Rabu, 02 Oktober 2024

Pemberontakan Republik Maluku Selatan (RMS)

A. Latar Belakang

Pemberontakan Republik Maluku Selatan (RMS) dipimpin oleh Dr. Christian Robert Soumokil, mantan Jaksa Agung NIT. Pemberontakan ini berupa gerakan separatis yang menolak nilai integrasi dan ingin membentuk negara sendiri yang lepas, baik dari Negara Indonesia Timur (NIT) maupun NKRI.

Pemberontakan ini dimotori oleh para mantan KNIL yang dilatarbelakangi kekhawatiran status mereka terhadap hasil Konferensi Meja Bundar (KMB). Rakyat kemudian dihasut agar menentang terbentuknya kembali NKRI dan menolak kedatangan tentara APRIS/TNI dari Jawa ke Maluku.

B. Jalannya Pemberontakan

Pada 25 April 1950, Soumokil memproklamasikan berdirinya RMS dan menetapkan Ambon sebagai Ibu Kota RMS. Proklamasi tersebut tentu saja mendapat sabutan hangat dari orang-orang Maluku yang pro-Belanda dan para mantan KNIL yang sudah terkena hasutan. Mereka kemudian meneruskan propaganda penolakan terhadap negara kesatuan dan kedatangan APRIS/TNI ke Maluku. Rakyat yang mendukung Republik Indonesia ditangkap dan di penjarakan.

C. Upaya Penumpasan Pemberontakan oleh Pemerintah Indonesia

Pemerintah RIS mencoba untuk mengatasi masalah ini dengan cara damai. Dikirimlah dr. Leimena, tetapi kedatangan ini ditolak oleh Soumokil. Soumkil malah meminta bantuan dan perhatian dari masyarakat internasional, terutama dari Belanda, Amerika Serikat, dan Komisi PBB untuk Indonesia.

Oleh karena usaha melakukan perundingan ini dianggap telah menemui jalan buntu, pemerintah terpaksa memutuskan untuk menumpas RMS dengan kekuatan senjata. Ekspedisi militer yang bertugas menumpas RMS dipimpin oleh Kolonel Kawilarang yang menjabat sebagai panglima tentara dari teritorium Indonesia Timur.

Pada 14 Juli 1950, Gerakan Operasi Militer (GOM) III yang dipimpin Kolonel A.E. Kawilarang dilaksanakan untuk menumpas gerakan separatis tersebut. Salah seorang prajurit TNI, Letnan Kolonel Slamet Riyadi, tewas dalam perjuangan merebut Benteng Nieuw Victoria. Pada 28 September 1950, pasukan APRIS berhasil menguasai kembali Kota Ambon dan situasi kembali kondusif. Banyak tokoh RMS melarikan diri ke Pulau Seram dan selama beberapa tahun kemudian kelompok ini masih terus melakukan serangkaian kekacauan.

0 Comments:

Posting Komentar