Senin, 12 Agustus 2019

Berbagai Peristiwa Tragedi Nasional

Pada tanggal 18 September 1948 terjadi pemberontakan PKI Madiun yang dipimpin oleh Muso dan Amir Syarifudin. Di Tasikmalaya, Jawa Barat pada tanggal 7 Agustus 1949 Sekarmaji Marijan Kartosuwiryo memproklamasikan berdirinya Negara Islam Indonesia (NII). NII juga disebut Darul Islam (DI), mempunyai kekuatan utama Tentara Islam Indoneisa (TII). Pengaruh DI/TII meuas sampai ke Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, Aceh, dan Kalimanta Selatan. DI/TII Jawa Tengah merajalela di daerah Tegal, Brebes dan Kebumen. DI/TII Jawa Tengah ditumpas dengan operasi militer. Pemberontakan DI/TII Sulawesi Selatan dipimpin oleh Kahar Muzakar. Pada bulan Februari 1965 DI/TII di Sulawesi Selatan dapat ditumpas. Kahar Muzakar ditembak mati. Daud Beureueuh memimpin pemberontakan DI?TII di Aceh. Pemberontakan Daud Beureeuh berhasil diselesaikan denan "Musyawarah Kerukunan Rakyat Aceh" pada bulan Desember 1960. Di Kalimantan Selatan, Ibnu Hajar memimpin pemberontakan DI/TII. Pada tahun 1959 Ibnu Hajar tertangkap, pasukannya dihancurkan. DI/TII Kartosuwiryo di Jawa Barat ditumpas dengan Operasi Pagar Betis dan Bratayudha. Sekarmaji Marijan Kartosuwiryo tertangkap, diadili, dan dihukum mati.

Menjelang kembali ke Negara Kesatuan Republik Indonesia, meletus pemberontakan Angkatan Perang ratu Adil (APRA) di Bandung di bawah pimpinan Westerling dan Sultan Hamid II. APRA menyerbu kota Bandung dan menembak setiap anggota TNI yang dijumpainya. Berkat bantuan kesatuan polisi dari Jawa Tengah dan Jawa Timur yang pada waktu itu berada di Jaakarta, gerombolan APRA berhasil digempur dan diusir dari kota Bandung.

Pada tanggal 5 April 150 Andi Azis mengadakan pemberontakan di Makasar dengan menyerang Markas Teritorium Indonesia Timur dan menawan Letnan Kolonel Ahmad Yunus Mokoginta Pemberontakan Andi Azis dapat diatasi, muncul pemberontakan Republik Maluku Selatan (RMS). RMS diproklamasikan oleh Soumokil pada tanggal 25 April 1950. Untuk menumpas pemberontakan RMS dikirim pasukan di bawah pimpinan Kolonel Alex Kawilarang. Pos-pos penting RMS direbut. Dalam pertempuran jarak dekat memperebutkan benteng Nieuw Victoria. Letnan Kolonel Slamet RIyadi dan Letnan Kolonel Sudiarto gugur. Akhirnya Soumokil dapat ditangkap, sehingga berakhirlah pemberontakan RMS.

Di Sumatra, pada tanggal 15 Februari 158 Ahmad Husein mengumumkan berdirinya Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) dan menyatakan putus hubungan dengan Pemerintah Pusat. GErakan itu didukung Piagam Perjuangan Semesta (Permesta). Untuk menumpas pemberontakan PRRI, pemerintah melancarkan beberapa operasi militer, diantaranya adalah Operasi 17 Agustus di bawah pimpinan Kolonel Ahmad Yani. Permesta ditumpas dengan Operaasi Merdeka di bawah pimpinan Letnan Kolonel Rukmito Hendraningrat.

Pada tanggal 30 September 1965, G 30 S/PKI telah mengadakan persiapan terakhir. Tepat tanggal 1Oktober 1965 dini hari G 30 S/PKI menculik dan membunuh enam perwira tinggi TNI AD di Jakarta. Para korban keganasan G 30 S/PKI itu ialah:

  1. Letnan Achmad Yani
  2. Mayjen Supranto
  3. Mayjen MT. Haryono
  4. Mayjen S. Parman
  5. Brigjen DI. Panjaitan
  6. Brigjen Sutoyo Siswomiharjo
Korban lainnya adalah Lettu Piere Tendean dan Peltu Polisi Karel Satsuit Tubun. Di Yogyakarta S 30 S/PKI menculik dan membunuh Kolonel Katamso dan Letnan Kolonel Sugiyono.

Pada hari tanggal 1 Oktober 1965, G 30 S/PKI menguasai studio RRI Pusat dan Kantor Pusat Telekomunikasi. Melalui RRI Pusat, G 30 S/PKI mengumumkan pendemisioneran Kabinet Dwikora dan pembentukan Dewan Revolusi. PKI nyata-nyata memberontak dan merebut kekuasaan pemerintah yang sah. Pangkostrad Mayor Jenderal Suharto segera bertindak. Beliau memerintah Komandan RPKAD Kolonen Sarwo Edi Wibow untuk merebut kembali studio RRI pusat dan kantor pusat telekomunikasi. Hanya dalam waktu 20 menit kedua kantor tersebut dapat dikuasai kembali. Kota Jakarta dan sekitarnya dapat dikuasai oleh para prajurit di bawah pimpinan Mayor Jenderal Suharto. Bersama rakyat, ABRI melanjutkan pembersihan sisa-sisa G 20 S/PKI di seluruh Indonesia.

0 Comments:

Posting Komentar