Sekolah Dasar

Di halaman ini kamu akan mendapatkan banyak materi Sekolah Dasar

Sekolah Menengah Pertama

Di halaman ini kamu akan mendapatkan banyak materi Sekolah Menengah Pertama

Sekolah Menengah Atas

Di halaman ini kamu akan mendapatkan banyak materi Sekolah Menengah Atas

Materi Umum

Di halaman ini kamu akan mendapatkan banyak Pengetahuan Umum

Kelas Online

Jika kamu membutuhkan bimbingan untuk belajar online, kamu bisa gabung di kelas online.

Selasa, 24 Juni 2025

Mengenal Kelebihan dan Kekurangan Metode Montessori

Beli Bukunya Via Shopee (klik disini)

Metode Montessori adalah suatu metode pendidikan untuk anak-anak berdasar pada teori perkembangan anak dari Dr. Maria Montessori, seorang pendidik dari Italia di akhir abad 19 dan awal abad 20. Metode ini diterapkan terutama di pra-sekolah dan sekolah dasar, walaupun ada juga penerapannya sampai jenjang pendidikan menengah.

Ciri dari metode ini adalah penekanan pada aktivitas pengarahan diri pada anak dan pengamatan klinis dari guru (sering disebut "direktur" atau "pembimbing"). Metode ini menekankan pentingnya penyesuaian dari lingkungan belajar anak dengan tingkat perkembangannya, dan peran aktivitas fisik dalam menyerap konsep akademis dan keterampilan praktik. Ciri lainnya adlah adanya penggunaan peralatan otodidak (koreksi diri) untuk memperkenalkan berbagai konsep.

Walaupun banyak sekolah-sekolah yang menggunakan nama "Montessori", kata itu sendiri bukan merupakan merk dagang, juga tidak dihubungkan dengan organisasi tertentu saja. 

Kelebihan Metode Montessori

Metode Montessori yang merupakan metode belajar yang bergantung pada masing-masing anak yang dididik, memiliki keunggulan dalam menmbuhkan kekritisan berpkir, berkolaborasi dalam tim, dan bertindak lebih tegas. Setiap anak memiliki kebebasan dalam memilih aktivitas, yang tentu saja telah diatur sedemikian rupa oleh para pendidiknya untuk menumbuhkan kemandirian, kebebasan dan keteraturan. Guru, anak dan lingkngan yang diatur menciptakan segitga pembelajaran yang baik. Anak dengan bebas memanfaatkan lingkungan yang ada untuk mengembangkan pribasinya, dan berinteraksi dengan guru ketika membutuhkan bantuan dan atau arahan yang diperlukan.

Setiap tingkatan usia mempelajari hal yang berbeda, ujung tombak pembelajaran dalam metode montessori adalah penggabungan kelompok anak-anak dengan usia yang berbeda-beda. Anak yang lebih muda dapat belajar dari anak yang lebih tua, sekaligus memberikan kesempatan kepadda anak yang lebih tua untuk lebih memperkuat kemampuan yang telah meereka kuasai sebelumnya dengan kondep mengajarkan. Nantinya tiap individu pasti merasakannya saat bekerja dan bersosialisasi dengan banyak orang yang berbeda usi di kehidupan nyata. 

Montessosi juga memperhatikan adanya saat-saat yang sensitif, ketika anak-anak memiliki kesempatan lebih baik dalam mempelajari sesuatu dibanding masa-masa lainnya. 

Misalkan di awal masa anak-anak, mereka mempelajari segala sesuatunya melalui aktivitaas gerak dan penginderaan, dengan berbagai material yang mengembangkan kekuatan kognitif melalui pengalaman langsung. Metode inni cocok digunakan untuk anak-anak yang memasuki masa golden age.

Beranjak besar, di tingkatan dasar, anak-anak mulai mengatur pikirannya dari hal-hal yang nyata ke arah yang abstrak. Mereka mulai mengaplikasikan pengetahuannya ke pengalaman nyata.

