Sekolah Dasar

Di halaman ini kamu akan mendapatkan banyak materi Sekolah Dasar

Sekolah Menengah Pertama

Di halaman ini kamu akan mendapatkan banyak materi Sekolah Menengah Pertama

Sekolah Menengah Atas

Di halaman ini kamu akan mendapatkan banyak materi Sekolah Menengah Atas

Materi Umum

Di halaman ini kamu akan mendapatkan banyak Pengetahuan Umum

Kelas Online

Jika kamu membutuhkan bimbingan untuk belajar online, kamu bisa gabung di kelas online.

Kamis, 28 Februari 2019

Dampak Negatif bagi Lingkungan Fisik


  1. Terkelupasnya lapisan tanah paling atas yang mengandung banyak unsur hara. Oleh karena itu, tanah pada tempat tersebut menjadi tidak subur.
  2. Vegetasi penutup lahan hilang bersamaan dengan terkelupasnya lapisan tanah.
  3. Daerah-daerah pertanian dan perikanan menjadi tergenang sehingga petani mengalami gagal panen.
  4. Kondisi air tanah terganggu, sanitasi tidak memadai, dan sumber-sumber air juga mendapat masukan dari air banjig sehingga persediaan air bersih menjadi berkurang.
  5. Terjadi polusi disekitar permukiman penduduk karena aur sungai mengangkut berbagai benda. Kondisi tersebut cepat mengakibatkan timbulnya berbagai penyakit.

Rabu, 27 Februari 2019

Dampak Terjadinya Banjir

Kita dapat melihat bahwa banjir berdampak pada lingkungan dan kehidupan manusia. Meskipun banjir merupakan bencana alam, tetapi banjir juga memberikan dampak positif (menguntungkan).

Dampak positif yang paling nampak adalah banjir yang membawa lapisan tanah yang subur dari hulu dan di endapkan di sepanjang aliran yang dilaluinya. Oleh karena itu, beberapa tempat tanahnya menjadi subur.

Akan tetapi, banjiir lebih banyak memberikan dampak negatifnya (merugikan), baik bagi lingkungan fisik maupun bagi lingkungan sosial. 

Selasa, 26 Februari 2019

Penyebab Banjir

Faktor-faktor yang menjadi penyebab terjadinya banjir adalah faktor peristiwa alam, kondisi, dan aktivitas manusia.

1. Faktor Peristiwa Alam
Bersifat dinamis, kondisi iklim yang ekstrem, antara lain intensitas curah hujan yang tinggi, penurunan tanah, dan pendangkalan sungai.

2. Faktor Kondisi Alam
Bersifat statis, antara lain kondisi geografis, topografi, serta kondisi sungai yang meliputi kemiringan aliran, sedimentasi, dan bentuk aliran.

3. Faktor Aktivitas Manusia
Bersifat dinamis, antara lain melakukan pembangunan di kawasan dataran banjir, mendirikan pemukiman di bantaran sungai, pembangunan sistem drainase, dan pembuangan sampah.

Senin, 25 Februari 2019

Jenis Banjir

Berdasarkan sumber air yang menjadi penampung di bumi, jenis banjir dibedakan menjadi tiga, yaitu banjir sungai, banjir danau, dan banjir laut pasang.

1. Banjir Sungai
Terjadi karena air sungai meluap. Banjir sungai dapat terjadi secara berkala dalam kurun waktu tertentu. Curah hujan yang tinggi serta mencairnya es atau gletser di kawasan hulu menjadi penyebab meluapnya sungai. Di daerah tropis seperti Indonesia, banjir sungai terjadinya pada musim hujan.

2. Banjir Danau
Terjadi karena air danau meluap atau bendungannya jebol. Meluapnya air danau disebabkan hal berikut.

  • Terjadinya badai atau angin yang sangat kuat dapat menggerakkan air danau hingga keluar melewati batas (tanggul) danau.
  • Masuknya air ke dalam danau, baik curah hujan maupun dari sungai hingga melewati batas daya tampung danau.
3. Banjir Laut Pasang
Terjadinya antara lain akibat adanya badai dan gempa bumi. Seperti halnya pada banjir danau, badai membawa air laut hingga ke daratan. Banjir berupa gelombang pasang yang sampai ke daratan akibat gempa bumi disebut tsunami.

Baca Juga!
Penyebab terjadinya Banjir

Minggu, 24 Februari 2019

Pengertian dan Penyebab Terjadinya Banjir

Banjir adalah tergenangnya daratan oleh air yang meluap dari tempat-tempat penampungan air di bumi. Banyaknya air yang masuk ke penampungan melebihi kapasitas (daya tampungnya) sehingga air meluap. Luapan air dari penampungan ternyata juga melebihi daya serap daratan sehingga air tidak dapat lagi terserap ke dalam tanah. Akibatnya, air menggenangi daratan dalam waktu tertentu yang tidak terlalu lama. Daerah-daerah yang tidak memiliki sistem drainase yang baik dapat terkena banjir jika terjadi hujan yang sangat lebat. Air hujan yang seharusnya mengalir lancar akan terhenti dan tergenang jika tidak ada sistem drainase yang baik. Selokan yang tertutup oleh timbunan sampah merupakan salah satu contoh sistem drainase yang tidak baik.

Sabtu, 23 Februari 2019

Potensi dan Pengelolaan Rawa

Kondisi fisik rawa seperti yang telah dijelaskan di atas menunjukkan bahwa daerah rawa tidak cocok untuk budi daya tanaman pangan. Meskipun demikian, rawa tetap berfungsi sebagai penyeimbang ekosistem. Rawa dapat menjadi tempat sumber cadangan air, yaitu dengan menyerap dan menyimpan kelebihan air dari daerah sekitarnya. Air tersebut selanjutnya akan disalurkan ke daerah sekitarnya yang kering dalam bentuk air tanah. Rawa masih dapat diupayakan untuk kegiatan pertanian jika dilakukan reklamasi terhadap rawa tersebut. Reklamasi rawa merupakan upaya  untuk meningkatkan fungsi dan pemanfaatannya bagi kepentingan masyarakat, khususnya yang bermukim disekitar rawa. Usaha reklamasi rawa tersebut dimaksudkan antara lain untuk meningkatkan produksi pangan dan pemerataan persebaran penduduk.

Kendala utama yang dihadapi dalam rangka reklamasi dan pengembangan wilayah rawa adalah tingkat keasaman tanah yang tinggi dan ketersediaan unsur hara dalam tanah yang rendah. Oleh karena itu, pemupukan menjadi cara yang penting untuk mengatasi kendala tersebut, khususnya pada lahan yang bersifat masam dan gambut. Dasar pengelolaan rawa yang perlu dilakukan sehubungan dengan rencana reklamasi rawa untuk budidaya tanaman pertanian antara lain berikut ini.

