Selasa, 09 Juli 2019

Keadaan Sosial Negara Tetangga

Gejala sosial timbul di Indonesia terutama akibat dari pertumbuhan penduduk yang tinggi. Masalah-masalah sosial seperti di Indonesia juga timbul di negara-negara tetangga, seperti singapura, Brunei Darussalam, Malaysia, dan Filipina.

Permasalah di masing-masing negara tetangga tergantung besar kecilnya jumlah penduduk, persebaran, dan mutu penduduknya. Secara umum masalah yang dihadapi meliputi kemiskinan, kualitas penduduk, pendidikan, pengangguran, dan kejahatan.

a. Keadaan Sosial di Singapura
Penduduk Singapura terdiri atas bermacam-macam suku bangsa diantaranya suku bangsa Cina, Melayu, India, Pakistan, Arab, Srilanka, dan Bangladesh. Namun jumlah penduduk terbesar dari suku bangsa Cina. Penduduk asli Singapura adalah orang Melayu.

Penduduk Singapura hidup dari perdagangan, perhubungan, dan perindustrian. Jumlah penduduk Singapura pada tahun 2006 adalah 4,5 juta jiwa. Akibatnya kepadatan penduduk yang tinggi menimbulkan masalah kesempatan kerja dan masalah tempat tinggal. Untuk mengatasi itu pemerintah Singapura melaksanakan industrialisasi, keluarga berencana, dan pembangunan perumahan bertingkat (rumah susun). Singapura mengalami kemajuan di bidang perekonomian. Karena letaknya yang strategis yaitu di jalur perdagangan, pelayaran, dan penerbangan internasional maka Singapura menghadapi imigran gelap.

Pendidikan di Singapura sudah maju sekitar 83%, penduduk yang berusia di atas 15 tahun sudah tidak buta aksara lagi. Untuk pendidikan dasar tidak dipungut biaya, sedangkan untuk ssekolah lanjutan yang mampu saja yang tidak dipungut biaya.

b. Keadaan Sosial di Brunei Darussalam
Penduduk Brunei Darussalam terdiri atas orang Melayu, Cina, dan Dayak. Pada umumnya bertempat tinggal di kota-kota sepanjang Pantai Laut Cina Selatan. Penduduknya sebagian besar bekerja di bidang pertanian, perkebunan, dan pertambangan. Penduduk Brunei sebagian besar tinggal di kota, terutama di Bandar Seri Begawan, Seria, dan Kuala Belait.

Kualitas penduduk di negara ini cukup baik. Hal ini karena dukungan sarana pendidikan dan sarana lain yang cukup memadai. Lebih dari 80% penduduk sudah bebas dari buta aksara. Sarana pendidikan di Brunei Darussalam cukup maju, khususnya di kota-kota. Bagi penduduk di daerah terpencil diberikan sarana pondokan dan sarana transportasi secara cuma-cuma sehingga mereka juga dapat menikmati fasilitas pendidikan yang ada di kota.

Masalah kependudukan di Brunei Darussalam adalah kekurangan tenaga kerja. Untuk memenuhi tenaga kerja tersebut, maka didatangkan tenaga kerja dari luar negeri, terutama dari Indonesia. Selain itu ada kesenjangan sosial antara penduduk kota dengan daerah-daerah yang terisolasi, yaitu daerah pedalaman yang bercocok tanam secara tradisional.

c. Keadaan Sosial di Malaysia
Penduduk asli Malaysia adalah suku bangsa Semang dan Melayu. Suku bangsa Melayu di Malaysia satu rumpun dengan suku bangsa Melayu di Kepulauan Riau dan Sumatera Timur. Bentuk tubuh bahkan adat istiadat banyak persamaan. Penduduk Malaysia terdiri dari bangsa Melayu, Cina, India, Semang, dan Sakai.

Penduduk Malaysia pada umumnya berdagang, bertani, dan bekerja pada bidang industri.  Sedangkan mata pencaharian orang Semang dan Sakai adalah berburu, menagkap ikan dan bertani secara berpindah-pindah. Etnis cina banyak mendiami daerah perkotaan. Kelompok etnis India paling kecil mendiami daerah perkebunan karet di Selangor.

Di Malaysia Barat penduduknya lebih padat daripada di Malaysia Timur. Persebaran penduduk yang kurang merata ini banyak menimbulkan masalah sosial. Masalah tenaga kerja menjadi masalah yang serius sampai harus mendatangkan tenaga kerja dari Indonesia. Pendidikan untuk penduduk didaerah pedalaman juga menjadi perhatian. Banyak penduduk di pedesaan tingkan pendidikannya masih rendah.

d. Keadaan Sosial di Filipina
Penduduk Filipina sebagian besar keturunan Melayu. Mereka berasal dari Indonesia beribu-ribu tahun yang lalu. Selain itu tinggal orang Cina, Mestizo yaitu campuran orang Melayu dengan Spanyol. Keturunan penduduk asli tinggal di daerah-daerah terpencil, yaitu orang-orang Negrito.

Mata pencaharian sebagian besar penduduknya adalah di bidang pertanian, kehutanan, perikanan, pertambangan, industri, dan perdagangan. Sumber perekonomian berasal dari sektor agraris.

Tingkat pendidikan penduduk Filipina secara umum dapat dikatakan sudah baik. Namun untuk daerah-daerah pedesaan pendidikannya masih rendah. Di kota-kota besar juga menghadapi masalah kependudukan karena padatnya penduduk. Dengan penduduk yang padat di kota besar seperti Mnaila, timbul masalah sosial seperti pengangguran, kejahatan, dan kenakalan remaja.


0 Comments:

Posting Komentar