Selasa, 14 Mei 2024

Inflasi

1. Pengertian Inflasi

Setelah kalian memahami indeks harga, materi selanjutnya yang akan dipelajari adalah inflasi. Indeks harga merupakan indikator yang dapat digunakan untuk menentukan tingkat inflasi. Seiring bertambahnya waktu, jumlah barang dan jasa yang dibeli dengan uang tertentu semakin berkurang. Kondisi tersebut merupakan sebuah fenomena yang disebut dengan inflasi.

Menurut Badan Pusat Statistik (www.bps.go.id), inflasi adalah kecenderungan naiknya harga barang dan jasa pada umumnya yang berlangsung secara terus menerus di dalam suatu perekonomian. Jika harga barang dan jasa di dalam negeri meningkat, maka inflasi mengalami kenaikan. Naiknya harga barang dan jasa tersebut menyebabkan turunnya nilai uang. Dengan demikian, inflasi dapat juga diartikan sebagai penurunan nilai uang terhadap nilai barang dan jasa secara umum.

Secara umum kondisi inflasi terjadi jika:

a. Terjadi kenaikan harga

Ketika harga mengalami kenaikan, maka akan mengakibatkan jumlah peredaran uang naik, jumlah peredaran uang yang semakin naik, akan mengakibatkan berkurangnya nilai uang.

b. Bersifat umum

Maksudnya adalah kenaikan harga terjadi pada semua barang. Apabila kenaikan harga terjadi hanya pada satu atau dua jenis barang itu belum termasuk inflasi. Dengan kata lain, inflasi harus menggambarkan kenaikan harga sejumlah besar barang dan jasa yang dipergunakan atau dikonsumsi dalam suatu perekonomian.

c. Berlangsung secara terus-menerus

Kenaikan yang bersifat umum belum akan menimbulkan inflasi, jika terjadinya hanya sesaat. Oleh karena itu, perhitungan inflasi dilakukan dalam rentang waktu minimal bulanan. Sebab, dalam sebulan akan terlihat apakah kenaikan harga bersifat umum dan terus-menerus atau tidak. Apabila kenaikan harganya hanya rentang harian, belum termasuk kategori inflasi.

2. Penyebab Inflasi

Terdapat dua penyebab inflasi, yaitu:

a. Tarikan permintaan (Demand pull inflation)

Inflasi disebabkan karena adanya tarikan permintaan barang dan jasa yang lebih tinggi dibandingkan denga kapasitas produksi. Dengan kata lain, penawaran barang lebih sedikit dibandingkan dengan permintaannya yang pada akhirnya menjadikan harga semakin tinggi. Hal ini tercermin dari perilaku pembentukan harga di tingkat produsen dan pedagang terutama pada saat menjelang hari-hari besar keagamaan (lebaran, natal, dan tahun baru)

b. Kenaikan biaya (Cost pull inflation)

Inflasi ini disebabkan oleh kenaikan biaya produksi. Misalnya disebabkan adanya kenaikan bahan bakar ataupun kenaikan upah tenaga kerja. Selain itu, faktor yang menyebabkan terjadinya cost pull inflation yaitu depresiasi nilai tukar, adanya peningkatan harga-harga komoditas yang diatur oleh pemerintah, dan terjadinya kekurangan stok akibat bencana alam dan terganggunya distribusi.

3. Jenis-jenis Inflasi

Berdasarkan penyebabnya terdapat dua jenis inflasi, yaitu: 

  • Tarikan permintaan (demand pull inflation)
  • Kenaikan biaya produksi (cost push inflation)
Berdasarkan tingkat keparahan, inflasi dapat digolongkan sebagai berikut:
  • Inflasi ringan (di bawah 10%)
  • Inflassi sedang (antara 10% s/d 30%)
  • Inflasi berat (antara 30% s/d 100%)
  • Hiperinflasi (di atas 100%)
Berdasarkan asalnya, inflasi terdiri dari:
  • Inflasi domestik atau inflasi dalam negeri (domestic inflation): jenis inflasi ini dapat terjadai karena defisitnya anggaran belanja negara yang diatasi dengan mencetak uang baru. Ketika pemerintah mencetak uang baru, maka akan mengakibatkan jumlah peredaran uang naik sehingga nilai uang menjadi semakin turun.
  • Inflasi luar negeri (import inflation) : jenis inflasi yang terjadi karena naiknya harga barang impor, karena adanya kenaikan harga di negara asal barang tersebut diproduksi.

4. Menghitung Inflasi

Salah datu indikator yang bisa digunakan untuk menghitung laju inflasi adalah dengan menggunakan indeks harga konsumen (IHK). Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung laju inflasi yaitu:
(masukan rumus)

0 Comments:

Posting Komentar