  1. Menurunkan tingkat kemasaman tanah dengan cara melakukan pengapuran yang seimbang hingga mencapai tingkat yang normal untuk pertumbuhan.
  2. Melakukan distribusi air secara merata melalui saluran drainase yang baik.
  3. Membuang kelebihan air dalam rawa yang sering terjadi pada saat musim hujan melalui saluran-saluran yang telah dibuat.
  4. Melakukan pengehematan dalam pemanfaatan air karena pada saat musim kemarau biasanya terjadi kekurangan air.
  5. Menjaga ketinggian dan kecukupan genangan air di persawahan daerah sekitar rawa.
  6. Mencegah masuknya air asin atau air asam ke dalam lahan, khususnya di daerah-daerah pantai yang masih terjangkau oleh pasang surut.

Jumat, 22 Februari 2019

Jenis Rawa

Berdasarkan sifat airnya, rawa dibedakan menjadi dua, yaitu rawa pasang surut dan rawa lebak.

  1. Rawa pasang surut adalah rawa yang pengisian airnya dipengaruhi oleh adanya pasang surut laut atau sungai.
  2. Rawa lebak adalah rawa yang pengisian airnya dipengaruhi oleh adanya hujan, baik yang turun di sekitar rawa maupun di daerah hulu.
Berdasarkan pergantian airnya, ada dua jenis rawa, yaitu sebagai berikut.
  1. Rawa yang airnya tidak mengalami pergantian
  2. Rawa yang airnya selalu mengalami pergantian
Rawa jenis pertama tidak memiliki pintu pelepasan air sehingga airnya selalu tergenang. rawa jenis kedua memiliki pintu pelepasan air sehingga airnya berganti. Rawa yang airnya tidak mengalami pergantian memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
  1. Airnya asam atau payau, berwarna merah, kurang bagus untuk mngairi tanaman dan tidak dapat dijadikan air minum. Kadar keasaman air mencapai 4,5. 
  2. Karena airnya asam, maka tidak banyak organisme (hewan maupun tumbuh-tumbuhan) yang hidup.
  3. Pada bagian dasar rawa umumnya tertutup gambut yang tebal. Rawa yang airnya mengalami pergantian memiliki ciri-ciri yang sebaliknya yaitu sebagai berikut.
  • Airnya tidak terlalu asam.
  • Banyak organisme yang hidup seperti cacing tanah, ikan serta tumbuh-tumbuhan rawa seperti eceng gondok, pohon rumbia dan lain-lain.
  • Dapat diolah menjadi lahan pertanian

Keberadaan rawa banyak manfaatnya bagi kehidupan kita, manfaat rawa bagi kehidupan kita antara lain sebagai berikut:
  1. Tumbuhan rawa seperti eceng gondok dapat dijadikan bahan baku pembuatan biogas dan barang-barang kerajinan anyaman seperti tas, dompet, hiasan dinding dan lain-lain.
  2. Dapat dijadikan daerah pertanian pasang surut.
  3. Sebagai lahan untuk usaha perikanan darat.
  4. Dapat dikembangkan menjadi daerah wisata.
  5. Dapat menahan kerasnya terjangan gelombang tsunami.
Rawa merupakan salah satu ekosistem perairan darat yang harus di jaga kelestariannya. Untuk menjaga kelestarian rawa dapat ditempuh beberapa cara berikut.
  1. Tidak sembarangan menebangi pohon-ohon atau tumbuh-tumbuhan yang tumbuh di rawa.
  2. Tidak membuang limbah ke rawa, karena dapat membahayakan kehidupan organisme di dalamnya.

Kamis, 21 Februari 2019

Rawa

Rawa adalah daerah rendah yang selalu tergenang air. Air yang menggenani rawa bisa berupa air hujan, air sungai maupun dari sumber mata air tanah. Rawa merupakan sebutan untuk daerah yang rendah (cekungan) dan selalu tergenang air, baik bersifat sementara maupun sepanjang waktu. Sebuah rawa juga dapat berupa cekungan yang menampung luapan air dari tempat sekitarnya yang lebih tinggi sehingga airnya tergenang.

Air yang mengisi cekungan tersebut tergenang karena cekungan tidak memiliki sistem drainase yang baik, khususnya untuk pelepasan airnya. Oleh karena itu, sirkulasi air yang mengisi rawa berjalan lambat sehingga menyebabkan air rawa bersifat asam. Sifat fisik yang demikian menyebabkan rawa tidak cocok jika dijadikan lahan budi daya pertanian. Kondisi air rawa seperti tersebut menjadi sifat khusus ekosistem rawa berbeda dengan ekosistem lahan lainnya.

Rabu, 20 Februari 2019

Pengelolaan dan Usaha Konservasi Danau

Setiap danau, baik yang alami maupun yang buatan memiliki potensi sumber daya air yang sangat melimpah. Semua danau tersebut mampu menampung dan menyimpan air yang berasal dari hujan, mata air, atau sungai. danau sesungguhnya merupakan kawasan penyangga kehidupan, khususnya yang ada di sekitarnya. 

Namun, kondisi danau atau waduk sebagai penyangga kehidupan tersebut terancam kelestarian fungsinya. Terjadinya erosi di daerah hulu yang merupakan daerah tangkapan air berdampak pada eningkatnya sedimentasi di danau atau waduk. Hal itu mengakibatkan daya tampungnya menjadi berkurang dan fungsi pengendalian banjir dan kekeringannya menurun. Danau yang debit airnya berkurang berdampak pada menurunnya energi yang dihasilkan sehingga daya yang didistribusikan menjadi berkurang. Permasalahan yang dapat mengancam kelestarian danau atau waduk antara lain berikut ini.

  1. Pendangkalan danau oleh sedimentasi akibat terjadinya erosi.
  2. Pencemaran, baik yang langsung ke danau maupun yang terbawa oleh aliran yang menjadi sumber masukan danau.
  3. eutrofikasi, yaitu tumbuh dan berkembangnya tumbuhan air secara cepat karena pengaruh bahan kimia.
  4. Menurunnya muka air danau, antara lain karena tidak seimbangnya antara air yang masuk dan air yang keluar.
  5. Terjadinya konflik dalam pemanfaatan air danau atau waduk.
Sehubungan dengan kondisi tersebut dan menyadari pentingnya potensi, nilai, dan fungsi danau atau waduk perlu dilakukan upaya pengelolaan yang berwawasan lingkungan. Menjaga kelestarian hutan merupakan salah satu upaya dalam rangka menjaga keseimbangan keberadaan air danau. Apabila sebuah danau sumber airnya berasal dari sungai. Keberadaan hutan di daerah hulu perlu dijaga kelestariannya. Hal itu karena hutan di daerah hulu merupakan daerah tangkapan hujan yang berfungsi menampung air hujan.

