Jumat, 04 Oktober 2024

10 Hewan yang Terancam Punah di Indonesia

Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang sangat kaya, namun banyak spesies hewan yang terancam punah akibat kerusakan, perburuan, dan perubahan lingkungan. Berikut beberapa hewan yang terancam punah di Indonesia.


1. Orangutan Sumatera (Pongo Abelii) dan Orangutan Kalimantan (Pongo Pygmaeus)

Orangutan Sumatera dan Orangutan Kalimantan adalah dua spesies orangutan yang hidup di Indonesia. Keduanya merupakan bagian dari keluarga kera besar (Great Apes) dan memiliki karakteristik serta tantangan konservasi yang mirip, tetapi juga memiliki perbedaan penting. 

Orangutan adalah spesies yang sangat penting untuk ekosistem hutan tropis Indonesia karena peran mereka dalam penyebaran biji-bijian, yang membantu menjaga keanekaragaman hayati. Konservasi mereka tidak hanya penting utuk keberlanjutan spesies mereka sendiri, tetapi juga untuk keberlanjutan hutan-hutan di Indonesia.

Ancaman yang Dihadapi Kedua Spesies:

  1. Kehilangan habitat : penebangan hutan untuk kayu dan pembukaan lahan untuk perkebunan kelapa sawit adalah ancaman terbesar
  2. Perburuan dan Perdagangan Ilegal : orangutan sering diburu untuk dijadikan hewan peliharaan, meskipun tindakan ini ilegal.
  3. Fragmentasi Habitat : Pembagunan jalan dan perkebunan menyebabkan habitat mereka terpecah-pecah, mangurangi kemampuan mereka untuk berpindah dan mencari makanan
  4. Kebakaran Hutan : kebakaran hutan yang sering terjadi, terutama di Kalimantan, menghancurkan habitat mereka.

Upaya Konservasi :

  1. Perlindungan Habitat : pembentukan dan perluasan taman nasional serta kawasan konservasi.
  2. Penegakan Hukum : peningkatan upaya untuk menghentikan perburuan dan perdagangan ilegal
  3. Rehabilitasi dan Reintroduksi : pusat rehabilitasi untuk orangutan yatim piatu atau terlantar dan prgoram reintroduksi ke habitat alami.
  4. Edukasi dan Kesadaran Masyarakat : meningkatkan kesadaran masyarakat lokal dan internasional tentang pentingnya konservasi orangutan.

Orangutan Sumatera (Pongo Abelii)

Orangutan Sumatera
sumber : ar.inspiredpencil.com
Habitat : 
  • Orangutan Sumatera hanya ditemukan di Pulau Sumatera, terutama di hutan-hutan hujan tropis di bagian utara pulau ini, seperti di Taman Nasional HGunung Leuser dan kawasan ekosistem Leuser.
  • Mereka hidup di dataran rendah, hutan rawa, dan hutan pegunungan.
Ciri-ciri Fisik :
  • Memiliki tubuh yang lebih kecil dibandingkan dengan orangutan Kalimantan
  • Rambut mereka lebih panjang dan tebal dengan warna kemerahan yang cerah
  • Muka orangutan Sumatera cendeung lebih lonjong, dan jantan dewasa memiliki kantong pipi yang kurang berkembang dibandingkan dengan orangutan Kalimantan
Perilaku :
  • Lebih arboreal (hidup di pohon) dibandingkan orangutan Kalimantan. Mereka jarang turun ke tanah karena adanya predator seperti harimau
  • Memakan buah-buahan, daun, kulit pohon, bunga, dan serangga. Kadang-kadang mereka juga mengonsumsi madu dan telur burung.
  • Memiliki pola hidup soliter (sendiri), kecuali betina dengananaknya atau kelompok kecil dalam waktu singkat.
Status Konservasi
  • Orangutan Sumatera diklasifikasikan sebagai "Critically Endagered" (Kritis) oleh IUCN (Internatinal Union for Conservation of Nature atau Persatuan Internasional untuk Konservasi Alam). Populasi mereka terus menurun akibat perusakan habitat, terutama karena deforestasi untuk perkebunan kelapa sawit, penebangan hutan, serta perburuan ilegal.

