Sekolah Dasar

Di halaman ini kamu akan mendapatkan banyak materi Sekolah Dasar

Sekolah Menengah Pertama

Di halaman ini kamu akan mendapatkan banyak materi Sekolah Menengah Pertama

Sekolah Menengah Atas

Di halaman ini kamu akan mendapatkan banyak materi Sekolah Menengah Atas

Materi Umum

Di halaman ini kamu akan mendapatkan banyak Pengetahuan Umum

Kelas Online

Jika kamu membutuhkan bimbingan untuk belajar online, kamu bisa gabung di kelas online.

Jumat, 29 Maret 2019

Menentukan Kecepatan dari Fungsi Percepatan


Apabila percepatan sebagai fungsi waktu diketahui, kecepatan dapat diperoleh dengan perhitungan sebagai berikut:

Kamis, 28 Maret 2019

Percepatan Partikel


1.1  Percepatan Partikel
1.1.1        Percepatan Rata-rata
Percepatan rata-rata didefinisikan sebagai perubahan kecepatan tiap satuan waktu.
Dengan v­2­ adalah posisi pada saat t = t­2­ dan v­1 ­adalah posisi pada saat t = ­­t­1.­ Jika  , maka

1.1.2        Percepatan Sesaat
Percepatan sesaat didefinisikan sebagai percepatan rata-rata untuk selang waktu mendekati nol.

Karena,, maka:


Rabu, 27 Maret 2019

Menentukan Posisi dari Fungsi Kecepatan

Apabila komponen-komponen kecepatan v­x­ dan ­­v­y­ sebagai fungsi waktu diketahui, posisi benda pada arah x dan arah y dapat ditentukan dengan formula sebagai berikut:
Posisi benda pada arah x

Posisi benda pada arah y


Selasa, 26 Maret 2019

Kecepatan Partikel (Velocity of Particles)


1.2  Kecepatan Partikel (Velocity of Particles)
1.2.1        Kecepatan Rata-rata (Average Velocity)
Kecepatan rata-rata merupakan hasil bagi perpindahan dengan selang waktu. Secara matematis,


Dengan r­2­ adalah posisi pada saat t = t­2­ dan r­1 ­adalah posisi pada saat t = ­­t­1.­ Jika , maka

Sehingga

­Keterangan:

1.2.2        Kecepatan Sesaat (Instantaneous Velocity)
Kecepatan sesaat v adalah kecepatan rata-rata untuk selang waktu ∆t mendekati nol.

Pada gerak dua dimensi,, sehingga  
Besar kecepatan sesaat dapat dituliskan sebagai:




Minggu, 24 Maret 2019

Posisi Partikel ( Position of Particles)


1.1  Posisi Partikel
Posisi partikel atau benda dapat dinyatakan dalam dua sistem koordinat, yaitu sistem koordinat cartesius dan sistem koordinat polar. Dalam sistem koordinat, posisi benda dinyatakan dengan vektor posisi.
1.1.1        Vektor Satuan
Vektor satuan adalah suatu vektor yang besarnya sama dengan satu, tanpa satuan, arahnya sepanjang sumbu koordinat. Untuk sistem koordinat cartesius, vektor-vektor satuan ini arahnya sepanjang sumbu x, y, dan z.
Dalam sistem koordinat cartesius, vektor dilambangkan dengan i, j, dan k, berturut-turut searah dengan sumbu x, y, dan z.
Perhatikan gambar berikut!



Komponen-komponen vektor A terhadap sumbu x dan sumbu y berturut-turut adalah
Dalam bentuk vektor satuan, vektor A dapat dituliskan sebagai berikut:
Jika A tersebut merupakan vektor ruang, maka

1.1.2        Vektor Posisi
Vektor posisi adalah suatu vektor yang menyatakan posisi benda pada suatu bidang atau ruang. Posisi benda pada bidang datar dinyatakan oleh vektor posisi r, yaitu vektor yang ditarik dari titik asal sampai ke posisi benda itu. Perhatikan gambar berikut!

