Selasa, 10 September 2024

Pemberontakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII) - Jawa Timur

Latar Belakang

Pemberontakan DI/TII Jawa Tengah dipimpin oleh Amir Fatah, komandan laskar Hizbullah di Tulangan dan Mojokerto. Pemberontakan ini dilatarbelakangi kekecewaan terhadap hasil Persetujuan Renville yang memaksa TNI dan laskar perjuangan hijrah ke wilayah RI di Yogyakarta.

Jalannya Pemberontakan

Pada Agustus 1948, Amir Fatah membawa tiga kompi pasukan Hizbullah ke Pekalongan yang sudah ditinggalkan oleh TNI akibat Persetujuan Renville. Ia kemudian mendirikan Majelis Islam dan pasukan bersenjata Muhajidin sebagai upaya untuk menghimpun kekuatan. 

Amir Fatah kemudian ditunjuk oleh Kartosuwirjo sebagai pemimpin Darul Islam di Jawa Tengah. Pada 23 Agustus 1949, Amir memproklamasikan berdirinya Negara Islam Jawa Tengah sebagai bagian dari Negara Islam pimpinan Kartosuwirjo, Bumiayu dijadikan sebagai basis pertahanannya. Pasukan Amir kemudian melakukan serangan terhadap pos-pos TNI, termasuk pos-pos TNI di Kota Pekalongan. Akibat serangan pasukan Amir, Komisaris Bambang Supeno gugur.

Upaya Penumpasan Pemberontakan oleh Pemerintah Indonesia

Pada tahun 1950, TNI membentuk Gerakan Banteng Negara (GBN) di bawah komando Letnan Kolonel Sarbini (kemudian digantikan Letnan Kolonel Bachrun). Dibertuknya GBN ini bertujuan memisahkan DI Jawa Tengah dan Jawa Timur. Dalam operasinya, GBN berhasil menghentikan pemberontakan DI Jawa Tengah. Amir Fatah pun berhasil ditangkap pada 22 Desember 1950.

0 Comments:

Posting Komentar