Sabtu, 05 Januari 2019

Tenaga Pengubah Bentuk Permukaan Bumi [Tenaga Eksogen]

Tenaga Eksogen

Bentuk permukaan bumi tidak hanya di pengaruhi oleh tenaga yang berasal dari dalam bumi saja (tenaga endogen), tetapi juga dipengaruhi oleh tenaga dari luar bumi (tenaga eksogen). Tenaga eksogen ini umumnya bersifat merusak, meskipun pada akhirnya ada yang menghasilkan bentukan baru. 

A. Pelapukan
Pelapukan adalah proses perusakan atau penghacuran massa batuan kulit bumi, antara lain karena pengaruh cuaca, air, angin, dan organisme. Bersarkan proses terjadinya pelapukan dibedakan menjadi tiga, yaitu :

1. Pelapukan Mekanik/Fisis
Pelapukan mekanik merupakan proses penghancuran batuan menjadi bagian-bagian yang lebih kecil. Pada proses ini batuan mengalami perubahan fisiknya, baik bentuk dan ukuran. Akan tetapi, pelapukan ini tidak mengubah susunan kimia batuannya. Pelapukan mekanik disebabkan antara lain oleh faktor-faktor berikut :

  • Adanya perbedaan temperatur yang sangat besar antara siang dan malam.
  • Pembekuan air di dalam celah-celah batuan
  • Adanya perubahan air garam menjadi kristal

2. Pelapukan Kimiawi
Pelapukan kimiawi merupakan proses penghancuran batuan disertai dengan perubahan struktur kimianya. Pelapukan ini terjadi karena pelarutan, terutama dilakukan oleh air hujan. Bentuk-bentuk hasil pelapukan kimiawi di daerah kapur antara lain berikut :

  • Dolina, yaitu lubang atau semacam sumur yang berbentuk corong.
  • Stalaktit, yaitu batuan panjang menyerupai paku yang menempel di langit-langit gua.
  • Stalakmit, yaitu batuan yang bentuk dan proses terjadinya dama dengan stalaktit. Hanya saja letak batuan ini di dasar gua.
  • Gua dan sungai bawah tanah, yaitu lubang yang terdapat di daerah kapur. Gua ini terjadi sebagai akibat perngerjaan terhadap retakan tanah dan batuan daerah kapur, terutama oleh air hujan. Pengerjaan terus-menerus pada akhirnya dapat membentuk sebuah sungai bawah tanah.

3. Pelapukan Organik
Pelapukan organik merupakan proses pengahancuran batuan oleh organisme, yaitu manusia, binatang, dan tumbuhan.

  • Manusia dapat mempercepat proses pelapukan melalui kegiatannya dalam mengelola lahan, misalnya penebangan pohon dan penambangan.
  • Binatang yang dapat mempercepat pelapukan antara lain cacing tanah.
  • Tumbuhan mempercepat pelapukan melalui perkembangan akarnya dan pelepasan zat asam oleh akar sehingga merusak batuan. Oleh karena itu, pelapukan oleh tumbuhan ini bersifat mekanik dan kimiawi.

B. Erosi (Pengikisan)
Erosi adalah proses pengikisan atau penghacuran batuan (detached) dan selanjutnya dipindahkan ke tempat lain oleh tenaga air, angin, atau gravitasi.
1. Erosi oleh tenaga aliran air dapat dilihat pada pembentukan singai, ngarai, dan lembah. Pada erosi ini terjadi pengikisan dan pelebaran dinding sepanjang daerah pengaliran. Kuat atau lemahnya erosi bergantung pada tenaga air dan daya tahan batuan yang dilaluinya.

