|
Potensi dan Pemanfaatan Air Tanah |
Lebih dari 95% dari seluruh air di daratan letaknya tersembunyi di bawah permukaan tanah, khususnya berada dalam pori-pori batuan dan bahan-bahan butiran mineral. Sisanya, tampak sebagai air yang mengalir di sungai, air di waduk, rawa, dan genangan lainnya.
Air tanah berasal dari air hujan yang meresap ke dalam tanah. Bowles (1989) memperjelas bahwa jumlah air tanah atau air bawah permukaan yang didapatkan akan dipengaruhi beberapa faktor.
Faktor yang mempengaruhi adalah sebagai berikut.
1. Lereng (Kemiringan Permukaan Tanah)
Kemiringan yang lebih curam akan memperbesar dan kuantitas dan tingkat limpasan permukaan. Panjang lereng dibatasi oleh jarak dari titik puncak lahan menuju titik lainnya, dimana lereng terlihat menurun hingga menuju luasan pengendapan (pada wilayah datar) dengan batas-batas yang jelas.
2. Vegetasi
Tumbuh-tumbuhan yang rimbun akan menyerap sejumlah besar embun sebelum air mencapai permukaan tanah. Vegetasi sesungguhnya erat kaitannya dengan bentuk dan penggunaan lahan, karena semua tanaman penutup tanah (landcrops) termasuk kelas vegetasi.
3. Kondisi Iklim
Jumlah curah hujan dan temperatur harian akan mempengaruhi tingkat penguapan. beberapa faktor termasuk jumlah kelembapan yang menguap ke dalam atmosfer, topografi tanah dan keadaan meteorologi akan mempengaruhi jumlah hujan yang turun di suatu daerah.
4. Porositas dan Permeabilitas Selubung Bumi
Porositas tanah merupakan persentase ruang pori dan sarana di mana air dapat bergerak melalui massa bumi. Permeabilitas atau daya resap tanah merupakan kemampuan tanah untuk meloloskan air atau dirembes oleh air melalui pori-pori tanah. Selain itu, permeabilitas tanah juga dapat diketahui dari cepat lambatnya air merembes ke dalam tanah baik melalui pori-pori makro maupun mikro pada arah vertikal maupun horizontal.
Keberadaan massa fluida pada muka tanah yang langsung meresap ke dalam tanah (bawah tanah), dikenal dengan infiltrasi. Selama hujan lebat, partikel-partikel air memasuki rongga-rongga di dalam tanah dan mengisinya sampai jenuh. Air bergerak bebas bergabung dengan penyimpanan air bawah tanah.
Air yang terjebak dalam bahan-bahan berpori dan tembus air (permeable) dapat mengalir ke atas muka air tanah. Hal itu terjadi jika air tanah terhambat masuk lebih dalam akrena adanya massa batuan yang tidak dapat tembus air. Air yang terjebak dalam suatu formasi seperti tersebut dinamakan badan air bertengger, sedangkan permukaan atasnya dinamakan muka air tanah bertengger. Kondisi air seperti ini biasanya ditemui di daerah yang gersang atau setengah gersang. Oleh karena itu, air ini menjadi sumber air yang sangat berharga.
Air tanah juga dapat keluar ke permukaan bumi secara alami dalam bentuk sumber air panas yang disebut geyser. Adanya sumber air panas tersebut berhubungan dengan aktivitas vulkanisme. Sumber air panas itu apabila mendpat tekanan akan memancar keluar ke permukaan bumi disertai dengan gas. Pancaran air panas itu terjadi kadang-kadang dengan waktu yang beraturan dan kadang-kadang tidak. Tinggi pancaran airnya dapat mencapai 100 m, tetapi suatu saat ketinggian pancarannya tidak sampai 1 m.
Air tanah memiliki peranan yang sangat penting bagi manusia karena menjadi sumber air yang utama dalam kelangsungan hidup manusia. Pemanfaatan air tanah bagi setiap orang antara lain untuk keperluan domestik, yaitu untuk keperluan kehidupan sehari-hari, antara lain minum, masak, dan mandi. Air tanah juga dimanfaatkan untuk keperluan pertanian dan industri yang dijalankannya. Namun, karena cadangan air tanah tidak sama di semua tempat maka untuk keperluan tersebut pada daerah-daerah tertentu ada memanfaatkan air sungai atau danau. Diperkirakan, sekitar 70% kebutuhan air bersih penduduk dan 90% kebutuhan air untuk kegiatan industri berasal dari air tanah.