Vektor posisi titik P(x,y) dapat ditulis sebagai berikut:
Besar (panjang) vektor posisi dinyatakan sebagai berikut:
Jika α adalah sudut antara r dan sumbu x, maka
Adapun vektor posisi dalam ruang 3D dapat dituliskan sebagai berikut:


1.1.3        Vektor Perpindahan
Dalam gerak lurus, perpindahan didefinisikan sebagai perubahan kedudukan suatu benda.
Perhatikan gambar berikut!

Misalnya, pada saat t1 posisi benda berada di P(x1, y1), dengan vektor posisi r1. Beberapa saat kemudian saat t2 benda sampai di Q(x2, y2) dengan vektor posisi r2. Vektor yang ditarik dari P ke Q, yaitu ∆r dapat dituliskan sebagai berikut:

Selasa, 12 Maret 2019

Penawaran Uang

Penawaran uang adalah jumlah semua uang yang beredar dalam suatu perekonomian.
a. Pengertian Jumlah Uang Beredar Menurut Ekonomi Klasik
Sebagian ekonomi klasik mengartikan uang beredar sebagai uang kertas dan uang logam yang ada ditangan masyarakat (disebut juga uang kartal atau currency) karena hanya uang inilah yang benar-benar merupakan daya beli yang langsung bisa digunakan/dibelanjakan serta memengaruhi harga barang-barang. Bahkan kaum klasik menyempitkan lagi pengertian jumlah uang beredar, yaitu hanya uang kertas dan logam yang ada di tangan masyarakat tidak termasuk uang yang disimpan di bank dan di kantor kas negara.

b. Pengertian Jumlah Uang Beredar Ketika Peranan Bank Makin Berkembang
Dengan makin berkembangnya peranan bank dalam perekonomian, maka pengertian uang beredar sebagai hanya uang kartal sudah makin ditinggalkan. Hal ini dikarenakan semakin banyak masyarakat umum yang menyimpan uang tunainya di bank dalam bentuk rekening koran dan giro (uang giral/demand deposits) demi keselamatan atau kemudahan transaksi. Pengertian jumlah yang beredar saat  peranan bank makin berkembang dibagi menjadi tiga yaitu :

1. Dalam Arti Sempit (Narrow Money)
Jumlah uang beredar merupakan seluruh uang kartal (uang tunai) yang dipegang masyarakat dan uang giral (demand deposits) yang dimiliki oleh perseorangan pada bank-bank umum. Uang giral dalam pengertian ini hanya uang giral yang dapat digunakan untuk transaksi secara langsung oleh pemiliknya sehingga uang giral disimpan dalam lemari besi bank dan bank sentral atau milik bank yang ada di bank lain tidak termasuk sebagai uang giral dalam pengertian sempit ini.

2. Dalam Arti Luas (Broad Money)
Dalam pengertian luas ini, uang beredar selain uang kartal dan giro yang dipegang masyarakat, juga termasuk deposito berjangka dan tabungan masyarakat (uang kuasi), karena tabungan dan deposito berjangka ini dapat diubah menjadi uang tunai sama dengan uang kartal, bahkan pada perekonomian yang makin maju banyak transaksi yang dilakukan melalui bank.

3. Dalam Arti Paling Luas
Dalam pengertian paling luas ini jumlah uang beredar juga termasuk uang yang disimpan di lembaga keuangan lain bukan bank ( bukan bank umum dan bank tabungan) asalkan memenuhi syarat sebagai uang, yaitu harganya tetap dan dapat diterima masyarakat secara umu (misalkan lembaga pembiayaan, asuransi, dan pegadaian.

Senin, 11 Maret 2019

Faktor-faktor yang Memengaruhi Permintaan Uang

Dari uraian di atas dapat di tarik kesimpulan mengenai faktor-faktor yang memengaruhi permintaan uang, yaitu sebagai berikut.
a. Besar-kecilnya pembelanjaan negara yang berkaitan dengan pendapatan nasional.
b. Cepat atau lambatnya laju peredaran uang. Kecepatan peredaran uang dipengaruhi oleh faktor berikut.

