Rabu, 17 Juli 2019

Gejala Alam di Indonesia dan Negara Tetangga

Gejala alam Indonesia dan negara tetangga hampir sama, karena secara ggeografis sebagian besar wilayah Asia Tenggara dilalui pegunungan lipatan muda jalur Mediterania. Pegunungan Mediteran mulai dari Pegunungan Arakan, Yoma (Myanmar) sebagai kelanjutan Pegunungan Himalaya, Kepualauan Andaman dan Nokobar, di sebelah utara Pulau Sumatera. Pegununan ini terus berlanjut ke Pegununan Bukit Barisan di Sumatera, Pegunungan membentang dari barat ke timur Pulau Jawa, terus ke Kepulauan Nusa Tenggara dan berakhir di Laut Banda.

Pegunungan lipatan muda ialah sabuk Pasifik (Sirkum Pasifik) yang dimulai dari ujung selatan Amerika Selatan menyusuri pantai barat Amerika Selatan membentuk pegunungan Andes, terus ke utara yakni ke Meksiko, Pegunungan di Amerika Serikat dan berlanjut ke Asia.

Gejala alam merupakan segala kejadian yang disebabkan oleh adanya perubahan alam. Berdasarkan latar belakang atau penyebab terjadinya, dapat dikelompokkan menjadi 2, yakni:

  1. gejala alam secara alami (alamiah)
  2. gejala alam karena perbuatan manusia (sosial)
Secara alami terjadinya gejala alam itu diluar kemampuan manusia. Seperti adanya gempa bumi, gunung meletus, tsunami, angin ribut (angin beliung, angin bahorok), kemarau panjang dan sebagainya. Sedangkan gejala alam yang terjadi karena perbuatan manusia (faktos sosial), seperti adanya kebakaran hutan, bencana banjir, dan tanah longsor. 

Namun, apapun bentuknya gejala alam baik disebabkan oleh faktor alam maupun faktor manusia, akan menimbulkan malapetaka bagi seluruh kehidupan. Peristiwa-peristiwa alam ini akan mempengaruhi kehidupan manusia, yakni dengan hancurnya rumah, tempat ibadah, gedung sekolah, kantor-kantor instansi, dan bangunan lainnya. Demikian juga lahan pertanian menjadi rusak, panenan menjadi gagal, dan matinya hewan ternak. Dengan demikian peristiwa alam akan menibulkan kerugian yang besar bagi penduduk atau masyarakat lain yang tempatnya jauh dari tempat kejadian.

Gejala alam di Indonesia sangat erat kaitannya dengan kenampakan muka bumi Indonesia. Begitu juga gejala alam yang terjadi di negara-negara tetangga, sangat dipengaruhi oleh kenampakan muka bumi. Secara umum gejala alam Indonesia dan negara tentangga antara lain gempa bumi, gunung meletus, banjir, tanah longsor, kebakaran hutan, angin topan, dan sebagainya.

1. Gempa Bumi
Gempa bumi dapat terjai di mana saja. Gempa bumi sesungguhnya merupakan getaran bumi. Getaran ini bisa terjadi karena adanya retakan dari lapisan batuan dalam bumi. Tempat terjadinya retakan batuna ini merupakan pusat gempa (hiposentrum) yang terletak di dalam bumi. Retakan ini menimbulkan getaran yang merembet ke gelombang besar. Gempa seperti ini disebut gempa bumi tektonik.

Selain gempa bumi tektonik, ada juga gempa bumi vulkanik. Gempa bumi vulkanik terjadi pada waktu gunung api akan meletus, sedang atau sesudah meletus. Gempa ini merupakan gempa bumi setempat di sekitar gunung berapi. Getarannya tidak begitu kuat dan yang paling terasa di sekitar gunung berapi. 

Gempa bumi dapat menimbulkan bencana yang besar. Kejadiannya secara tiba-tiba dan sulit untuk diprediksi (diperhitungkan). Akibat yang ditimbulkan oleh gempa bumi tergantung kepada besar kecilnya kekuatan gempa bumi tersebut. Kekuatan gempa bumi itu diukur dengan satuan skala  . Getaran gempa bumi ini dapat dicatat dengan alat yang disebut seismograf

2. Gunung Meletus
Gunung meletus dapat menimbulkan gempa bumi yang disebut gempa bumi vulkanis. Gunung api ada yang aktif dan ada yang pasif. Gunung api yang aktif adalah gunung api yang masih mengeluarkan asap. Sedangkan, gunung api pasif adalah gunung api yang sudah tidak lagi mengeluarkan asap. 

Gunung meletus merupakan gejala alam sebagai akibat dari adanya kegiatan magma di dalam bumi. Magma dalah batuan cair pijar yang terdapat di dalam bumi. Magma mempunya suhu yang tinggi dan banyak mengandung gas. Jika magma tidak dapat keluar ke permukaan bumi akan mendorong lapisan-lapisan batuan dan membentuk rongga-rongga atau cembungan. Rongga-rongga itu kemudian berisi magma. Jika magma itu dapat menembus dan keluar mencapai permukaan bumi, maka tempat keluarnya magma itu disebut gunung api. Letusan gunung api terjadi karena tekanan gas dan magma yang sangat besar.

Gunung api yang meletus akan memuntahkan bahan-bahan berupa bahan padat, cair, dan gas. Bahan padat berupa batu, kerikil, pasir dan abu. Bahan cair berupa lava, yaitu magma yang bercampur dengan air.

