jauh lebih tertata. Gerakan ini semula dipelopori oleh orang Belanda bernama Baden Powell. Kegiatan kepanduan pertama didirikan di Jakarta pada 1912 dengan mana Nederlandsche Padvinders Organisatie (NPO).
Awalnya, organisasi kepanduan ini hanya diperuntukkan bagi orang kulit putih, kemudian diganti menjadi Nederlands Indische Padivinders Vereeniging (NIPV). Keanggotaannya pun meluas dan terbuka untuk pemuda Indonesia. Sejak saat itu, gerakan kepanduan ini berkembang dengan pesat.
Organisasi ini memberikan banyak latihan keterampilan dan kepemimpinan sehingga banyak disukai oleh kaum muda. Meskipun gerakan ini memiliki asas yang berbeda-beda, seperti asas keagamaan dan kedaerahan, ada satu titik temu yang penting, yaitu nasionalisme Indonesia. Gerakan kepanduan inilah yang menjadi cikal bakal gerakan Pramuka yang ada sekarang.
Pada periode kebangkitan nasional, kalangan perempuan turut menyumbangkan tenaga dan pikiran dalam memperluas dan memperkuat perasaan kebangsaan. Awalnya, kegiatan para perempuan muda ini hanya bersifat sosial dan umumnya menjadi bagian dari organisasi lokal kedaerahan atau keagamaan. Organisasi perempuan pertama yang terbentuk di Indonesia pada 1912 adalah Putri Mardika, bagian dari organisasi Boedi Oetomo. Setelah itu, muncul Kartini Fonds (Dana Kartini) yang diprakarsai oleh Nyonya van Deventer, berhasil mendirikan Sekolah Kartini di beberapa tempat di Indonesia, seperti Batavia (Jakarta), bgor, Semarang, Malang, dan Surabaya. Di Tasikmalaya, terbentuk organisasi perempuan lain yang diberi nama Keutamaan Istri (1913), kemudian di Sumatera Barat, berdiri Kerajinan Amai Setia (KAS) pada 1914. Organisasi-organisasi perempuan dengan cepat berkembang di seluruh Indonesia dan dipimpin oleh para perempuan yang terpelajar. Para perempuan terpelajar ini sempat memperoleh pendidikan di sekolah-sekolah yang didirikan Belanda. Organisasi perempuan ini pun sempat melaksanakan kongres pada 25-28 Desember 1928 di Yogyakarta dan Jakarta pada 1929.
0 Comments:
Posting Komentar