Tujuan dari pengelolaan danau atau waduk yang berwawasan lingkungan antara lain sebagai berikut.
  1. Terjaminnya fungsi ekosistem danau atau waduk sebagai penyangga kehidupan.
  2. Terjaminnya kelestarian danau atau waduk beserta komponen-komponen keragaman hayati yang ada di dalamnya.
  3. Terselenggaranya pemanfaatan danau atau waduk secara lestari.

Selasa, 19 Februari 2019

Jenis Danau


Jenis Danau

Macam-macam danau dapat dibedakan berdasarkan proses terjadinya dan rasa airnya. Berdasarkan proses terjadinya, danau dibedakan menjadi dua macam, yaitu danau alam dan danau buatan.

1. Danau Alam
Danau alam terbentuk secara alami karena tenaga alam tanpa adanya campur tangan manusia. danau alam dapat dibedakan menjadi enam macam, yaitu :

a. Danau Tektonik
Terbentuk karena adanya tenaga tektonik yang menyebabkan dislokasi. Dislokasi menyebabkan terjadinya patahan dan terbentuknya lembah (slenk). Lembah yang diapit oleh horst selanjutnya terisi air hujan, sungai, atau air resapan dalam jumlah yang cukup hingga terbentuk danau. Danau jenis ini contohnya Danau Poso, Danau Tempe, Danau Tondano, dan Danau Towuti di Sulawesi. Danau Singkarak, Danau Maninjau, dan Danau Takengon di Sumatera dan Danau Tanganyika.

b. Danau Vulkanik
Terbentuk karena adanya aktivitas vulkanisme, yaitu gunung meletus. Letusan gunung api meninggalkan bekas berupa cekungan yang disebut depresi vulkanik. dasar cekungan tersebut kemudian tertutup oleh material vulkan yang tidak tembus air. Air hujan yang jatuh mengisi cekungan tidak dapat meresap atau keluar dari cekungan hingga membentuk danau. Bentuk dan luas danau jenis ini dipengaruhi oleh bentuk dan tipe letusan gunung berapinya. Contoh danau jenis ini adalah Danau Kelimutu di Flores, Kawah Bromo, Danau Gunung Lamongan di Jawa TImur, danau Batur di Bali, Danau Kerinci di Sumatera Barat serta Kawah Gunung Kelud.

c. Danau Tekton Vulkanik
Terbentuk karena adanya aktivitas tektonik dan vulkanik yang bekerja secara bersama. Letusan gunung api mengakibatkan sebagian badan gunung patah dan menutup lupag kepundan. Air hujan yang jatuh kemudian mengisi lubang kepundan yang sudah tertutup tersebut hingga membentuk danau. Contohnya adalah Danau Toba di Sumatera.

d. Danau Glasial
Terbentuk karena mencairnya gletser dan selanjutnya terkumpul ke dalam suatu lembah. Danau glasial dapat terbentuk terutama di wilayah yang memiliki empat musim. Pencairan es akibat erosi mengisi cekungan-cekungan yang dilewati sehingga terbentuk danau. Contoh danau jenis ini terdapat di perbatasan antara Amerika dengan Kanada, yaitu Danau Superior, Danau Michigan, dan Danau Ontario.

e. Danau Karst
Terbentuk akibat pelarutan batuan kapur oleh air hujan hingga membentuk cekungan yang menjadi penampung air. Penampung air yang kecil disebut dolina, sedangkan yang besar disebut uvala. Pelarutan oleh air hujan tersebut dapat membentuk sungai bawah tanah dan membentuk gua bawah tanah. Apabila gua tersebut runtuh dapat membentuk cekungan yang sedikit demi sedikit terisi air hingga membentuk danau. Danau karst pada umumnya sempit, tetapi airnya sangat jernih. Contohnya adalah Bendo Gede di Gunung Kidul, Yogyakarta.

f. Danau Bendungan Alam
Terbentuk karena lembah sungai terbentung oleh tanah longsor atau aliran lava dari gunung yang meletus sehingga aliran sungai tersebut menjadi tertahan. Contohnya Danau Tondano di Sulawesi.

2. Danau Buatan
Danau buatan (waduk) adalah danau yang sengaja dibuat oleh manusia untuk keperluan dan tujuan-tujuan tertentu. Artinya, pembuatan waduk sudah direncanakan dan disesuaikan dengan penggunaannya. Pembuatan waduk biasanya berkaitan dengan kepentingan pengadaan listrik tenaga air, perikanan, pertanian, dan rekreasi. Contoh danau jenis ini misalnya Saguling, Citarum dan Jatiluhur di Jawa Barat, Riam Kanan dan Riam Kiri di Kalimantan Selatan, Rawa Pening, Kedung Ombo dan Gajah Mungkur di Jawa Tengah, serta Waduk Karangkates dan Selarejo di Jawa Timur.

Baca juga ! Pengelolaan dan Usaha Konservasi Danau

Senin, 18 Februari 2019

Danau

Danau

Air yang mengisi danau biasanya air tawar, contohnya Danau Toba di Sumatera Utara, Danau Poso di Sulawesi Tengah, dan Riam Kanan di Kalimantan Selatan. Selain air tawar ada juga danau yang airnya asin (memiliki kadar garam tinggi) seperti Danau Kaspia, Danau Laut Mati, Danau Laut Aral, Great Salt dan lain-lain. Mengapa ada danau yang airnya asin? Hal ini terjadi karena di danau terjadi penguapan yang sangat tinggi. Di samping itu air yang masuk ke danau tersebut tidak mengalir lagi ke tempat lain.

Danau adalah massa air dalam jumlah yang besar dan berada dalam suatu cekungan atau basin yang dikelilingi daratan. Air danau berasal dari air hujan, sungai, mata air, es yang mencair, dan air tanah. Air yang masuk ke dalam danau volumenya lebih besar dari pada air yang keluar. Hal itu karena danau juga menjadi muara sungai. Air yang keluar atau dilepaskan dari danau umumnya dalam bentuk aliran bawah tanah, aliran permukaan, dan air yang menguap.

Baca juga ! Jenis Danau

Minggu, 17 Februari 2019

Pengelolaan dan Usaha Konservasi Daerah Aliran Sungai

Pelaksanaan pengelolaan DAS akan bertumpu pada aktivitas-aktivitas yang berhubungan dengan biofisik, regullasi atau kelembagaan, dan sosial. Aktivitas yang berhubungan dengan biofisik antara lain pengendalian erosi dan reboisasi, aktivitas yang berhubungan dengan kelembagaan antara lain peraturan atau perundang-undangan, dan aktivitas yang berhubungan dengan sosial diarahkan pada pemahaman kondisi sosial budaya setempat.

