Latar Belakang
Pada masa Perang Kemerdekaan, banyak lahir laskar di Sulawei Selatan yang berjuan secara bergerilya menghadapi Belanda. Sesudah perang, para laskar tersebut bergabung dan membentuk Kesatuan Gerilya Sulawesi Selatan (KGSS). KGSS meminta agar para gerilyawan secara keseluruhan menjadi anggota TNI/APRIS dan dijadikan Divisi (Brigade) Hasanuddin dengan Kahar Muzakkar sebagai panglimanya. Tuntutan terebut ditolak pemerintah pusat dengan alasan anggota KGSS yang memenuhi syarat saja yang dapat diterima sebagai anggota TNI. Adapun yang tidak memenuhi syarat akan dimasukkan ke Korps Cadangan Nasional. Hal tersebut membuat Kahar Muzakkar dan pengikutnya kecewa.
Jalannya Pemberontakan
Pada 16 Agustur 1951, karena kecewa tuntutannya tidak dipenuhi, Kahar Muzakkar mengajak pengikutnya masuk hutan dengan membawa senjata. Selanjutnya, pada 7 Agustus 1953, Kahar Muzakkar menyatakan daerah Sulawesi Selatan menjadi bagian Darul Islam pimpinan Kartosuwirjo dan pasukannya berganti nama menjadi Tentara Islam Indonesia (TII).
Upaya Penumpasan Pemberontakan oleh Pemerintah Indonesia
Jalannya pemberontakan DI/TII yang berlangsung di Sulawesi Selatan ini juga bertahan cukup lama. Pemberontakan baru berakhir setelah Kahar Muzakkar tewas tertembak dalam operasi militer yang dilancarkan TNI pada 3 februari 1965.
0 Comments:
Posting Komentar