Pada setiap tingkatan usia, anak disiapkan untuk menghadapi dunia orang dewasa ketika pikiran dan emosi berkembang untuk lebih memahami konsep-konsep yang lebih abstrak seperti keadilan, kebebasan, dan kesetaraan.

Kekurangan Metode Montessori

Ada beberapa kritikan terhadap metode montessori ini. Salah satunya berasal dari orang tua yang dikeluarkan oleh sekolah yang menerapkan metode montessori ini karena anak balitanya adalah anak yang aktif dan memerlukan perhatian lebih tinggi.

Dikatakan olehnya bahwa metode montessori tidak mempertimbangkan bahwa sedikitnya material pembelajaran tidak hanya mengarah kepada sifat berbagi tetapi dapat mengarah kepada agresi dan insting untuk mempertahankan hak milik, terutama pada anak usia dini. Pengelompokan anak dengan berbagai usia juga dapat menimbulkan sikap agresif dari anak yang berusia lebih tua dan keinginan untuk mengalahkan anak yang lebih kecil dalam penggunaan material belajar yang terbatas jumlahnya. Hal ini menumbuhkan sifat intimidasi dan merasa lebih benar di diri anak-anak.

Komunikasi dengan orang tua juga adalah hal yang perlu diperhatikan dalam metode ini. Kadang kala, orang tua tidak tahu menahu perkembangan atau aktivitas yang lebih baik dihindari anak agar tidak mengarah kepada perilaku yang tidak diinginkan. Perkembangan anak di rumah yang diinginkan orang tua juga tidak dapat diakomodir dalam aktivitas di sekolah montessori. Misalkan orang tua melihat ada perilaku-perilaku anak yang mengkhawatirkan di rumah, tetapi aspirasi orang tua ini sering kali tidak dieprhatikan oleh pengajar. Orang tua juga tidak mengetahui keunggulan yang anak lakukan dalam suatu pekerjaan dibandingkan aktivitas lainnya. 

Kekurangan-kekurangan yang diutarakan lebih banyak mengarah kepada kemampuan pengajar dan sistem yang perlu dikembangkan oleh sekolah pennganut metode Montessori untuk kembali ke prinsip dasar metode tersebut. Prinsip yang dianut adalah prinsip belajar yang fokus kepada masing-masing anak. Perkembangan dan penyimpangan sedikit apapun dari tiap anak harus dapat dilihat dan dilakukan tindakan terhadapnya agar anak dapat tumbuh dengan perilaku yang terbaik.

Minggu, 22 Juni 2025

LATIHAN SOAL BAB 2 DATA

1. Jelaskan yang dimaksud dengan data!

Jawab : Data dalah bermacam keterangan mengani sesuatu hal, yang dapat berupa angka-angka (bilangan) dan dapat juga bukan berupa angka-angka. Sebagai keterangan, data merupakan bahan nyata yang dapat dijadikan oleh penggunanya sebagai dasar kajian (sebagai analisis atau kesimpulan). 

2. Jelaskan yang dimaksud dengan data-data berikut ini (dan sebutkan contohnya).

a. Data sekunder : adalah data yang didapat tidak secara langsung dari objek penelitian. Peneliti mendapatkan data yang sudah jadi yang dikumpulkan oleh pihak lain dengan berbagai cara atau metode, baik secara komersial maupun nonkomersial. Data sekunder disebut juga data tersedia. Contoh: peneliti yang menggunakan data statistik hasil penelitian yang diperoleh dari surat kabar atau majalah.

b. Data diskret : adalah data yang nilainya adalah bilangan asli atau data bentuk bilangan bulat yang diperoleh dengan cara membilang. Contoh: berat badan ibu-ibu PKK Sumber Ayu, nilai rupiah dari waktu ke waktu, jumlah pemilih yang terdaftar di daerah X, dan lain-lain. Data diskret sering juga disebut sebagai data nominal.

c. Data kualitatif : adalah data yang disajikan dalam bentuk bukan angka-angka atau kata-kata yang mengandung makna. Contoh: kata, kalimat, gerak tubuh, ekspresi wajah, bagan, gambar, dan foto, jenis kelamin, warna, dan sebagainya.

d. Data internal : adalah data yang menggambarkan situasi dan kondisi suatu organisasi secara internal (kondisi internal organisasi). Contoh: Data keuangan, data pegawai, data produksi, dan lain-lain.

