Sebelum membahas berbagai upaya gerakan disintegrasi bangsa yang tercatat sepanjang sejarah Indonesia, penting untuk memahami pengertian integrasi. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, integrasi adalah pembauran hingga menjadi kesatuan yang utuh atau bulat. Menurut sejarawan politik dari Inggris, Wiliam Howard Wriggins (1996), integrasi berarti penyatuan bangsa (suku) berbeda dari suatu masyarakat menjadi satu kesatuan yang utuh untuk menjadi satu bangsa.
Berdasarkan cakupan wilayah, muncul istilah integrasi nasional atau bangsa. Bangsa (nation) adalah kelompok manusia yang heterogen (beraneka ragam) sifatnya, tetapi memiliki kehendak yang sama dengan menempati daerah tertentu dan bersifat permanen. Menurut Ernest Renan, bangsa terbentuk dari orang-orang yang mempunyai latar belakang sejarah, pengalaman sejarah yang sama, dan perjuangan, serta hasrat untuk bersatu. Adapun Clifford Geertz, mendefinisikan bahwa bangsa merupakan kumpulan orang dengan bahasa, sejarah, dan tanah yang sama.
Berdasarkan berbagai definisi tersebut, dapat dikatakan bahwa integrasi nasional atau bangsa adalah usaha atau proses mempersatukan perbedaan-perbedaan dalam suatu negara berdasarkan bahasa, darah, sejarah, tanah, dan tujuan yang sama sehingga tercapai keserasian dan keselarasan nasional. Terwujudnya integrasi dalam cakupan nasional penting bagi sebuah negara untuk mempertahankan keutuhan dan kedaulatannya. Indonesia yang terdiri dari berbagai suku bangsa dibentuk berdasarkan ikatan bersama karena memiliki kesamaan sejarah, yaitu sama-sama pernah dijajah oleh Belanda.
Masyarakat yang terintegrasi merupakan harapan setiap negara, terutama yang memiliki wilayah yang luas dan keragaman penduduk di beberapa aspek kehidupan. Masyarakat yang mampu membangun integrasi nasional memiliki kekuatan dalam mempertahankan kedaulatan bangsa dan membangun kejayaan nasional. Kekuatan tersebut merupakan kondisi yang penting untuk mencapai tujuan nasional yang diharapkan. Ketika di dalam masyarakat sering terjadi pertentangan atau konflik, akibatnya akan lebih banyak kerugian, baik fisik maupun mental. Keadaan tersebut dapat mengganggu stabilitas pemerintahan negara dan mengancam integritas bangsa. Negara yang masyarakatnya tidak terintegrasi akan sulit dalam mencapai tujuan nasional yang diharapkan.
Terdapat beberapa faktor yang mendorong dan menghambat terwujudnya integrasi nasional di Indonesia. Berikut ini sejumlah faktor yang dapat mendorong terwujudnya integrasi nasional di Indonesia.
- Menurut Ernest Renan faktor pendorong terwujudnya integrasi adalah perasaan senasib dan mempunyai tujuan yang sama.
- Kekuasaan kolonialisme Belanda selama kurang lebih 350 tahun telah banyak memberikan andil bagi terbentuknya integrasi nasional. Hal ini sebagai akibat adanya persamaan nasib dalam sejarah, yaitu sebagai bangsa yang sama-sama dijajah oleh Belanda dan memiliki cita-cita yang sama. Cita-cita tersebut adalah melepaskan diri dari pengaruh kekuasaan Belanda untuk menjadi bangsa yang merdeka dan berdaulat.
- Keinginan bersatu, seperti telah dinyatakan dalam Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928.
- Rasa cinta tanah air dan bangsa yang diwujudkan dalam upaya memperoleh kemerdekaan, menegakkan kedaulatan, baik melalui perlawanan dan perjuangan bersenjata maupun perjuangan diplomasi melalui meja perundingan.
Adapun sejumlah faktor yang dapat menghambat terwujudnya integrasi nasional di Indonesia adalah sebagai berikut.
- Masih adanya etnosentrisme, yaitu sikap atau pandangan yang berpangkal pada masyarakat dan kebudayaan sendiri, biasanya disertai dengan sikap dan pandangan yang meremehkan masyarakat dan kebudayaan lain.
- Tidak meluasnya pembangunan ekonomi dan infrastruktur sehingga mendorong munculnya ketidakpuasan daerah terhadap pemerintah pusat.
0 Comments:
Posting Komentar