Secara garis besar terdapat tiga sasaran dalam pengelolaan DAS.

  1. Melakukan rehabilitas lahann terlantar atau lahan yang masih produktif, tetapi digarap dengan cara yang mengabaikan prinsip-prinsip konservasi tanah dan air.
  2. Melakukan perlindungan terhadap lahan-lahan yang umumnya sensitif terhadap terjadinya erosi dan atau tanah longsor, atau lahan-lahan yang diperkirakan memerlukan tindakan rehabilitasi di kemudian hari.
  3. Melakukan peningkatan atau pengembangan sumber daya air.
Ketiga sasaran tersebut di atas sebenarnya hanyalah alat yang digunakan untuk mencapai tujuan pengelolaan DAS, yaitu meningkatkan stabilitas tata air, meningkatkan stabilitas tanah, meningkatkan pendapatan petani, dan meningkatkan perilaku masyarakat ke arah kegiatan konservasi. Sebagai tempat penampungan air hujan DAS harus kita jaga kelestariannya. Cara menjaga kelestarian DAS antara lain tidak menggunduli hutan/tanaman-tanaman di areas DAS. Cara lainnya yaitu tidak mendirikan bangunan di areal DAS sebagai tempat pemukiman atau keperluan lainnya.

Pada ujung aliran dekat muara sungai di laut atau danau, akan berbentuk endapan yang di sebut delta. Delta memiliki bentuk dan ukuran yang berbeda-beda. Ada faktor yang mempengaruhi perbedaan tersebut, antara lain: jenis batuan, kecepatan aliran sungai dan musim.

Sabtu, 16 Februari 2019

Fungsi Daerah Aliran Sungai (DAS)

Fungsi Daerah Aliran Sungai

Sebuah DAS dianggap berfungsi dengan baik apabila dapat menyediakan sumber daya air dengan jumlah dan kualitas yang relatif tetap dan dengan fluktuasi yang rendah serta dapat diperkirakan sepanjang tahun (predictable). Pemanfaatan dan pengolaan sumber daya air dalam DAS dianggap baik apabila dapat memanfaatkan secara optimal dan berkelanjutan jumlah  curah hujan yang jatuh ke dalam DAS tersebut. Sebagai suatu ekosistem, fungsi sebuah DAS merupakan fungsi gabungan yang dilakukan oleh komponen-komponen didalamnya yang meliputi vegetasi, topografi, tanah, dan manusia.

Penyebab gangguan terhadap ekosistem DAS dapat bermacam-macam, tetapi yang paling umum adalah karena aktivitas manusia di daerah hulu. Aktivitas tersebut terutama adalah kegiatan alih fungsi lahan dan pembalakan (illegal logging). Oleh karena itu, apabila fungsi DAS terganggu maka sistem hidrologisnya pun juga akan terganggu. Hal itu dapat menyebabkan aktivitas penangkapan curah hujan, peresapan, dan penyimpanan airnya menjadi sangat berkurang, serta penyalurannya menjadi sangat boros. Akibatnya, pada saat musim hujan, air akan melimpah dan pada saat musim kemarau air sangat minim. Sehubungan dengan kondisi tersebut, terjadinya perbedaan fluktuasi debit sungai yang sangat tajam antara musim hujan dan musim kemarau. Adanya perbedaan fluktuasi debit sungai yang sangat tajam tersebut berarti sebuah DAS tidak berfungsi dengan baik dan kualitas DAS tersebut rendah.

Jumat, 15 Februari 2019

Pengertian Daerah Aliran Sungai (DAS)

Pengertian Daerah Aliran Sungai

Pengertian DAS dapat diartikan bermacam-macam, meskipun sebenarnya yang dimaksud adalah sama. Pengertian DAS antara lain sebagai berikut.

  1. DAS adalah daerah yang berada di sekitar sungai, apabila terjadi turun hujan di daerah tersebut, airnya mengalir ke sungai yang bersangkutan.
  2. DAS adalah selurh wilayah daratan yang secara topografik dibatasi oleh punggung-punggung gunung (gigir) yang menampung dan menyimpan air hujan untuk kemudian mengalirkannya ke muara melalui sungai utama.
  3. DAS adalah wilayah di sekitar sungai yang dibatasi oleh punggung gunung dan jika terjadi hujan airnnya mengalir ke sungai utama.
  4. DAS adalah sebuah kawasan yang dibatasi oleh pemisah topografis, yang menampung, menyimpan, dan mengalirkan air ke anak sungai dan sungai utama yang bermuara ke danau atau ke laut.
DAS dibedakan menjadi dua, yaitu DAS gemuk dan DAS kurus.
  1. DAS gemuk, yaitu suatu DAS yang luas sehingga memiliki daya tampung air yang besar. Sungai dengan DAS seperti ini, airnya cenderung meluap bila dibagian hulu terjadi hujan deras.
  2. DAS kurus, yaitu DAS yang relatif tidak luas sehingga daya tampung airnya kecil. Sungai dengan DAS semacam ini luapan airnya tidak begitu hebat ketika bagian hulunya terjadi hujan lebat.
Sebuah DAS terdiri dari sebuah sungai utama dan anak sungai. Anak sungai di bagian atas akan bersambung dengan anak sungai yang lebih besar dibawahnya. Saat turun hujan, air yang mengalir di anak-anak sungai pada sebuah DAS akan masuk ke sungai utama dan selanjutnya diteruskan ke muara, baik danau maupun laut.

Setiap DAS memiliki ukuran yang berbeda-beda, baik ukuran panjang, lebar, maupun luasnya. Ukurannya DAS di Pulau Jawa tentu berbeda dengan ukuran DAS di Pulau Kalimantan. Hal itu dapat diketahui juga bawha panjang sungai di Pulau Jawa berbeda dengan panjang sungai di tempat yang lain.

Ekosistem DAS merupakan bagian yang penting karena berfungsi melakukan perlindungan terhadap DAS itu sendiri. Oleh karena itu, adanya aktivitas dalam wilayah DAS yang dapat menyebabkan terjadinya perubahan ekosistem akan berdampak pada daerah hilir, yaitu berupa perubahan fluktuasi debit air serta kandungan sedimen dan material terlarut lainnya. Contoh aktivitas yang dapat berpengaruh terhadap perubahan ekosistem adalah adanya perubahan tata guna lahan, terutama di daerah hulu.

Kamis, 14 Februari 2019

Potensi dan Pemanfaatan Sungai

Potensi dan Pemanfaatan Sungai

Potensi sungai yang sering kita temukan dalam kehidupan sehari-hari antara lain berikut ini.