3. Bagaimanakah cara untuk mengumpulkan data?

Jawab : Beberapa cara yang dapat dilakukan dalam proses pengumpulan data.

  • Penelusuran literatur atau referensi. Cara pengumpulan data dengan menggunakan sebagian atau seluruh data yang dikumpulkan atau data dari peneliti sebelumnya. Data ini dapat diperoleh melalui perpustakaan atau intansi yang menyediakan data yang berkaitan dengan hal yang sedang diteliti.
  • Wawancara (interview). Cara mengumpulkan data melalui tanya jawab langsung dengan sumber data atau orang-orang yang dianggap mampu memberikan data yang diperlukan. Dua jenis wawancara yaitu wawancara langsung dan wawancara tidak langsung.
  • Kuesioner (angket). Cara mengumpulkan data dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang disusun dalam suatu daftar pertanyaan.
  • Pengamatan (observasi). Cara mengumpulkan data dengan pengamtan, baik langsung maupun tidak langsung, terhadap objek. Pengamatan dibedakan menjadi tiga macam, yaitu pengamatan langsung, pengamatan tidak langsung, dan pengamatan partisipatif.

4. Jelaskan perbedaan pengumpulan data dengan metode sensus dengan metode sampel!

Jawab : Metode sensus dan metode sampel adalah dua penddekatan berbeda dalam pengumpulan data. Sensus melibatkan pengumpulan data dari setiap anggota populasi, sedangkan metode sampel hanya mengumpulkan data dari sebagian anggota populasi yang dianggap mewakili keseluruhan populasi. 

5. Jelaskan skala-skala pengukuran data berikut ini (dan sebutkan contohnya).

a. Skala nominal : skala yang memiliki ciri untuk membedakan atribut yang satu dengan atribut yang lain. Dalam skala nominal, data hanya diklasifikasikan ke dalam kategori-kategori. Contoh: jenis kelamin yang dibedakan antara laki-laki dan perempuan.

b. Skala ordinal : Skala yang disusun secara berjenjang mulai dari tingkat rendah sampai tingkat tinggi atau sebaliknya dengan jarak tidak sama. Setiap jenjang memiliki sifat yang berbeda. Contoh: ranking (peringkat) Prestasi I, II, dan III yang masing-masing bernilai 100, 90, dan 78. Ranking I dengan ranking II berjarak 10, sedangkan ranking II dengan ranking III berjarak 12.

c. Skala interval : Skala yang selain memiliki ciri untuk membedakan dan menggunakan juga memiliki ciri jarak yang sama. Pada skala ini, data yang dijumlahkan bukanlah kuantitas atau besaran melainkan interval dan tidak terdapat nilai nol absolut. Contoh: air 1 gelas bersuhu 10 derajat Celcius ditambah 1 gelas bersuhu 20 derajat Celcius tidak menjadi 30 derajat Celcius, tetapi 15 derajat Celcius.

d. Skala rasio : Skala yang membeddakan dan mengurutkan jarak yang sama dan mempunyai titik nol. Jenis skala ini dapat menghitung rasio atau perbandingan antarnilai. Contoh: massa 0 kg berarti tidak ada beratnya, jarak 0 meter berarti tidak ada panjangnya, jumlah jarak 10 m + 5 m = 15 m, dan lain-lain.

6. Kelompokkan dan jelaskan data-data berikut ini, apakah tergolong sebagai data diskret atau data kontinu.

a. Tinggi badan mahasiswa S-1 : data kontinu

b. Jiwa dalam suatu keluarga : data diskret

c. Jumlah mahasiswa yang mengikuti kegiatan olahraga : data diskret

d. Suhu badan seorang pasien di rumah sakit : data diskret

7. Kelompokkan dan jelaskan data-data berikut ini, apakah tergolong sebagai data kualitatif atau  data kuantitatif.

a. Berat badan mahasiswa : kuantitatif

b. Detak jantung pasien : kuantitatif

c. Suhu badan seorang pasien di rumah sakit : kuantitatif

d. Pemakaian energi listrik oleh konsumen : kualitatif


Sumber :

Hidayatullah, Syarif. 2020. "Statistika dan Probabilitas". Penerbit Salemba Teknika : Jakarta Selatan.