Orangutan Kalimantan (Pongo Pygmaeus)

Habitat :
  • Orangutan Kalimantan hidup di Pulau Kalimantan yang wilayahnya dibagi antara Indonesia, malaysia, dan Brunei
  • Mereka tersebar di berbagai habitat, termasuk hutan dataran rendah, hutan rawa, dan hutan pegunungan.
Ciri-ciri Fisik:
  • Orangutan Kalimantan cenderung lebih besar daripada orangutan Sumatera
  • Rambut mereka lebih pendek dan warnanya juga kemerahan, tetapi sering kali lebih gelap.
  • Jantan dewasa memiliki kantong pipi (flange) yang lebih besar dan bulat serta kantong tenggorokan yang digunakan untuk membuat suara panggilan jauh.
Perilaku:
  • Meskipun juga arboreal, mereka lebih sering turun ke tanah dibandingkan orangutan Sumatera, karena tidak ada predator besar seperti harimau di Kalimantan
  • Mereka juga pemakan buah-buahan, tetapi lebih fleksibel dalam dietnya dan bisa mengonsumsi lebih banyak jenis makanan, termasuk biji-bijian, kulit kayu, dan kadang-kadang madu.
Status Konservasi :
  • Orangutan Kalimantan juga terancam dan diklasifikasikan sebagai "Endangered" (Terancam Punah) oleh IUCN. Ancaman utama bagi mereka adalah deforestasi untuk perkebunan kelapa sawit, penebangan liar, kebakaran hutan, dan perdagangan hewan ilegal.

2. Harimau Sumatera (Panthera Tigris Sumatrae)

Habitat : Hutan di Pulau Sumatera
Ancaman : Perburuan dan kehilangan habitat
Harimau Sumatera
sumber : rimbakita.com

3. Badak Jawa (Rhinoceros Sondaicus)

Habitat : Taman Nasional Ujung Kulon, Jawa Barat
Ancaman : Habitat yang sangat terbatas dan perburuan
Badak Jawa
sumber : oentung.com

4. Badak Sumatera (Dicerorhinus Sumatrensis)

Habitat : Hutan di Sumatera dan Kalimantan
Ancaman : Perburuan dan deforestasi
Badak Sumatera
sumber : rimbakita.com

5. Gajah Sumatera (Elphas Maximux Sumatranus)

Habitat : Hutan di Pulau Sumatra
Ancaman : Deforestasi dan konflik dengan manusia
Gajah Sumatera
sumber : rimbakita.com

6. Anoa (Bubalus Quarlesi dan Bubalus Depressicornis)

Habibat : Hutan di Sulawesi
Ancaman : Perburuan dan kehilangan habitat
Anoa
sumber : mediatani.co

7. Burung Cendrawasih (Paradisaeidae)

Habitat : Hutan Papua
Ancaman : Perburuan untuk perdagangan dan kehilangan habitat
Burung Cendrawasih
sumber : petpintar.com

8. Jalak Bali (Leucopsar Rothschildi)

Habitat : Hutan di Bali
Ancaman : Perburuan untuk perdagangan ilegal
Jalak Bali
sumber : www.baliorti.com


9. Macan Tutul Jawa (Panthera Pardus Melas)

Habitat : Hutan di Pulau Jawa
Ancaman : Deforestasi dan perburuan
Macan Tutul Jawa
sumber : bobo.grid.id


10. Elang Flores (Nisaetus Floris)

Habitat : Pulau Flores dan Lombok
Ancaman : Deforestasi dan perburuan
Elang Flores
sumber : burungue.blogspot.com


Baca Juga : tentang deforestasi (klik disini)

0 Comments:

Posting Komentar