  1. Sungai mengandung berbagai bahan mineral sehingga menjadi tempat berbagai jenis kegiatan pertambangan dari pasir hingga emas dan intan.
  2. Keindahan dan arus sungai dimanfaatkan sebagai tempat rekreasi dan kegiatan olah raga arung jeram.
  3. Pada bagian tertentu dari sungai digunakan sebagai tempat budidaya perikanan.
  4. Air sungai dapat dibendung ke dalam danau atau waduk dan selanjutnya dari waduk dapat dimanfaatkan untuk irigasi dan pembangkit listrik.
Sementara itu, air sungai dimanfaatkan untuk irigasi pertanian, bahkan di daerah-daerah tertentu dimanfaatkan untuk keperluan rumah tangga (domestik).
  1. Air Minum; Air yang kita minum sehari-hari baik yang berasal dari air sumur, air PAM, air danau atau sungai dan lain-lain merupakan bagian dari perairan darat.
  2. Sumber tenaga (energy); Perairan darat dapat kita manfaatkan sebagai sumber tenaga, misalnya untuk pembangkit listrik tenaga air dan sebaga sarana transportasi.
  3. Irigasi; Perairan darat dapat kita manfaatkan sebagai sarana Irigasi. Dengan demikian kita dapat melakukan berbagai usaha pertanian dan perkebunan.
  4. Perikanan darat; Berbagai usaha produksi perikanan darat (seperti ikan, lele, belut, nila, dan lain-lain) dapat kita jalankan berkat adanya sistem perairan darat. Majunya usaha perikanan darat di samping meningkatkan penghasilan juga meningkatkan kualitas gizi masyarakat.
  5. Sarana transportasi; Sistem perairan darat dapat dimanfaatkan sebagai sarana transportasi. Contohnya banyak sungai-sungai di Pulau Kalimantan dan Sumatra yang dimanfaatkan sebagai sarana transportasi.
  6. Bahan baku industri; Pemanfaatan air sebagai bahan baku industri misalnya dalam memproduksi listrik tenaga air. Contoh lainnya PT. Inalum di Sumatra Utara memanfaatkan air Sungai Asahan dalam proses produksi aluminiumnya.
  7. Rekreasi; Waduk-waduk, rawa, danau atauppun sumber-sumber air panas merupakan tempat yang dapat kita jadikan sebagai sarana rekreasi yang menarik.
  8. Olahraga air; Sistem perairan darat dapat dimanfaatkan sebagai sarana olah raga seperti renang, selam, kano, dan lain-lain. Penjelasan tersebut menunjukkan kepada kita bahwa sungai memiliki potensi ekonomi yang sangat tinggi. Oleh karena itu, diperlukan kebijaksanaan dari setiap individu dalam rangka pemanfaatan potensi sungai dan lingkungannya agar tetap lestari.

Rabu, 13 Februari 2019

Pola Aliran Sungai

Pola Aliran Sungai

Aliran sungai dan anak sungai secara bersama-sama dapat membentuk pola tertentu. Pola aliran sungai tersebut dipengaruhi oleh morfologi dan struktur geologi di wilayah tempat terjadinya pengaliran. Pola aliran sungai tersebut antara lain dendritik, rectangular, trellis, radial, pinate, dan annular.

1. Pola Dendritik (treelike)
Pola dendritik merupakan pola aliran sungai yang tidak teratur, mirip cabang atau akar tanaman. Pola aliran dendritik terdapat di daerah yang struktur batuannya homogen dan tidak terdapat variasi jenis batuan yang dapat mempengaruhi pola aliran sungai. Oleh karena itu, alirannya bergerak ke segala penjuru. Pada pola aliran dendritik, anak sungai yang bermuara di sungai induk kebanyakan membentuk sudut lancip, tetapi ada juga yang membentuk sudut tumpul. Jenis ini biasanya terdapat di daerah datar atau daerah di dataran pantai.

2. Pola Rectangular
Pola rectangular merupakan pola aliran sungai berbentuk empat persegi panjang. Pola rectangular terdapat di daerah lembah atau patahan yang besar dan setiap sungainya hampir bertemu. Pola aliran sungai tipe ini biasanya membentuk sudut siku-siku atau hampir siku-siku 90 derajat.

3. Pola Trellis
Pola trellis merupakan pola aliran sungai berbentuk jaring-jaring. Sungai induk pada pola trellis sejajar dengan anak-anak sungai mengalir dan bermuara di sungai induk. Pola aliran trellis ini terdapat atau berkembang di daerah yang lapisan batuan bawahnya berupa lipatan yang tajam dan lerengnya curam. Sungai-sungai panjang yang mengalir pada umumnya merupakan sunga subsekuen serta mengikuti lapisan batuan yang lebih lemah.

4. Pola Radial
Pola radial merupakan pola aliran sungai berbentuk jari-jari lingkaran. Pola aliran radial terdapat di daerah gunung berbentuk kubah atau gunung berapi. SUmber air pada pola aliran ini berasal dari satu titik dan mengalir menyebar membentuk pola seperti jari-jari. Pola radial atau menjari ini dibedakan menjadi dua, yaitu radial sentrifugal dan radial sentripetal. Radial sentrifugal adalah pola aliran yang menyebar meninggalkan pusatnya. Pola aliran ini terdapat di daerah gunung yang berbentuk kerucut. Radial sentripetal adalah pola aliran yang mengumpul menuju ke pusat. Pola ini terdapat di daerah basin (cekungan).

5. Pola Pinate
Pola pinate merupakan pola aliran di mana muara-muara anak sungainya membentuk sudut lancip.

6. Pola Annular
Pola annular merupakan pola aliran trellis khusus yang dibentuk oleh sungai subsekuen dalam lapisan yang agak lemah pada bukit berbentuk kubah, oleh karenanya pola aliran sungai ini biasanya membentuk lingkaran. Anak-anak sungai pada pola annular adalah obsekuen dan resekuen.

Selasa, 12 Februari 2019

Jenis Sungai Berdasarkan Struktur Geologi Wilayahnya

Jenis Sungai Berdasarkan Struktur Geologi Wilayahnya

Terdapat dua jenis sungai, yaitu sungai anteseden dan sungai superimposed.

  1. Sungai anteseden adalah sungai yang tetap mempertahankan arah alirannya meskipun terjadi pengangkatan yang melintang terhadap alirannya. Hal itu dapat terjadi karena kekuatan erosinya lebih besar dan lebih cepat dari pada kekuatan dan kecepatan pengangkatan. Oleh karena itu, aliran sungai anteseden dapat membentuk celah atau lembah pada wilayah pengangkatan yang disebut water gap.
  2. Sungai superimposed adalah sungai yang mengalir pada lapisan sedimen atau dataran aluvial yang menutupi lapisan batuan di bawahnya. Aliran sungai tersebut dapat mengalir dan mengikis lapisan sedimen yang menutupi lapisan batuan sehingga alirannya tidak sesuai dengan struktur batuan.

