Senin, 22 April 2024

Sejarah Koperasi

Koperasi di Indonesi lahir dari sistem kapitalisme yang menyengsarakan kehidupan rakyat. Adanya penderitaan dan kemiskinan tersebut, mendorong seseorag yang bernama Raden Aria Wiria Atmaja yang berasalh dari Purwokerto untuk mendirikn sebuah bank untuk membantu kehidupan rakyat dan membantu pegawai negeri yang terjerat hutang rentenir dengan bunga tinggi pada tahun 1896. Pada saat itu, Raden Aria Wirya Atmaja mendirikan sebuah bank untuk pegawai negeri yang diberi nama Bank Pertolongan Tabungan. Sistem yang dipakai adalah dengan mengadopsi sistem koperasi kredit dari Jerman. Setelah beberapa lama, bank tersebut diubah menjadi koperasi.

Pada tahun 1908, Raden Suetomo melalui Budi Utomo berusaha mengembangkan koperasi. Akan tetapi, usdaha tersebut tidak berhasil karena tidak mendapatkan dukungan dari rakyat. Hal ini disebabkan karena masih rendahnya kesadaran masyarakat terhadap koperasi. Pada tahun 1913, Serikat Dagang Islam (SDI) yang kemudian berganti nama menjadi Serikat Islam (SI), menjadi pelopor berdirinya koperasi industri kecil dan kerajinan. Koperasi ini pun tidak bertahan lama disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya karena masih rendahnya pendidikan, kurangnya penyuluhan koperasi, dan sedikitnya pimpinan koperasi pada saat itu.

Setelah itu, perkembangan koperasi di Indonesia menunjukkan tanda-tanda yang menggembirakan. Pada tahun 1939, koperasi di Indonesia tumbuh pesat mencapai 1712 unit koperasi. Dari sekian banyak jumlah koperasi, sebanyak 172 terdaftar di pemerintah dengan jumlah anggota mencapai 14.134 orang. Pada tanggal 12 Juli 1947, untuk pertama kalinya gerakan koperasi di Indonesia mengadakan kongres koperasi pertama di Kota Tasikmalaya, tanggal tersebut kemudian diperingati sebagai hari lahirnya koperasi. Koperasi kembali terombang-ambing setelah Indonesia menerapkan sistem demokrasi liberal pada tahun 1945-1967.

0 Comments:

Posting Komentar