  1. Kebiasaan pembayaran konsumen, apakah tunai atau angsuran sebab ini akan berpengaruh terhadap jumlah uang yang diminta pada saat ini atau saat yang akan datang.
  2. Frekuensi pembayaran pendapatan.
  3. Praktik-praktik bank, hal ini berkaitan dengan keluar-masuknya uang melalui bank.
c. Keadaan psikologi masyarakat dalam menggunakan uangnya.
d. Motif-motif masyarakat dalam memiliki uang.
Motif masyarakat memegang uang terdiri dari tiga motif, yaitu motif transaksi (transaction motive), motif berjaga-jaga (precautionary motive), dan motif spekulasi (speculation motive).

Minggu, 10 Maret 2019

Teori Permintaan Uang Keynesian

Mengapa kamu perlu memegang uang tunai dalam jumlah tertentu? Mengapa kamu perlu uang tunai? Alasan orang memegang uang tunai menurut John Maynard Keynes adalah karena uang diperlukan sebagai alat pembayaran  (transaction motive), untuk keperluan berjaga-jaga (precautionary motive), dan untuk keperluan spekulasi (speculation motive).

1. Motif Transaksi (Transaction Motive)
Dalam teori Keynes, permintaan uang untuk transaksi sama dengan permintaan uang dalam teori klasik. Masyarakat memegang uang tunai dengan tujuan mempermudah kegaitan transaksi sehari-hari. Permintaan uang untuk keperluan transaksi memiliki hubungan positif dengan pendapatan. Jika pendapatan naik, maka permintaan uang untuk keperluan transaksi juga meningkat.

2. Motif Berjaga-jaga (Precautionary Motive)
Permintaan terhadap uang bisa saja karena orang ingin berjaga-jaga terhadap suatu peristiwa yang tidak dikehendaki seperti sakit, kecelakaan, kebanjiran, dan kebakaran. Permintaan uang untuk berjaga-jaga juga memiliki hubungan positif dengan pendapatan.

3. Motif Spekulasi (Speculation Motive)
Motif spekulasi adalah motif memegang uang tunai untuk keperluan keuntungan. Hal ini merupakan konsekuensi dari salah satu fungsi uang, yaitu sebagai media penyimpan nilai. Keuntungan dari memegang uang tunai adalah likuiditasnya yang sempurna. Artinya kapanpun dibutuhkan, pada saat ini juga dapat digunakan. Namun, demikian terdapat biaya hilangnya kesempatan memperoleh bunga dalam memegang uang tunai seandainya uang itu di simpan dalam bentuk obligasi. Jadi permintaan uang untuk spekulasi berhubungan dengan tingkat bunga yang berlaku. Jika tingkat bunga rendah permintaan uang meningkat, sedangkan pada tingkat bunga tinggi permintaan uang turun.

Sabtu, 09 Maret 2019

Teori Permintaan Uang Klasik

Teori Permintaan Uang Klasik

Menurut ahli ekonomi klasik, fungsi uang hanyalah sebagai alat ukur sehingga jumlah uang hanya diminta sebanding atau proporsional dengan tingkat output atau pendapatan. Jika tingkat output atau pendapatan meningkat, maka jumlah uamng yang diminta juga meningkat. Demikian pula jika tingkat output atau pendapatan turun, maka jumlah uang yang diminta juga turun. Jumlah uang yang dipegang oleh masyarakat tidak hanya nilai nominalnya, tetapi juga daya belinya, yaitu nominal uang dibandingkan tingkat harga yang berlaku (real money balances). Hal ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

 (M/P)d = k. Y

Sebagaiana anggapan kaum klasik bahwa uang hanya sebagai fungsi alat tukar, maka uang bersifat netral, artinya uang hanya memengaruhi tingkat harga. Pendapat ini dinyatakan dalam persamaan kuantitas uang klasik oleh Irving Fisher sebagai berikut.