Tanda-tanda yang menunjukkan bahwa gunung api akan meletus, antara lain sebagai berikut.
a. Suhu di sekitar kawah naik
b. Binatang banyak yang meninggalkan tempat tersebut
c. Sering terasa gempa bumi atau getaran bumi.
d. Sering terdengar suara gemuruh
e. Sumber-sumber air banyak yang kering

Seperti gempa bumi, gunung api meletus juga menimbulkan bencana besar bagi kehidupan, terutama bagi masyarakat sekitar. Gas yang keluar dari letusan gunung sangat membahayakan dan mematikan. Demikian juga awan panas dalam suhu yang tinggi, dapat memporakporandakan kehidupan. Banjir lahar dapat melanda dan merusakkan segala tanaman, binatang, persawahan, dan sebagainya.

3. Banjir Bandang dan Tanah Longsor
Adanya curah hujan yang tinggi di musim penghujan yakni pada bulan Oktober-April, khususnya pada bulan Januari-Februari sering mendatangkan bencana banjir  Gejala naiknya air pada permukaan kota pantai, yang kemudian menimbulkan banjir dikenal dengan istilah roove. Di saming itu gejala tersebut disebabkan menurunya permukaan tanah sebagai akibat dari beratnya beban bangunan. Daerah-daerah yang sering dilanda banjir adalah Daerah-daerah Aliran Sungai (DAS) diantaranya di Jawa adalah Pantai Utara Jawa, kususnya Jakarta, Semarang, dan Surabaya.

Bahaya banjir bandang tidak hanya melanda Pulau Jawa, akan tetapi juga di luar Pulau Jawa, seperti di Kalimantan Timur (18 Juni 20016) dan Sulawesi Selatan (20 Juni 2006). Banjir bandang di sulawesi Selatan melanda empat kabupaten yakni Kabupaten Bulukamba, Jenepeto, Luwu Utara dan Sinjai. Banjir bandang menelan korban jiwa hingga ratusan orang tewas dan hilang. Demilian juga harta benda, rumah, dan persawahan mereka. 

Bahaya banjir bandang dan tanah longsor selain disebabkan hujan yang terus menerus (faktor alam) juga disebabkan oleh penggundulan hutan (faktor manusia). Untuk mengantisipasinya, maka perlu adanya usaha penghijauan lahan (reboisasi). Selain itu, pemerintah perlu mengadakan pengawasan yang ketat terhadap hutan-hutan yang ada. sebaliknya pengusaha pemegang hak pengusaha hutan (HPH) harus benar-benar mematuhi ketentuan yang diwajibkan oleh pemerintah, yaitu harus melaksanakan tebang pilih dan tebang tanam. Penebangan liar dan pencuri kayu harus dicegah. Jika hutan lestari, kebutuhan kayu dapat terpenuhi. Udara menjadi sejuk, tanah menjadi subur, dan dapat mencegah terjadinya bahaya banjir dan erosi. 

4. Kebakaran Hutan
Hutan sebenarnya banyak memberikan manfaat bagi kehidupan, terutama manusia. Oleh sebab itu, sebenarnya manusia dapat mengusahakan dan melestarikan hutan tersebut. Manusia memiliki peran yang sangat besar dalam upaya menjaga keseimbangan alam. Hal ini berkaitan dengan terjadinya gejala alam yang disebabkan perubahan manusia.

Salah satu penyebab terjadinya kebakaran hutan adalah karena kurangnya kesadaran manusia dalam memanfaatkan hutan. Di beberapa daerah, terutama di luar Pulau Jwa, seperti Kalimantan masih banyak dilakukan perladangan berpindah. Pada umumnya perladangan berpindah dengan membuka sebidang tanah di hutan.

Setelah hutan dibuka, sebagian kayu digunakan untuk pagar lahan yang dibuka. Kayu dan ranting yang tidak digunakan, kemudian dibakar. Suhu udara yang panas dengan tiupan angon yang kencang menyebabkan api menjalar dengan cepat tanpa bisa dikendalikan. Akibatnya, terjadi kebakarna hutan yang luas.

Kebakaran hutan di Indonesia juga bisa terjadi, sebagai akibat musim kemarau yang berkepanjangan. Penyebabnya, kemungkinan gesekan dahan bisa menimbulkan api dan akhirnya menimbulkan kebakaran. Hal ini bisa dideketsi lewat rekaman satelit cuaca. Dan itu dapat direkam lewat stasiun bumi yang diolah oleh badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) Jakarta, kemudian dinyatakan pada peta.

Untuk mencegah adanya kebakaran hutan, perlu berhati-hati dalam pembukaan ladang berpindah. Usahakan pembakaran tidak menumpuk di satu tempat, namun di beberapa tempat dan cara membakarnya bergantian. Hal ini dimaksudkan agar api yang menyala tidak terlalu besar dan tidak mudah merembet ke tempat lain.

5. Tsunami
Tsunami berasal dari bahasa Jepang.. Tsu berarti pelabuhan dan nami berarti gelombang ombak besar. Jadi, tsunami berarti gelombanr besar yang terdapat di pelabuhan. Di Jepang, pelabuhan merupakan tempat yang banyak terkena tsunami.

Tsunami adalah gelombang air yang sangat besar yang dibangkitkan oleh bermacam-macam gangguan dasar laut, seperti gempa bumi, pergeseran lempeng, gunung meletus. Tsunami tidak kelihatan saat masih berada di tengah laut.

6. Angin Topan
Kejadian alam yang disebabkan oleh tiupan angin yang sangat dahsyat atau sangat kencang disebut angin topan. Angin itu bertiup sangat kencang, sehingga mengakibatkan banyak pohon yang tumbang, atap rumah yang hilang terbawa angin, dan hancurnya bangunan lainnya. 


0 Comments:

Posting Komentar