Sabtu, 23 Maret 2024

Batu Bara - Energi Tidak Terbarukan

Energi juga dapat diklasifikasikan berdasarkan ketersediaannya yaitu sumber energi tidak terbarukan dan sumber energi terbarukan.

Energi Tidak Terbarukan

Energi tidak terbarukan adalah energi yang dihasilkan oleh sumber energi yang ketersediaanya terbatas di alam. Jika telah habis, sumber energi ini tidak dapat diperbarui kembali. Contoh sumber energi tidak terbarukan adalah batu bara, minyak bumi, dan gas alam.

Batu Bara

Batu bara merupakan salah satu bahan bakar fosil yang terbentuk dari batuan sedimen yang berasal dari sisa tumbuhan pada masa prasejarah. Selain itu, batu bara merupakan senyawa hidrokarbon yang dapat dibakar, memiliki bentuk fisik seperti batu, dan berwaarna hitam. Umumnya, unsur utama batu bara terdiri atas hidrogen, karbon, dan oksigen. 

Batu bara terbentuk melalui proses pembatubaraan (coalification). Pada proses tersebut terjadi penggabungan proses biologi, kimia, dan fisika. Kualitas setiap batu bara ditentukan oleh tiga faktor, yaitu suhu, lama waktu pembentukan, dan tekanan. Berikut adalah jenis-jenis batu bara berdasarkan kualitasnya.

  1. Lignit (batu bara muda) umumnya memiliki kandungan kalori sekitar 2500 kkal/kg dan kandungan air sekitar 35%-75%.
  2. Sub-bituminous adalah batu bara yang memiliki kandungan kalori sekitar 2500-4000 kkal/kg dan kandungan air 25%-35%. Batu bara sub-bituminous mengalami pengaruh suhu dan tekanan secara terus-menerus selama jutaan tahun.
  3. Bituminous adalah batu bara yang mengandung kalori sekitar 4000-5000 kkal/kg dan kandungan air sekitar 10%-25%. Batu bara bituminous terbentuk karena terjadi perubahan kimia dan fisika sehingga batu bara menjadi lebih keras dan berwarna lebih hitam.
  4. Antrasit merupakan jenis batu bara yang memiliki kandungan kalori di atas 5000 kkal/kg dan kandungan air dibawah 10%. Selain itu, jenis batu bara antrasit merupakan jenis batu bara dengan kualitas tertinggi dan berwarna hitam berkilau.
Potensi batu bara di Indonesia sebagian besar tersebar di Pulau Kalimantan dan Pulau Sumattra serta sebagian kecil tersebar di Pulau Sulawesi, Papua, dan Jawa. Oleh sebab itu, Indonesia merupakan salah satu negara produsen batu bara. Pada tahun 2013, Bagan Geologi Kementrian ESDM melaporkan Indonesia memiliki cadangan batu bara sebanyak 31 milyar ton. Saat ini, eksplorasi dan eksploitasi terbesar dilakukan di Pulau Kalimantan.

Dalam bidang industri, pemanfaatan batu bara dibagi menjadi dua jenis, yaitu coking coal dan thermal coal. Coking coal merupakan batu bara yang dimanfaatkan sebagai bahan baku proses peleburan baja dan besi, sedangkan thermal coal adalah batu bara yang dimanfaatkan untuk pembangkit listrik. Pembangkit listrik yang memanfaatkan batu bara adalah Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU).

Panas yang dihasilkan dari pembakaran batu bara digunakan untuk memanaskan air sehingga menghasilkan uap. Selanjutnya, uap tersebut digunakan untuk menggerakan turbin yang akan memutar generator sehingga dapat menghasilkan energi listrik.

Konsumsi listrik di Indonesia akan terus meningkat dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi. Pada tahun 2014-2017, konsumsi listrik di Indonesia meningkat sekitar 26%. Untuk memenuhi kebutuhan listrik tersebut, Indonesia sangat bergantung dengan pembangkit listrik yang bersumber dari fosil. Batu bara merupakan sumber eneergi terbesar untuk pembangkit listrik di Indonesia saat ini, yaiitu sekitar 60%.

0 Comments:

Posting Komentar