Senin, 11 Februari 2019

Jenis Sungai Berdasarkan Asal Kejadiannya (Genetikanya)

Jenis Sungai Berdasarkan Asal Kejadiannya

Sungai dibedakan menjadi 5 jenis, yaitu sungai konsekuen, sungai subsekuen, sungai obsekuen, sungai resekuen, dan sungai insekuen.

  1. Sungai konsekuen adalah sungai yang airnya mengalir mengikuti arah lereng awal.
  2. Sungai subsekuen (strike valley) adalah sungai yang airnya mengalir mengikuti strike batuan.
  3. Sungai obsekuen adalah sungai yang aliran airnya berlawanan arah dengan sungai.
  4. Sungai resekuen adalah sungai yang aliran airnya mengikuti arah kemiringan lapisan batuan dan bermuara di sungai subsekuen.
  5. Sungai insekuen adalah sungai yang mengalir tanpa dikontrol oleh litologi maupun struktur geologi.

Minggu, 10 Februari 2019

Jenis Sungai Berdasarkan Debit Airnya (Volume Airnya)

Jenis Sungai Berdasarkan Debit Airnya

Sungai dibedakan menjadi 4 macam, yaitu sungai permanen, sungai periodik, sungai epidosik, dan sungai ephemeral.

  1. Sungai permanen adalah sungai yang debit airnya sepanjang tahun relatif tetap. Contoh sungai jenis ini adalah Sungai Kapuas, Kahayan, Barito, dan Mahakam di Kalimantan, Sungai Musi, Batanghari dan Indragiri di Sumatera.
  2. Sungai periodik adalah sungai yang pada waktu musim hujan airnya banyak, sedangkan pada musim kemarau airnya sedikit. Contoh sungai jenis ini banyak terdapat di Pulau Jawa misalnya Sungai Bengawan Solo, dan Sungai Opak di Jawa Tengah, Sungai Progo dan Sungai Code di Daerah Istimewa Yogjakarta serta Sungai Brantas di Jawa Timur.
  3. Sungai episodik adalah sungai yang pada musim kemarau airnya kering dan pada musim hujan airnya banyak. Contoh sungai ini adalah Sungai Kalada di Pulau Sumba.
  4. Sungai ephemeral adalah sungai yang ada airnya hanya pada saat musim hujan. Pada hakekatnya sungai jenis ini hampis sama dengan jenis episodik, hanya saja pada musim hujan sungai jenis ini airnya belum tentu banyak.

Sabtu, 09 Februari 2019

Jenis Sungai Berdasarkan Sumber Airnya

Jenis Sungai Berdasarkan Sumber Airnya

Terdapat empat jenis sungai, yaitu sungai mata air, sungai hujan, sungai gletser, dan sungai campuran.

  1. Sungai mata air adalah sungai yang sebagian besar sumber airnya berasal dari mata air. Oleh karena itu, debit air pada sungai ini relatif tetap. Contohnya sungai-sungai yang ada di Pulau Jawa.
  2. Sungai hujan adalah sungai yang sebagian besar sumber airnya berasal dari air hujan. Oleh karena itu, saat musim hujan debit air pada sungai ini bertambah, tetapi pada musim kemarau  berkurang. Contohnya adalah kawasan sungai-sungai yang ada di pulau-pulau di kawasan Nusa Tenggara.
  3. Sungai gletser adalah sungai yang sebagian besar sumber airnya berasal dari lapisan es atau gletser yang mencair. Contohnya sungai yang airnya benar-benar murni berasal dari pencairan es saja (ansich) boleh dikatakan tidak ada, namun pada bagian hulu Sungai Gangga di India (yang berhulu di Pegunungan Himalaya) dan hulu Sungai Rhein di Jerman (yang berhulu di Pegunungan Alpen) dapat dikatakan sebagai contoh jenis Sungai ini.
  4. Sungai campuran adalah sungai yang sumber airnya berasal dari aliran es atau gletser yang mencair dan bercampur dengan mata air serta air hujan. Contoh sungai jenis ini adalah Sungai Digul dan Sungai Mamberamo di Papua (Irian Jaya).

Jumat, 08 Februari 2019

Sungai

Sungai

Telah dijelaskan pada bagian sebelumnya bahwa air hujan yang jatuh ke permukaan bumi sebagian diantaranya menguap, sebagian masuk ke dalam tanah, dan sebagian mengalir ke permukaan. Air yang mengalir ke permukaan itu kemudian menyatu ke tempat yang lebih rendah berupa saluran alami yang disebut sungai. Melalui sungai itulah air mengalir dan kembali ke laut. Sungai dapat diartikan sebagai aliran air tawar dalam jumlah yang besar melalui suatu saluran alami menuju muaranya. Sebuah sungai dapat mengalir ke laut, danau, atau sungai lain yang lebih besar sebagai muaranya.

Secara umum setiap aliran sungai selalu dibagi menjadi tiga bagian, yaitu bagian hulu, tengah, dan hilir.
a. Ciri-ciri daerah bagian hulu sungai antara lain sebagai berikut:
  1. Berada di daerah yang tinggi, misalnya gunung atau pegunungan.
  2. Alirannya sangat deras.
  3. Tenaga erosinya sangat kuat ke arah vertikal.
  4. Kekuatan erosinya membuat palung berbentuk V.
  5. Terdapat air terjun.
  6. Terdapat batuan dengan ukuran yang besar.
b. Ciri-ciri daerah bagian tengah sungai antara lain sebagai berikut:
  1. Aliran airnya tidak begitu deras, umumnya berada di daerah kaki pegunungan hingga daerah dataran.
  2. Erosi ke arah vertikal dan horizontal.
  3. Kekuatan erosinya membuat palung berbentuk U.
  4. Tidak terdapat air terjun.
c. Ciri-ciri daerah bagian hilir sungai antara lain sebagai berikut:
  1. Aliran airnya lambat dan tenang.
  2. Erosi ke arah horizontal.
  3. Tidak terdapat batuan yang berukuran besar.
  4. Bentuk sungai berkelok (meander).
  5. Di muara sungainya banyak terdapat sedimen.
Munculnya sungai diawali saat tanah baru muncul di atas permukaan bumi. Hujan yang turun mengikis tanah tersebut dan membentuk parit-parit kecil. Parit-parit itu selanjutnya saling bertemu dan membentuk sebuah sungai.