Beli Bukunya Disini 



LATIHAN SOAL BAB 1 PENGANTAR STATISTIK

1. Jelaskan perbedaan statistik dengan statistika. Berikan contohnya.

Jawab : Statistik menyatakan sebagai kumpulan data, bilangan ataupun bukan bilangan, disusun dalam tabel dan/atau diagra, yang menggambarkan suatu persoalan. Contoh : statistik penduduk, statistik kelahiran, statistik pendidikan, statistik pertanian, dan lain-lain. Sedangkan statistika adalah ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan cara pengumpulan data, pengolahan dan analisis data, penarikan kesimpulan, serta pembuatan keputusan yang beralasan berdasarkan analisis yang dilakukan. 

2. Jelaskan perbedaan statistika parametrik dan statistika nonparametrik. Berikan contohnya.

Jawab : Statistika parametrik adalah bagian dari statistika yang paramater dan populasinya mengikusi suatu distribusi tertentu seperti distribusi normal dan memiliki varians yang homogen. Statistika parametrik adalah suatu uji dengan model yang menetapkan adanya syarat-syarat tertentu (asumsi-asumsi) tentang variabel acak atau populasi yang merupakan sumber sampel penelitian. Statistika parametrik lebih banyak digunakan untuk menganalisis data yang berskala interval dan rasio dengan dilandasi asumsi tertentu, seperti (asumsi) normalitas. Sedangkan statistika nonparametrik adalah bagian statistika yang paramter dan populasinya tidak mengikuti suatu distribusi tertentu, atau memiliki distribusi yang bebas, dan variansnya tidak perlu homogen. Statistika nonparametrik dapat digunakan untuk menganalisis data yang berskala nominal dan ordinal. 

3. Jelaskan perbedaan statistika deskriptif dengan statistika induktif. Berikan contohnya.

Jawab : Statistika deskriptif/deduktif adalah tahap penanganan atau fase statistika yang berusaha menggambarkan dan menganalisis kelompok yang diberikan tanpa membuat atau menaruh kesimpulan mengenai kelompok yang lebih besar ("kesimpulan belum terlalu secara umum"). Sedangkan statistika induktif adalah tahap penanganan atau fase statistika yang berhubungan dengan kondisi-kondisi yang mana penarikan kesimpulan berlaku secara umum dari data yang telah tersedia. Penarikan kesimpulan ini merupakan generalisasi dari suatu populasi berdasarkan sampel yang ada.

4. Jelaskan kegunaan dan fungsi statistik!

Jawab : Berikut adalah kegunaan umum dari statistik.

  • Menjelaskan hubungan antarvariabel.
  • Membuat rencana dan ramalan.
  • Melakukan estimasi dan perbandingan/komparasi.
  • Mengatasi perubahan.
  • Membuat keputusan yang lebih baik.
  • Menampilkan hasil penelitian/riset dan analisis praktis dalam berbagai bentuk interpretasi.
Sementara itu, fungsi dari statitik meliputi:
  • Bank data
  • Alat kendali mutu
  • Alat analisis
  • Pemecahan masalah
  • Pembuatan keputusan

5. Jelaskan manfaat statistik dalam penelitian!

Jawab : Berikut adalah beberapa peran dan fungsi statistik dalam kegiatan penelitian menurut Guildford dalam Hidayatullah (2015).

  • Statistik memungkinkan pencatatan paling pasti/tentu (eksak) dari data penelitian.
  • Statistik memberikan cara untuk melakukan pengolahan data dalam bentuk angka.
  • Statistik memberikan arahan berpikir/tata kerja yang definit dan eksak (tertentu dan pasti).
  • Statistik memberikan cara meringkas data dalam berbagai bentuk.
  • Statistik berguna sebagai dasar menarik kesimpulan atau membuat keputusan.
  • Statistik memberikan landasan untuk melakukan ramalan (prediksi).
  • Statistik memungkinkan peneliti mampu menganalisis dan menjelaskan, serta menguraikan sebab-akibat yang kompleks dan rumit.

