Minggu, 19 Mei 2019

Perlawanan pada Abad ke-17 dan Abad ke-18 Masa Penjajahan Belanda [1] Pattimura

Rakyat Maluku telah lama mengalami penindasan dari bangsa Portugis, Spanyol dan Belanda sejak abad ke-16. Rakyat Maluku sadar betul apa makna penjajahan yang selama ini dialaminya. Betapa hebatnya penderitaan rakyat Maluku ketika masa Pelayaran Hongi.

Rakyat Maluku semakin gelisah ketika adanya paksaan untuk menjadi serdadu (tentara) Belanda yang akan dikirimkan ke Pulau Jawa. Rakyat Maluku berencana untuk melancarkan perlawanan.

Pada tanggal 3 Mei 1817, ratusan pemuda Haria mengadakan pertemuan di dalam hutan yang terletak antara negeri Tiow dan negeri Paperu. Pertemuan itu memutuskan untuk menyerang dan menyerbu Benteng Duurstede di Pantai Saparua yang merupakan lambang penjajahan Belanda. Pertemuan itu juga memutuskan untuk mengajak seluruh rakyat Maluku untuk melawan penjajahan Belanda.

Rakyat Maluku bangkit menentang Belanda pada tanggal 16 Mei 1817 di bawah pimpinan pttimura. Beliau adalah seorang Kristen yang taat, pandai dan cekatan. dilahirkan pada tanggal 8 Juni 1783 dengan nama Thomas Matulessy. Ia pernah menjadi tentara Inggris dengan pangkat sersan mayor. Kemudian ia terkenal dengan sebutan Kapitan Pattimura.

Di dalam pertempuran itu semua penghuni benteng mati terbunuh. Benteng dihansurkan, bahkan Residen Belanda yang bernama Van den Berg tewas dalam peristiwa itu. Kemudian Belanda mengirimkan pasukan di bawah pimpinan Mayor Beetjes. Begitu pasukan bantuan itu mendarat di Muara Sungai Wasisil, langsung dipukul mundur oleh Pattimura. Mayor Beetjes tewas dalam pertempuran tersebut. Pasukan Belanda lainnya dipimpin oleh Meyer dan Laksamana Buykes juga dapat dipukul mundur.

Raja-raja kecil di Maluku turut membantu perjuangan Pattimura, seperti Raja Lha, Noot, Tuhaja, Itawaku dan Ihamaku. Selain itu juga Pattimura dibantu oleh Philip Latumahimma dan seorang putri raja Maluku yang bernama Martha Khristina Tiahahu yang berusia 18 tahun.

Belanda merasa kewalahan dengan perlawanan dari pasukan Pattimura ini. Lalu, Belanda mengajak Pattimura untuk berunding, namun ditolaknya dengan tegas. Belanda semakin meningkatkan serangannya untuk mendesak Pattimura. Akibatnya beberapa pimpinan pasukan Pattimura dapat ditangkap. Pattimura juga akhirnya dapat ditangkap, beliau dijatuhi hukuman mati dengan cara digantung di depan Benteng Viktoria pada tanggal 16 Desember 1817. Penangkapan Pattimura disebabkan adanya pengkhianatan dari Raja Boi. Ia menunjukkan tempat pertahanan Pattimura kepada Belanda.

Begitu juga dengan Raja Paulus Tiahahu, ayah Martha Khristina Tiahahu ditembak mati di hadapan rakyatnya. Martha Khristina Tiahahu sendiri diasingkan ke Pulau Jawa, namun sebelum sampai di Pulau Jawa beliau wafat, yaitu pada tanggal 2 Januari 1818.



0 Comments:

Posting Komentar