Selasa, 17 September 2024

Soal dan Pembahasan Larutan Elektrolit dan Non-elektrolit

1. Lampu alat penguji elektrolit tidak menyala ketika elektrodenya dicelupkan ke dalam larutan asam cuka, tetapi pada elektrode terbentuk gelembung-gelembung gas. Penjelasan untuk keadaan ini adalah ...
A. Larutan asam cuka bukan larutan elektrolit
B. Gas yang terbentuk adalah cuka yang menguap
C. Asam cuka merupakan elektrolit kuat
D. Sedikit sekali asam cuka yang terionisasi
E. Alat penguji elektrolit rusak

2. Larutan berikut dapat menghantarkan arus listrik, kecuali ...
A. Cuka
B. Soda
C. Kapur
D. Minyak Tanah
E. Kaporit

3. Suatu larutan adalah penghantar listrik yang baik, jika larutan itu mengandung ...
A. Air yang terionisasi
B. Air yang merupakan penghantar listrik
C. Elektron yang bergerak bebas
D. Ion-ion yang bergerak bebas 
E. Elektrode yang merupakan penghantar listrik

4. Larutan Natrium Klorida dan Asam Cuka, keduanya menghantarkan arus listrik. Hal ini menunjukkan bahwa kedua larutan tersebut :
(1) merupakan senyawa ion
(2) bersifat netral
(3) mengandung ion
(4) merupakan senyawa kovalen
yang benar adalah ...
A. (1),(2),(3)
B. (1),(2)
C. (1),(3)
D. (1),(4)
E. (3) saja

5. Jika asam cuka dilarutkan ke dalam air, hanya sebagian kecil yang terurai menjadi ion-ion, karena asam cuka ...
(1) elektrolit lemah
(2) senyawa kovalen
(3) senyawa ion
(4) senyawa kovalen polar
yang benar adalah ...
A. (1),(2)
B. (1),(3)
C. (1),(4)
D. (2),(3)
E. (3),(4)

Penjelasan : 
Asam cuka atau asam asetat adalah contoh dari asam lemah. Ketika asam cuka dilarutkan dalam air, hanya sebagian kecil dari molekulnya yang terurai menjadi ion-ion. Ini terjadi karena asam cuka tidak sepenuhnya terdisosiasi dalam larutan, berbeda dengan asam kuat seperti asam klorida (HCl). Proses ini dapat dijelaskan dengan beberapa poin:

1. Karakteristik Asam Lemah

  • Asam Lemah : asam cuka adalah asam lemah, yang berarti bahwa ia hanya terdisosiasi sebagian dalam air. Asam lemah memiliki kecenderungan rendah untuk melepaskan ion hidrogen dalam larutan.
  • Konstanta Disosiasi Asam (Ka) : asam cuka memiliki konstanta disosiasi asam (Ka) yang relatif kecil, menunjukkan bahwa hanya sebagian kecil molekul asam cuka yang terdisosiasi menjadi ion hidrogen dan ion asetat.

2. Reaksi Disosiasi

  • Keseimbangan : reaksi ini adalah reaksi kesetimbangan, di mana sebagian molekul asam cuka terdisosiasi menjadi ion asetat dan ion hidrogen, sedangkan sebagian besar tetap dalam molekul asam cuka.

3. Energi dan Stabilitas

  • Energi Disosiasi : disosiasi asam cuka membutuhkan energi dan karena molekul asam cuka cenderung lebih stabil dalam bentuk molekul yang tidak terdisosiasi, proses tidak terjadi secara lengkap.
  • Stabilitas : molekul asam cuka yang tidak terdisosiasi tetap lebih stabil dalam larutan dibandingkan dengan ion-ion hasil disosiasi. Ini membuat proses disosiasi hanya berlangsung sebagian.

4. Faktor Konsenstrasi

  • Konsentrasi Asam : dalam larutan yang encer, konsentrasi asam cuka masih cukup tinggi dibandingkan dengan konsentrasi ion H+ dan CH3COO- yang terbentuk. Oleh karena itu, hanya sebagian kecil dari molekul asam cuka yang terdisosiasi menjadi ion-ion.

5. Hukum Le Chatelier

  • Prinsip Le Chatelier : prinsip ini menyatakan bahwa jika suatu sistem berada dalam keadaan kesetimbangan dan mengalami perubahan, sistem akan berusaha untuk menanggapi perubahan tersebut dan kembali ke keadaan kesetimbangan. Dalam kasus asam cuka, jika terjadi peningkatan konsentrasi ion H+, sistem akan cenderung untuk mengurangi konsentrasi ion H+ dengan mengubah reaksi kesetimbangan menuju bentuk asam cuka yang tidak terdisosiasi.


0 Comments:

Posting Komentar