Minggu, 12 Mei 2019

Peninggalan Sejarah dari Masa Islam

Masuknya agama Islam di wilayah Nusantara dilakukan melalui jalur perdagangan yang berasal dari berbagai negara, antara lain Persia, Arab, Mesir dan Gujarat (India). dengan masuknya pengaruh budaya dan agama Islam telah melahirkan kerajaan-kerajaan Islam di Nusantara. 
a. Kerajaan Samudra Pasai
Sekitar abad ke-13 agama Islam masuk ke Indonesia. Samudra Pasai merupakan kerajaan Islam pertama di wilayah Nusantara yang terletak diujung Pulau Sumatera berdekatan dengan Selat Malaka. Kerajaan ini berdiiri sekitar abad ke-13 (1285 M).

Sultan Malik Al Saleh

Dahulu Kerajaan Samudra Pasai menjadi tempat bertemunya pedagang dari Persia, Arab dan India, sehingga mata pencarian utama rakyat adalah pelayaran dan perdagangan. Sultan Malik Al Saleh adalah raja yang pertama memeluk agama Islam. Selain itu, dikenal pula putranya yang bernama Sultan Malik Al Tahir. Kerajaan Samudra Pasai pada masa pemerintahan Sultan Zaenal Abidin  mendapat serangan dari Majapahit tahun 1361 M. Kekuasaannya semakin pudar pada awal abad ke-15 bersamaan dengan berkembang pesatnya Kesultanan Malaka. Peninggalan sejarahnya antara lain sejumlah batu nisan (Prasasti Nisan) Sultan Malik (1297 M/696 H).

b. Kerajaan Malaka
Sebelum abad ke-15, Malaka adalah kampung nelayan. Namun, setelah adanya kemunduran Kerajaan Samudra Pasai, Malaka berkembang pesat sehingga menjadi kerajaan Islam yang besar. Raja pertama Kerajaan Malaka adalah Sultan Iskandar Syah, seorang bangsawan yang berasal dari Majapahit. Karena letaknya yang strategis, Malaka sangat ramai dikunjungi para pedagang dari Barat dan Timur. Oleh karena itu, Malaka menjadi kota dagang terkenal di Asia Tenggara.

c. Kerajaan Aceh
Kerajaan Aceh didirikan tahun 1514, terletak di tepi Selat Malaka. Pusat kerajaan di Kutaraja (sekarang Banda Aceh). Raja aceh yang pertama Sultan Ali Mughayat Syah (1514 - 1528 M). Kerajaan Islam ini mulai berkembang setelah kerajaan Malaka dikuasai bangsa Portugis dan para pedagang Islam tidak datang lagi ke Malaka. Selain menjadi pusat perdagangan, Kerajaan Aceh juga menjadi pusat penyebaran agama Islam. 

Pada masa itu, Aceh memiliki banyak pujangga terkenal, diantarnya Hamzah Fanzuri dan Syekh Abdurrauf Singkel yang pertama menerjemahkan Al-Quran ke dalam bahasa Melayu. Kerajaan aceh mejapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda. 

d. Kerajaan Demak
Kerajaan Demak berdiri tahun 1500 M dan merupakan kesultanan Islam pertama di Pulau Jawa. Pendirinya adalah Raden Fatah. Kesultanan ini memiliki peranan besar dalam penyebaran agama Islam di Indonesia. Selain itu, Kerajaan Demak memiliki peranan dalam perekonomian yaitu pada kegiatan pelayaran dan perdagangan.

e. Kerajaan Banten
Kesultanan Banten berdiri sekitar tahun 1568. Sultan Hasanuddin merupakan sultan pertama. Dalam masa pemerintahannya, Banten mengalami kemajuan pesat. Banyak pedagang, baik dari Indonesia maupun dari negara lain datang ke Pelabuhan Banten dan Sunda Kelapa. Waktu itu, kedua pelabuhan tersebut memang dikuasai oleh Kerajaan Banten. 

Pelabuhan Sunda Kelapa berhasil dikuasai oleh pasukan Fatahillah pada 22 Juni 1527 dari Portugis. Nama Sunda Kelapa diubah menjadi Jayakarta (berarti Kota Kenangan). sampai saat ini tangal 22 Juni diperingati sebagai hari ulang tahun Kota Jakarta.

f. Kerajaan Gowa dan Tallo
Gowa dan Tallo awalnya dua kerajaan Islam yang bersaudara, tetapi saling bermusuhan. Pada abad ke-16, kedua kerjaan ini dapat disatukan melalui suatu perjanjian yang disebut Rua Kara Eng Se're at yang artinya dua raja seorang hamba. Kerajaan baru itu bernama Kerajaan Gowa Tallo. Kerajaan Gowa Tallo merupakan kerjaan Islam pertama di Sulawesi. Kerajaan ini sering disebut Kerajaan Makassar yang sebenarnya merupakan ibu kota kerajaan. 

Kerajaan ini giat menyebarkan agama Islam dan melakukan perlawanan terhadap monopoli perdagangan Belanda. Salah satu raja yang berani menentang Belanda adalah Sultan Hasanuddin, sehingga dikenal dengan sebutan Ayam Jantan dari Timur.

Karena pengkhianatan putra mahkota Kerajaan Bone, yaitu Aru Palaka yang berpihak pada Belanda, maka Sultan Hasanuddin dapat dikalahkan. Ia dipaksa menandatangani Perjanjian Bongaya (18 November 1667 M). 

g. Kerajaan Ternate dan Tidore
Kerajaan Ternate berdiri sekitar abad ke-13 di Maluku Utara dengan ibu kota di Sampalu. Kerajaan Ternate mendapat pengaruh Islam dari para pedagang Jawa dan Melayu. Bahkan, Raja Ternate belajar membaca dan menulis huruf arab dalam Al-Qur'an dari Maulana Husayu (raja dari Jawa). Serajaan Ternate mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan Sultan Baabullah.

Kerajaan Islam lainnya di Maluku adalah Kerajaan Tidore. Raja yang terkenal dari Tidore adalah Sultan Nuku. Kerajaan Tidore dan Ternate sama-sama penghasil cengkeh terbesar di Nusantara. Kedua kerajaan ini hidup damai berdampingan.

0 Comments:

Posting Komentar