Kamis, 07 Februari 2019

Pengelolaan dan Konservasi Air Bawah Tanah

Pengelolaan dan Konservasi Air Bawah Tanah

Kebutuhan manusia akan sumber daya air berhubungan erat dengan pertambahan penduduk, kebutuhan pangan, peningkatan industrialisasi, dan perlindungan ekosistem atas teknologi.

Dewasa ini air tanah tidak hanya menjadi barang kebutuhan domestik untuk keluuarga, tetapi memiliki nilai ekonomi yang tinggi. pemanfaatan air tanah untuk kebutuhan bisnis terjadi dimana-mana. Contohnya, air tanah disedot untuk dijual dalam bentuk air minum dalam kemasan. Kita bisa bayangkan, betapa air tanah memiliki nilai ekonomi yang tinggi.

Kita mengetahui bahwa jumlah air di bumi ini tetap. Perubahan hanyalah pada bentuknya karena mengikuti siklus air sepanjang masa. Oleh karena itu pengambilan air tanah secara berlebihan dan melampaui jumlah rata-rata pemasukannya dapat menyebabkan terjadinya penurunan muka air tanah.

Akibatnnya, kuantitas cadangan dan potensi air tanah menjadi berkurang. Kondisi tersebut dapat menyebabkan terjadinya intrusi air laut, penurunan kualitas air tanah, dan amblesnya permukaan tanah.

Berkurangnya kuantitas dan sebaran lahan terbuka hijau sebagai dampak dari semakin intensifnya pengunaan lahan untuk pemukiman, industri dan yang lainnya mengakibatkan rendahnya daya resap air hujan ke dalam sistem air tanah sehingga mengurangi daya resap dan peluang bagi air untuk dapat mengisi kantong-kantong air bawah tanah. Akibat lebih lanjut adalah terjadinya aliran balik sistem air asin dari arah laut, di mana air laut meresap masuk ke dalam sistem akuifer air tanah tawar.

Jika air asin dari laut mengalir masuk ke arah darat dan mengisi sumur-sumur produksi, maka akan terjadinya pencemaran atau kontaminasi air asin terhadap air tanah tawar di dalam sumur-sumur sehingga air menjadi tidak layak untuk dikonsumsi terlebih untuk air  baku air minum.

Sehubungan dengan kondisi tersebut, dalam pengelolaan diperlukan sebuah upaya konservasi air bawah tanah. Konservasi air bawah tanah adalah pengelolaan air bawah tanah untuk menjamin ketersediaannya dengan tetap memelihara serta meningkatkan mutunya. Konservasi tersebut bertujuan untuk mencegah terjadinya kerusakan, melakukan perlindungan, serta melakukan pelestarian air bawah tanah dan lingkungan sekitarnya. Konservasi air bawah tanah sendiri didasarkan pada asas kemanfaatan, ketersediaan, serta kelestarian air bawah tanah dan lingkungan sekitarnya.

Upaya yang dapat dilakukan dalam pelaksanaan konservasi air bawah tanah antara lain sebagai berikut:

  1. Memaksimalkan pengimbuhan atau pengisian air bawah tanah.
  2. Melakukan pengaturan dalam pengambilan air bawah tanah.
  3. Melakukan perlindungan terhadap air bawah tanah.

Rabu, 06 Februari 2019

Potensi dan Pemanfaatan Air Tanah

Potensi dan Pemanfaatan Air Tanah

Lebih dari 95% dari seluruh air di daratan letaknya tersembunyi di bawah permukaan tanah, khususnya berada dalam pori-pori batuan dan bahan-bahan butiran mineral. Sisanya, tampak sebagai air yang mengalir di sungai, air di waduk, rawa, dan genangan lainnya.

Air tanah berasal dari air hujan yang meresap ke dalam tanah. Bowles (1989) memperjelas bahwa jumlah air tanah atau air bawah permukaan yang didapatkan akan dipengaruhi beberapa faktor.

Faktor yang mempengaruhi adalah sebagai berikut.
1. Lereng (Kemiringan Permukaan Tanah)
Kemiringan yang lebih curam akan memperbesar dan kuantitas dan tingkat limpasan permukaan. Panjang lereng dibatasi oleh jarak dari titik puncak lahan menuju titik lainnya, dimana lereng terlihat menurun hingga menuju luasan pengendapan (pada wilayah datar) dengan batas-batas yang jelas.
2. Vegetasi
Tumbuh-tumbuhan yang rimbun akan menyerap sejumlah besar embun sebelum air mencapai permukaan tanah. Vegetasi sesungguhnya erat kaitannya dengan bentuk dan penggunaan lahan, karena semua tanaman penutup tanah (landcrops) termasuk kelas vegetasi.
3. Kondisi Iklim
Jumlah curah hujan dan temperatur harian akan mempengaruhi tingkat penguapan. beberapa faktor termasuk jumlah kelembapan yang menguap ke dalam atmosfer, topografi tanah dan keadaan meteorologi akan mempengaruhi jumlah hujan yang turun di suatu daerah.
4. Porositas dan Permeabilitas Selubung Bumi
Porositas tanah merupakan persentase ruang pori dan sarana di mana air dapat bergerak melalui massa bumi. Permeabilitas atau daya resap tanah merupakan kemampuan tanah untuk meloloskan air atau dirembes oleh air melalui pori-pori tanah. Selain itu, permeabilitas tanah juga dapat diketahui dari cepat lambatnya air merembes ke dalam tanah baik melalui pori-pori makro maupun mikro pada arah vertikal maupun horizontal.

Keberadaan massa fluida pada muka tanah yang langsung meresap ke dalam tanah (bawah tanah), dikenal dengan infiltrasi. Selama hujan lebat, partikel-partikel air memasuki rongga-rongga di dalam tanah dan mengisinya sampai jenuh. Air bergerak bebas bergabung dengan penyimpanan air bawah tanah.

Air yang terjebak dalam bahan-bahan berpori dan tembus air (permeable) dapat mengalir ke atas muka air tanah. Hal itu terjadi jika air tanah terhambat masuk lebih dalam akrena adanya massa batuan yang tidak dapat tembus air. Air yang terjebak dalam suatu formasi seperti tersebut dinamakan badan air  bertengger, sedangkan permukaan atasnya dinamakan muka air tanah bertengger. Kondisi air seperti ini biasanya ditemui di daerah yang gersang atau setengah gersang. Oleh karena itu, air ini menjadi sumber air yang sangat berharga.

Air tanah juga dapat keluar ke permukaan bumi secara alami dalam bentuk sumber air panas yang disebut geyser. Adanya sumber air panas tersebut berhubungan dengan aktivitas vulkanisme. Sumber air panas itu apabila mendpat tekanan akan memancar keluar ke permukaan bumi disertai dengan gas. Pancaran air panas itu terjadi kadang-kadang dengan waktu yang beraturan dan kadang-kadang tidak. Tinggi pancaran airnya dapat mencapai 100 m, tetapi suatu saat ketinggian pancarannya tidak sampai 1 m.

