Selasa, 08 Oktober 2024

Jalannya Pemberontakan/Gerakan PKI 30 September 1965 (G30S/PKI)

PKI melancarkan aksi kudetanya pada 1 Oktober 1965 dini hari di bawah pimpinan Letnan Kolonel Untung. Sasaran aksi kudeta tersebut adalah perwira-perwira AD yang dianggap sebagai penghalang bagi PKI dalam mencapai tujuannya. Adapun perwira-perwira AD tersebut adalah Jenderal Ahmad Yani, Mayor Jenderal R. Soeprapto, Mayor Jenderal Mas Tirtodarmo Harjono, Mayor Jenderal Siswondo Parman, Brigadir Jenderal Donald Izacus Pandjaitan, Brigadir Jenderal Soetojo Siswomihardjo, dan Jenderal A.H. Nasution.

Upaya penculikan PKI terhadap perwira-perwira AD tidak berjalan sesuai rencana. Jenderal A.H. Nasution berhasil meloloskan diri. Akan tetapi, putrinya, Ade Irma Suryani tewas tertembak dan ajudannya, Letnan Satu Pierre Andries Tandean, turut diculik oleh PKI. Korban lainnya yang tewas aalah Brigadir Polisi Karel Satsuit Tubun, pengawal Perdana Menteri III J. Leimena, yang rumahnya berdekatan dengan rumah Jenderal A. H. Nasution. Perwira-perwira AD yang diculik, kemudian dibawa ke daerah Lubang Buaya hingga akhirnya tewas dan dikubur daam sebuah sumur.

G30S/PKI tidak hanya terjadi di Jakarta, tetapi juga di Yogyakarta. Peristiwa ini menewaskan perwira menangah AD Komandan Korem 072, Kolonel Katamso, dan Kepala Staf Korem 072, Letnan Kolonel Sugiono.

Pada 1 Oktober 1965 pagi, PKI berhasil menguasai Radio Republik Indonesia (RRI) dan Kantor Negara Telekomunikasi. Selanjutnya, PKI menyiarkan berita mengenai G30S/PKI yang telah berhasil menangkap perwira-perwira AD anggota Dewan jenderal yang akan melakukan kudeta terhadap pemerintah. PKI juga telah membentuk Dewan revolusi yang akan dijalankan pemerintahan dan mendemisionerkan Kabinet Dwikora

0 Comments:

Posting Komentar