Sabtu, 03 Agustus 2019

Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia

Setelah Jepang kalah dari Sekutu, maka pasukan Sekutu yang tergabung dalam AFNEI segera tiba di Indonesia dengan diboncengi NICA. Tugas AFNEI di antaranya membebaskan tawanan perang dan menerima penyerahan kekuasaan dari tangan Jepang. Ternyata tugas tersebut tidak sesuai rencana. Buktinya adalah Sekutu berusaha membantu Belanda untuk menjajah Indonesia kembali.

Dalam rangka mengusir Belanda dari Indonesia ditempuh dengan jalan perjuangan diplomasi. Perjuangan diplomasi tersebut antara lain: Perundingan Hooge Veluwe, Perundingan Linggarjadi, dan selanjutnya berturut-turut Perundingan Renville, Perundingan Rum-Royen, Konferensi Inter Indonesia, serta Perundingan Meja Bundar.

Untuk persiapan Negara RIS, pada tanggal 15-16 Desember 1949, Moh. Roem memimpin sidang Panitia Pemilihan Nasional (PPN) di Jakarta. Keputusan sidang PPN yaitu memilih Ir Soekarno sebagai presiden RIS dan Drs. Moh. Hatta sebagai wakilnya, serta sebagai pemangku jabatan (acting) presiden Republik Indonesia yaitu Mr. Assat. Pengakuan kedaulatan dilaksanakan tanggal 27 Desember 1949 di tiga tempat yaitu di Belanda, Jakarta, dan Yogyakarta.

Aktivitas perjuangan bersenjata untuk mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia terjadi di berbagai daerah. Aktivitas bersenjata tersebut antara lain: Insiden Bendera Hotel Yamato, Pertempuran 10 November 1945 di Surabaya, Pertempuran Ambarawa, Puputan Margarana di Bali, Peristiwa Merah Putih di Minahasa, Pertempuran Medan Area, dan Pertempuran Lima Hari Lima Malam di Palembang.

0 Comments:

Posting Komentar