Air tanah memiliki peranan yang sangat penting bagi manusia karena menjadi sumber air yang utama dalam kelangsungan hidup manusia. Pemanfaatan air tanah bagi setiap orang antara lain untuk keperluan domestik, yaitu untuk keperluan kehidupan sehari-hari, antara lain minum, masak, dan mandi. Air tanah juga dimanfaatkan untuk keperluan pertanian dan industri yang dijalankannya. Namun, karena cadangan air tanah tidak sama di semua tempat maka untuk keperluan tersebut pada daerah-daerah tertentu ada memanfaatkan air sungai atau danau. Diperkirakan, sekitar 70% kebutuhan air bersih penduduk dan 90% kebutuhan air untuk kegiatan industri berasal dari air tanah.

Selasa, 05 Februari 2019

Air Tanah

Air Tanah

Air tanah dapat diartikan sebagai semua air yang terdapat si bawah permukaan tanah. Sehubungan dengan pengertian tersebut, kadang-kadang kita menjumpai istilah lain dari air tanah, yaitu air di bawah permukaan.

Air tanah merupakan salah satu sumber daya mineral utama yang dapat diambil dari bawah permukaan bumi. Keberadaan air tanah di Bumi bila dibandingkan dengan sumber air lainnya relatif kecil, yaitu hanya 0.6% dari total ketersediaan air Bumi. Namun demikian, sekitar 30% dari konsumsi air harian dunia didapatkan dari air tanah, sisanya diperoleh dari sistem aliran permukaan seperti sungai, danau, dan laut.


Berdasarkan sifatnya, maka air tanah dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
a. Aeration zone (zona pengudaraan), terdisi atas tiga jenis.

  1. Soil water, yaitu zona air tanah bebas menerima susupan air dari hujan yang meresap. Pada proses ini dikenal istilah infiltrasi dan perkolasii. Lapisan ini berada dekat dengan permukaan tanah.
  2. Gravity water, yaitu lapisan air tanah yang berada di bawah lapisan air tanah bebas, dikenal dengan istilah zona meniris atau lapisan tanah semi artesis. 
  3. Capillary water, yaitu lapisan air tanah yang berada di bawah lapisan air meniris, berada dekat sekali dengan air tanah dalam (air bumi).
b. Saturazed zone (zona jenuh).
Zona ini lebih dikenal dengan istilah ground water atau air tanah dalam (air bumi).

Senin, 04 Februari 2019

Macam-macam Siklus Air

Macam-macam Siklus Air

Ada tiga macam siklus air, yaitu siklus pendek, siklus sedang, dan siklus panjang.
1. Siklus Pendek
Siklus ini terjadi jika uap air laut mengalami kondensasi di atas laut, selanjutnya membentuk awan dan jauh sebagai hujan di laut setempat. Karena terjadi pemanasan oleh sinar matahari, air di laut atau lautan menguap, membubung di udara. Di udara uap air mengalami penurunan suhu karena perbedaan ketinggian (setiap naik 100 meter suhu udara turun 0.5 derajat Celcius). Dengan demikian semakin ke atas suhu udara semakin rendah, sehingga terjadi proses kondensasi (pengembunan).

2. Siklus Sedang
Siklus ini terjadi jika uap air laut mengalamai kondensasi, selanjutnya membentuk awan yang terbawa angin menuju daratan dan jatuh sebagai hujan. Namun, terbentuknya awan tidak selalu di atas laut sehingga ada kemungkinan yang terbawa angin adalah uap airnya. Setelah di atas daratan uap air berubah menjadi awan dan selanjutnya turun sebagai hujan. Air hujan yang jatuh di darat ada yang menjadi aliran permukaan, meresap ke dalam tanah, mengalir di sungai, dan akhirnya kembali ke laut.

3. Siklus Panjang
Siklus ini terjadi jika uap air laut mengalami kondensasi, selanjutnya seperti pada siklus sedang, uap air atau awan terbawa angin menuju daratan hingga pegunungan tinggi. Oleh karena pengaruh suhu, uap air berubah menjadi kristal-kristal es atau salju, kemudian jatuh sebagai hujan es atau salju yang membentuk gletser, mengalir masuk ke sungai dan akhirnya kembali ke laut.


Minggu, 03 Februari 2019

Pengertian Hidrosfer dan Siklus Air

Air merupakan sumber daya alam yang sangat penting untuk kehidupan di bumi. Selain keberadaannya sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup, air juga berperan dalam proses pembentukan muka bumi. Contohnya erosi, pengangkutan, dan pengendapan.

Air adalah senyawa gabungan antara dua atom hidrogen dan satu atom oksigen. Air dapat ditemukan dalam tiga wujud yaitu padat, cair, dan gas. Air dalam wujud padat misalnya salji di atmosfer dan kristal es atau batu es di awan. Air dalam wujud padat di bumi tampak sebagai ladang salju, air beku dalam tanah, atau sebagai gletser di pegunungan yang tinggi. Air dalam wujud cair misalnya air tanah, air danau, dan air sungai.

Air dalam wujud cair inilah yang ssangat dibutuhkan oleh makhluk hidup. Bagi manusia, air digunakan untuk minum dan mandi.

Lebih dari 70% permukaan bumi tertutup lapisan air, baik sebagai air tanah, sungai, danau,, gletser, salju, laut, samudera, maupun uap air di atmosfer. Seluruh lapisan air yang menyelimuti permukaan Bumi tersebut disebut hidrosfer. Selain air dapat dilihat secara langsung tersebut juga terdapat air yang tersimpan dalam mineral-mineral tertentu, misalnya muskovit. Namun, air bebaslah yang banyak dimanfaatkan oleh manusia. Air bebas adalah air yang keberadaannya tidak terperangkap dalam media lain. Air sumur misalnya, meskipun berada dalam tanah, tapi mudah untuk mendapatkannya. Air sumur dimanfaatkan oleh manusia untuk keperluan sehari-hari, misalnya minum dan memasak. 

Air merupakan salah satu sumber daya yang secara alamiah dapat diperbaharui (renewable). Air mempunyai daya regenerasi dalam suatu sirkulasi yang disebut siklus air (water circle). Oleh karena adanya siklus inilah sehingga jumlah air di bumi relatif tetap. Namun, akibat dari siklus tersebut wujud dan tempat air dapat berubah. Pemanasan air laut oleh sinar matahari mesupakan kunci dari proses siklus air sehingga dapat berlangsung secara terus-menerus.