Senin, 08 April 2019

Klasifikasi Keanekaragaman hayati

Para ilmuan mempelajari keanekaragaman makhluk hidup yang melimpah dengan cara melakukan pengelompokan (klasifikasi) makhluk hidup ke dalam kelompok-kelompok tertentu. Klasifikasi yang dilakukan oleh para ilmuan bertujuan sebagai berikut:
  1. Mendeskripsikan ciri-ciri makhluk hidup untuk membedakan setiap jenis agar mudah dikenali.
  2. Mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan ciri-cirinya ke dalam kelompok tertentu.
  3. Mengetahui hubungan kekerabatan antarmakhluk hidup di dunia.
  4. Mengetahui evolusi suatu makhluk hidup atas dasar kekerabatannya.
Sistem klasifikasi makhluk hidup sifatnya dinamis, artinya terus berkembang sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan. Sampai saat ini dikenal tiga sistem klasifikasi makhluk hidup, yaitu  sistem artifisial (buatan), sistem alami, dan sistem filogenetik.


1. Klasifikasi Sistem Artifisial atau Buatan
Sistem ini disusun menggunakan ciri-ciri atau sifat-sifat yang sesuai dengan kehendak manusia atau sifat lainnya. Misal klasifikasi tumbuhan berdasarkan tempat hidup (habitat) atau habitusnya (berupa pohon, perdu, semak, terna, dan liana).

2. Klasifikasi Sistem Alami
Sistem ini mengkendaki terbentuknya kelompok-kelompok taskon yang alami. Artinya, anggota-anggota yang membentuk unit takson tertentu terjadi secara alamiah atau sewajarnya seperti yang dikehendaki oleh alam. Klasifikasi sistem alam menggunakan dasar persamaan dan perbedaan morfologi (bentuk luar tubuh) secara alami. Contoh klasifikasi sistem alami sebagai berikut.
  • Berdasarkan cara geraknya: hewan berkaki, hewan bersayap, dan hewan bersirip.
  • Berdasarkan penutup tubuhnya: hewan bersisik, hewan berbulu hewan berambut, dan hewan bercangkang.
Kelomang adalah salah satu hewan bercangkang

Adapun pada tumbuhan ada kelompok tumbuhan berkeping satu dan tumbuhan berkeping dua.

3. Klasifikasi Sistem Filogenetik
Sistem ini muncul setelah teori evolusi dikemukakan oleh para ahli Biologi. Klasifikasi sistem filogenetik disusun berdasarkan jauh dekatnya hubungan kekerabatan antara takson yang saatu dengan takson yang lainnya. Selain mencerminkan persamaan dan perbedaan sifat morfologi, anatomi, serta fisiologinya, sistem ini juga menjelaskan bahwa semua makhluk hidup memiliki kesamaan molekul dan biokimia tetapi berbeda-beda bentuk, susunan, dan fungsinya pada setiap makhluk hidup. Jadi, pada dasarnya klasifikasi sistem filogenetik disusun berdasarkan persamaan fenotipe yang mengacu pada sifat-sifat bentuk luar, faal, tingkah laku yang dapat diamati dan pewarisan keturunan. Pewarisan keturunan ini mengacu pada hubungan evolusioner sejak nenek moyang hingga keturunannya.

0 Comments:

Posting Komentar