M x V = P x T atau MV=PT

Dari persamaan diatas dapat disimpulkan bahwa jumlah uang yang beredar dikali velositas uang akan sama dengan tingkat harga umum dikali dengan jumlah transaksi. Velositas uang adalah jumlah perputaran uang dalam setahun dalam suatu perekonomian yang dalam jangka pendek dianggap konstan. Misalnya perekonomian Indonesia yang hanya memproduksi sepatu dalam datu tahun dapat dihasilkan 1.000.000 pasang sepatu yang harga per pasangnya Rp. 240.000,00 dan velositas uang adalah sebesar 12, maka jumlah uang yang beredar adalah sebesar:

M x 12 = 1.000.000 x 240.000
M = 240.000.000.000/12
M = 20.000.000.000

JIka produksi sepatu meningkat sebanyak 20% yaitu menjadi 1.200.000 pasang dan diasumsikan hal lain konstan (ceteris paribus), jumlah uang yang beredar juga akan meningkat sebanyak 20%, yaitu menjadi :

M = 20.000.000.000+20*20.000.000.000/100
M = 24.000.000.000

Model seperti dijelaskan di atas memiliki kelemahan, yaitu sulit untuk menentukan unit transaksi sebenarnya yang terjadi (T) karena di dalam sebuah perekonomian tidak hanya dihasilkan satu produk, tetapi ratusan macam produk. Untuk itu, maka nilai T yang digunakan adalah nilai output riil atau PDB riil sehingga persamaannya menjadi:

M x V = P x T

Selasa, 05 Maret 2019

Jenis Laut Berdasarkan Kedalamannya

Jenis Laut Berdasarkan Kedalamannya - Geografi Kelas 10 SMA/MA/Sederajat

Berdasarkan kedalamannya, laut dibedakan menjadi empat wilayah, yaitu :
1. Zona lithoral, disebut juga wilayah pasang surut.
Ciri-cirinya :

  • Tergenang air saat pasang dan menjadi daratan saat laut surut.
  • Merupakan saerah pesisir (shore)
2. Zona neritic, yaitu juga wilayah laut dangkal.
Ciri-cirinya : 

  • Kedalamannya hingga 150 m.
  • Masih dapat menerima cahaya Matahari.
  • Terdapat banyak kehidupan baik dari berbagai jenis hewan dan tumbuhan.
3. Zona bathyal, yaitu juga wilayah laut dalam.
Ciri-cirinya :
  • Kedalamannya antara 150 m hingga mencapai 1800 m.
  • Sudah tidak dapat menerima cahaya Matahari.
  • Masih ada kehidupan, tetapi tidak sebanyak zona neritic.
4. Zona abysal, yaitu juga wilayah laut sangat dalam.
Ciri-cirinya :
  • Kedalamannya lebih dari 1800 m.
  • Tidak dapat menerima Cahaya Matahari.
  • Temperatur sangat dingin.
  • Tidak ada tumbuhan yang hidup.
  • Masih ada kehidupan hewan meskipun jenisnya sangat terbatas.

Senin, 04 Maret 2019

Jenis Laut Berdasarkan Letaknya

Berdasarkan letaknya, laut dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu

  1. Laut tepi, yaitu laut yang letaknya di tepi benua (kontinen). Laut tepi ini seakan-akan terpisah dari samudera oleh pulau-pulau. Contohnya adalah Laut \cina Selatan yang dipisahkan oleh rangkaian Kepulauan Indonesia dan Kepulauan Filipina.
  2. Laut pertengahan, yaitu laut yang letaknya di antara dua benua dan memiliki gugusan pulau. Contohnya adalah Laut Tengah di antara Benua Afrika dan Asia yang memiliki gugusan pulau-pulau Yunani.
  3. Laut pedalaman, yaitu laut yang hampir seluruh wilayahnya dikelilingi daratan. Contohnya adalah Laut Baltik, Laut Hitam, Laut Kaspia, dan Laut Mati.

Minggu, 03 Maret 2019

Jenis Laut Berdasarkan Cara Terjadinya

Berdasarkan cara terjadinya, laut dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu

  1. Laut transgresi, yaitu laut yang terjadi karena permukaan laut menjadi bertambah luas. Terjadinya perluasan tersebut akibat naiknya permukaan air laut atau adanya daratan yang turun sehingga bagian daratan yang rendah tergenang air laut. Oleh karena itu, kedalaman laut transgresi umumnya tidak lebih dari 75 m. Contoh laut transgresi adalah Dangkalan Sunda dan dangkalan Sahul.
  2. Laut ingresi, yaitu laut yang terjadi karena adanya penurunan dasar laut. Penurunan dasar laut dapat membentuk cekungan yang disebut lubuk laut dan palung laut. Lubuk laut adalah penurunan yang berbentuk bulat, contohnya lubuk Laut Sulu. Palung adalah penurunan yang bentuknya memanjang, contohnya palung Laut Jawa,
  3. Laut regresi, yaitu laut yang terjadi karena permukaan laut menyempit. Terjadinya penyempitan tersebut adalah akibat bertambahnya endapan yang dibawa aliran sungai. Contohnya adalah Laut Flores.