2. Erosi oleh tenaga air laut yang disebabkan abrasi atau erosi marine. Abrasi terhadap dinding pantai oleh hantaman gelombanng dan ombak. Proses pengikisan berlangsung makin cepat karena ombak membawa materi pasir dan kerikil yang dihantamkan dinding pantai. Abrasi ini pada akhirnya dapat mempengaruhi bentuk-bentuk pantai dan daratan dekat pantai. Bentukan alam akibat abrasi antara lain:

  • Cliff
  • Dataran abrasi
  • Relung
3. Erosi angin adalah proses pengikisan batuan atau tanah yang dilakukan oleh angin. Pengikisan yang dilakukan oleh hembusan angin ini disebut deflasi. Erosi ini pada umumnya terjadi di daerah gurun. Bentukan alam yang terjadi akibat deflasi dan korasi antara lain.
  • Batu jamur
  • Numulit
4. Erosi gletser terjadi karena pergerakan menurunnya lapisan es (salju) dari puncak bukit atau gunung ke daerah yang lebih rendah. Pergerakan menurunnya lapisan es tersebut disebabkan oleh adannya gaya gravitasi. Sementara itu, kecepatan menurunnya lapisan es dipengaruhi oleh kemiringan lereng. Erosi gletsser sering disebut erosi glasial. Bentukan alam yang terjadi akibat erosi glasian adalah moraine.


C. Tanah Bergerak
Perpindahan massa tanah dan batuan karena gaya berat disebut tanah bergereak (masswasting atau mass movement). Gerakan tanah dapat terjadi apabila gaya-gaya menahan massa nah di lereng lebih kecil dari pada gaya yang mendorong atau meluncurkan tanah sepanjang lereng.

Gaya yang menahan massa tanah di sepanjang lereng dipengaruhi kedudukan muka air tanah, daya ikat tanah dan sudut dalam tahanan geser tanah yang bekerja di sepanjang bidang luncuran. Gaya pendorong tersebut dipengaruhi diantaranya oleh kandungan air, beban bangunan dan berat massa tanah.

Gerakan tanah mempunyai kecepatan bereagam. Hal itu disebabkan oleh berbagai faktor antara lain kemiringan lereng dan material yang bergerak. Kecepatan pergerakan tanah berpengaruh terhadap bentuk-bentuk masswasting, antara lain sebagai berikut:

  1. Rayapan tanah (soil crop) merupakan gerakan tanah yang sangat lambat pada lereng yang landai.
  2. Solffluction adalah pecahan batuan jenuh air yang mengalir pelan-pelan menuruni lereng.
  3. Tanah mengalir (earth flow)  merupakan gerakan tanah yang jenuh air berjampur dengan liat atau debu yang menuruni lereng yang landai.
  4. Tanah longsor (land slide) merupakan gerakan secara cepat material campuran yang kering menuruni lereng, umumnya berupa tanah. Meskipun bergerak cepat, tetapi masih dapat terlihat oleh mata.
  5. Tanah amblas (subsidence) merupakan gerakan tanah ke arah vertikal yang terjadi secara lambat.
Cara gerakan tanah dikatakan longsoran apabila material longsoran bergerak lamban. Beberapa jenis longsoran diantaranya berupa nendatan yang diikuti tekahan, belahan. Apabila gerakannya sangat lamban disebut rayapan.

Gerakan tanah disebut runtuhan apabila material berupa batu yang runtuh dari tebing. Runtuhan terjadi pada penggalian batu, tebing pantai yang curam atau tebing jalan. Longsor dapat terjadi jika terpenuhi tiga keadaan, yaitu :

  1. Lereng yang cukup curam sehingga volume tanah dapat bergerak atau meluncur ke bawah.
  2. Terdapat lapisan di bawah permukaan tanah yang agak kedap air dan lunak yang akan merupakan bidang luncur.
  3. Terdapat cukup air dalam tanah sehingga lapisan tanah di atas lapisan kedap air tadi menjadi henuh.
Longsor disebabkan karena jalur patahan gempa yang membuat batuan kurang kuat dan membentuk lereng terjal serta struktur batuan tidak masif. Selain karena faktor lereng, longsoran dapat terjadi karena kondisi tanah, curah hujan, topografi, dan vegetasi. 

Tanah longsor juga diakibatkan oleh perilaku warga yang memicu terjadinya longsoran seperti memotong dan menupas lereng untuk pengembangan bangunan pemukiman, penggundulan hutan, pencetakan sawah di lereng terjal dan mendirikan rumah berdekatan dengan tebing terjal.

0 Comments:

Posting Komentar