Pada 2004, dilaksanakan pemilihan umum dalam dua tahap. Tahap pertama memilih anggota legislatir pada 5 April 2004, diikuti oleh 24 partai politik. Lima partai politik berhasil mendapatkan suara terbanyak adalah
- Golkar (24.461.104 atau 21,62% suara)
- PDI-P (20.710.006 atau 18,53% suara)
- PKB (12.002.885 atau 10,57% suara)
- PPP (9.226.444 atau 8,16% suara)
- PAN (7.255.331 atau 6,4% suara)
Berdasarkan perolehan suara tersebut, KPU (Komisi Pemilihan Umum) meloloskan lima pasangan calon presiden dan wakil presiden yang dianggap memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan berdasarkan Keputusan KPU No. 36 Tahun 2004 untuk mengikuti pemilihan presiden dan wakil presiden, yakni:
- Nomor urut 1 : H. Wiranto, S.H. dan Ir. H. Salahuddin Wahid (calon dari Partai Golkar)
- Nomor urut 2 : Hj. Megawati Soeakrnoputri dan K.H. Ahmad Hasyim Muzadi (calon dari PDI-P)
- Nomor urut 3 : Prof. Dr. H. M. Amien Rais dan Dr. Ir. H. Siswono Yudhohusodo (calon dari PAN)
- Nomor urut 4 : H. Susilo Bambang Yudhoyono dan Drs. Muhammad Yusuf Kalla (calon dari Partai Demokrat)
- Nomor urut 5 : Dr.H. Hamzah Haz dan H. Agum Gumelar, M. Sc. (calon dari PPP)
Pemilu presiden dan wakil presiden tahap pertama belum menghasilkan pasangan yang menang secara mutlak. Oleh karena itu, diadakan pemilu presiden dan wakil presiden putaran kedua pada 20 September 2004. Hasil pemilu presiden dan wakil presiden kedua dimenangkan oleh pasangan Susilo Bambang Yudhoyono dan Jusuf Kalla. Dengan demikian, berakhirlah masa pemerintahan Megawati Soekarnoputri.
Pada 20 Oktober 2004, MPR melantik Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Jusuf Kalla (JK) sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI. Tidak lama setelah dilantik, Presiden Indonesia yang ke-6 ini, kemudian membentuk Kabinet Indonesia Bersatu.
Sejak awal pemerintahannya, Presiden SBY memprioritaskan untuk menyelesaikan permasalahan kemiskinan dan pengangguran, serta pemberantasan KKN yang ia canangkan dalam prgoram 100 hari pertama pemerintahannya. Pemerintahan SBY-JK menaikkan harga BBM sebanyak tiga kali, tetapi berhasil menurunkan kembali sebanyak dua kali. Sebagai upaya mengantisipasi rakyat kecil menghadapi kenaikan BBM, disusunlah program BLT (Bantuan Langsung Tunai).
Pemerintahan SBY-JK menaikkan anggaran pendidikan dalam APBN sebanyak 20%. Selain itu, memberikan bantuan BOS (Bantuan Operasional Sekolah) agar pendidikan dapat berjalan lancar. Pemerintahan SBY-JK menghadapi hambatan, terutama dari sektor keamanan nasional, dengan adanya Teror Bom Bali I dan II yang melibatkan teroris Dr. Azahari dan Noordin M. Top.
Dalam hal menghadapi gerakan separatisme, Pemerintahan SBY-JK mencapai keberhasilan dengan kesepakatan damai dengan Gerakan Aceh Merdeka. Pada 28 Januari 2005, pemerintah mengadakan pertemuan dengan GAM di Helsinki, Finlandia, untuk membahas kesepakatan perdamaian antara RI-GAM. Pemerintah Indonesia bersama Gerakan Aceh Merdeka menandatangani nota kesepahaman (MoU) di Helsinki pada 15 Agustus 2005 untuk mengakhiri konflik yang berlangsung lebih dari tiga dekade di Aceh.
Pada 9 April 2009, diadakan pemilu legislatif yang diikuti oleh 44 partai politik (khusus untuk Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, kini Aceh, terdapat enam partai lokal yang ikut dalam pemilu legislatif). Sepuluh partai pemenang pemilu legislatif adalah Partai Demokrat, Golkar, PDIP, PKS, PAN, PPP, PKB, Gerinda, Hanura, dan PBB).
Pada 8 Juli 2009, diadakan pemilu presiden dan wakil presiden yang diikuti oleh tiga pasangan calon, yaitu Megawati Soekarnoputri-Prabowo Subianto, Susilo Bambang Yudhoyono-Budiono, dan Jusuf Kalla-Wiranto. Pemilu presiden dan wakil presiden dimenangkan oleh pasangan Susilo Bambang Yudhoyono-Budiono.
Pada 21 Oktober 2009, Presiden SBY membentuk Kabinet Indonesia Bersatu II. Selama periode pemerintahannya, SBY-Budiono banyak menuai pro dan kontra di masyarakat dan kritikan dari berbagai pihak. Namun, pemerintahan SBY-Budiono pun menuai keberhasilan, seperti meningkatnya indeks pembangunan manusia Indonesia. Hal ini terlihat pada meningkatnya angka partisipasi pendidikan menengah dan tinggi, angka harapan hidup, dan terus menurunnya tingkat kematian bayi, serta ibu melahirkan. Begitu juga dengan pendapatan per kapita yang terlihat dari semakin meningkatnya kelas menengah di Indonesia.
Pada 2014, diadakan pemilu legislatif dan pemilu presiden berikutnya. Karena Presiden SBY sudah dua kali menjabat sebagai presiden RI, ia tidak diperbolehkan mengikuti kembali. Pemilihan umum legislatif dilakukan 9 April 2014 untuk memilih anggota DPR, DPRD, dan DPD. Diikuti oleh dua belas partai politik peserta pemilu.
Pemilihan presiden dan wakil presiden diadakan pada 9 Juli 2014 dengan Prabowo-Hatta, Joko Widodo-Jusuf Kalla sebagai calonnya. Setelah dilakukan pemilu, hasil resminya diumumkan KPU pada 22 Juli 2014. Selanjutnya, pada 20 Oktober 2014, Joko Widodo dan Jusuf Kalla dilantik menjadi Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia selanjutnya.
0 Comments:
Posting Komentar