Selasa, 21 Mei 2019

Masa Pendudukan Jepang

Pangkalan Angkatan Laut Amerika Serikat di Pearl Harbour di bom oleh tentara Jepang pada tanggal 8 Desember 1941. Gubernur Jenderal Hindia Belanda van Starkenborgh menyatakan perang terhadap Jepang. Bala tentara Jepang dengan cepat bergerak masuk ke wilayah Asia Tenggara. Untuk menghadapai serangan Jepang tersebut dibentuklah ABDACOM (American British Ducth Australian Command) dipimpin oleh Jenderal Sir Archibald Wavell dan bermarkas di Lembang, Bandung. Namun kenyataannya, pada tanggal 8 Maret 1942 pemerintah Hindia Blanda menyerah tanpa syarat ke Jepang. Penyerahan ini ditandatangani oleh Letnan Jenderal Terpoten sebagai Panglima Angkatan Perang Hindia Belanda kepada Letnan Jenderal H. Imamura sebagai pimpinan angkatan perang Jepang. Semenjak itu Jepang berkuasa di Indonesia.

Kedatangan Jepang ke Indonesia oleh bangsa Indonesia semula disambut dengan gembira sebagai bangsa pembebas penjajahan Belanda. Hal ini ditandai dengan adanya pembebasan pemimpin pergerakan kemerdekaan oleh Jepang, yaitu Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta dan Ki Hajar Dewantara.
Selanjutnya, Jepang memeras rakyat Indonesia untuk memenuhi kebutuhan hidup dan perang dengan Sekutu. Caranya dengan mewajibkan rakyat Indonesia untuk menyerahkan kekayaan yang dimilikinya dan memeras tenaga dan waktu. Rakyat Indonesia harus bekerja tanpa adanya jaminan keselamatan dan perbekalan. Rakyat dipaksa membuat benteng-benteng pertahanan, Lubang-lubang persembunyian dan perlindungan serta goa-goa untuk menyimpan perbekalan dan pertahanan Jepang. Selain itu, diterapkan juga sistem kerja paksa dengan nama romusa.

Untuk membantu tentara Jepang dalam perang melawan Sekutu, pemuda Indonesia dikerahkan menjadi pembantu prajurit dengan sebutan Heiho.

Gatot Mangkupraja mengusulkan pembentukan Peta (Pembela Tanah Air) untuk menjaga keadaan Indonesia dari serangan musuh (Sekutu). Usul ini disetujui oleh Jepang. Berduyun-duyunlah para pemuda Indonesia mendaftarkan diri untuk menjadi tentara Peta.

Selama di Indonesia, Jepang telah bertindak keterlaluan dan menyebabkan segala aturan yang ada di masyarakat terinjak-injak. Mereka pun telah menyebabkan penderitaan yang sangat berat, baik lahir maupun batin. Oleh karena itu, timbullah perlawanan dari rakyat Indonesia.

Perlawanan rakyat Indonesia ini dapat digolongkan dalam 3 bagian sebagai berikut:
a. Melalui perjuangan organisasi yang dibentuk oleh Jepang, antara lain:

  1. perjuangan dari Gerakan 3A yang dipimpin oleh Syamsudin SH, tahun 1943;
  2. Putera (Perjuangan Pusat Tenaga Rakyat) yang dipimpin oleh Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, Ki Hajar Dewantara, Kiai Haji Mas Mansur tahun 1943;
  3. perjuangan Peta (Pembela Tanah Air) tahun 1943.
b. Melalui pergerakan bawah tanah, yaitu perjuangan yang bertentangan dengan kehendak pemerintah Jepang, antara lain:
  1. perjuangan yang dipimpin oleh Amir Sjarifudin tahun 1943;
  2. perjuangan yang dipimpin oleh Sutan Sahrir tahun 1943;
  3. perjuangan yang dipimpin Sukarni;
  4. perjuangan yang dipimpin oleh Ahmad Subarjo, SH tahun 1943.
c. Perjuangan yang dilakukan rakyat, yaitu:
  1. perjuangan rakyat Aceh yang dipimpin oleh Teungku Abdul Jalil tahun 1942;
  2. perjuangan rakyar Karangampel Sindang Kabupaten Indramayu yang dipimpin oleh Haji Hadriyan tahun 1944;
  3. perjuangan rakyat Sukamanah Kabupaten Tasikmalaya yang dipimpin oleh haji Zaenal Mustofa tahun 1943;
  4. perjuangan rakyat Blitar yang dipimpin oleh Supriadi tanggal 14 Februari 1945.

0 Comments:

Posting Komentar