Sabtu, 02 Maret 2019

Upaya Mengurangi Resiko Terjadinya Banjir

Secara umum penyebab terjadinya banjir adalah rendahnya kemampuan DAS dalam menyimpan air, berkurangnya kemampuan DAS dalam mengalirkan air, berkurangnya areal resapan untuk tempat penyimpanan air, dan pemahaman masyarakat terhadap sumber daya air yang rendah. Oleh karena itu, diperlukan cara yang efektif dan lebih dikenal masyarakat dalam upaya pengendalian banjir.
Secara umum, usaha yang dilakukan untuk mengurangi resiko terjadinya banjir adalah sebagai berikut:
1. Mengadakan Reboisasi secara Massal di DAS
2. Mempertinggi Kemampuan Sungai dalam Menerima Masukan Air
3. Membuat Kolam-kolam Penampungan Air di Berbagai Kawasan
4. Membangun Kesadaran Masyarakat dalam Berperilaku terhadap Air

Upaya strategis pencegahan banjir untuk wilayah perkotaan seperti halnya kota Jakarta, antara lain sebagai berikut:
1. Upaya Pencegahan Musibah Banjir
  • Memperbaiki atau membersihkan aliran air di sepanjang saluran rumah tangga dan selokan-selokan yangmemiliki akses ke sungai yang lebih besar atau ke saluran lain.
  • Melakukan pengerukan endapan lumpur di sungai-sungai besar yang memiliki potensi banjir secara bertahap dan berkesinambungan dilakukan oleh seluruh komponen masyarakat.
  • Membuat dam-dam bangunan penahan banjir pada kawasan rawan bencana banjir sekaligus ada upaya pemeliharaan, sehingga cukup relatif  penggunaannya sepanjang tahun.
  • Membuat saluran pemecah banjir tambahan pada kawasan rawan banjir, terutama di lingkungan permukiman penduduk.
  • Pelestarian kawasan terbuka banjir

2. Upaya Penanggulangan Banjir
  • Distribusi luapan banjir ke dalam saluran-saluran lain hingga ke daerah-daerah penampungan seperti waduk dan daerah-daerah terbuka hijau.
  • Mengurangi limpasan banjir dengan membangun dan-dam darurat di sekitar lokasi rawan banjir.
  • Memfungsikan pompa di wilayah permukiman penduduk dan perkantoran atau pusat-pusat perekonomian penduduk.

3. Upaya Perbaikan Kerusakan Akibat Banjir
  • Bantuan darurat bagi korban banjir.
  • Perbaikan fasilitas sosial atau fasilitas umum secara bersama-sama dengan segenap komponen masyarakat.

Jumat, 01 Maret 2019

Dampak Negatif bagi Lingkungan Sosial


  1. Tempat tinggal penduduk musnah serta harta dan benda hilang.
  2. Banjir dapat memutus jaringan transportasi sehingga hubungan antar penduduk menjadi terganggu. Putusnya jaringan transportasi bahkan dapat mengakibatkan daerah yang terkena banjir terisolasi.
  3. Terputusnya jaringan transportasi berpengaruh terhadap kegiatan perekonomian penduduk. Penduduk tidak memiliki akses untuk melakukan aktivitas perdagangan.
  4. Cadangan bahan makanan habis sehingga menimbulkan kelaparan.
  5. Banjir membuat kondisi psikologis penduduk terganggu karena telah kehilangan harta, benda, bahkan nyawa. Penduduk juga mengalami kelelahan karena kurang istirahat sehingga penyakit mudah menyerang.