6. Sebutkan statitstika yang berkaitan dengan pengumpulan dan penyajian data hasil pengamatan serta memberikan informasi tanpa membuat atau menaruh kesimpulan tentang kelompok yang lebih besar. Jelaskan dengan alasan dan contoh!

Jawab : Statistika yang berkaitan dengan pengumpulan dan penyajian data hasil pengamatan serta memberikan informasi tanpa membuat atau menaruh kesimpulan tentang kelompok yang lebih besar dinamakan statistika deskriptif. Statistika ddeskriptif hanya memberikan informasi mengenai data yang dimiliki dan tidak menarik inferensi atau kesimpulan apapun tentang gugus induknya yang lebih besar. Contoh statistika deskriptif yang sering kali muncul adalah tabel, diagram, grafik, dan besaran-besaran lain di majalah dan koran-koran.

7. Sebutkan statistika yang mencakup metode dengan analisis dan kesimpulannya berlaku secara umum. Jelaskann dengan alasan dan contoh!

Jawab : Statistika yang mencakup seluruh metode yang berhubungan dengan analisis sebagian data kemudian sampai pada peramalan atau penarikan kesimpulan mengenai keseluruhan data induk (populasi) tersebut dinamakan statistika inferensial. Generalisasi yang berhubungan dengan inferensia statistik memiliki sifat tidak pasti, karena mendasarkan pada informasi parsial yang didapat dari sebagian data. Sehingga yang didapat hanya peramalan. Contoh Statistika Inferensial adalah catatan kelulusaan selama lima tahun terakhir pada sebuah Sekolah Menengah Atas menunjukkan bahwa 72% diantara siswa SMA tersebut lulus dengan nilai yang memuaskan. Nilai numerik 72% adalah bentuk suatu statistika deskriptif. Jika berdasarkan ini kemudian seorang siswa menyimpulkan bahwa peluang dirinya akan lulus dengan nilai memuaskan adalah lebih dari 70%, siswa tersebut telah melakukan inferensia statistika yang tentu saja memiliki sifat yang tidak pasti.

8. Sebutkan jenis statistika yang dalam penyampaian informasinya banyak disajikan diagram, grafik, serta gambar dan tabel. Jelaskan dengan alasan dan contoh!

Jawab : Jenis statistika yang banyak disajikan dalam bentuk diagram, grafik, gambar, dan tabel adalah statistika deskriptif. Penyajian data dalam bentuk tabel, grafik, diagram, dan gambar membantu dalam visualisasi data, identifikasi outlier, perbandingan data, dan komunikasi data. Contoh visualisasi dalam statistika deskriptif meliputi diagram batang, diagram garis, diagram lingkaran, histogram, tabel distribusi frekuensi, dan lain sebagainya.

9. Sebutkan jenis statistika yang berkaitan dengan probabilitas, normalitas, distribusi sampling, serta estimasi dan pengujian hipotesis. Jelaskan dengan alasan dan contoh!

Jawab : Jenis statistika yang berkaitan dengan probabilitas, normalitas, distribusi sampling, serta estimasi dan pengujian hipotesis addalah statistika inferensial. Contoh dalam kehidupan sehari-hari adalah survei pemilu. Sebelum pemilu, lembaga survei menggunakan statistika inferensial untuk memperkirakan siapa yang akan memenangkan pemilu berdasarkan sampel kecil pemilih. Mereka menggunakan probabilitas untuk memperkirakan kemungkinan hasil pemilu dan menguji hipotesis tentang preferensi pemilih.

Sumber :
Hidayatullah, Syarif. 2020. "Statisika dan Probabilitas". Penerbit Salemba Teknika : Jakarta Selatan.
Beli Bukunya Disini 



Kamis, 12 Juni 2025

Sosialisasi dan Keteraturan Sosial

A. Sosialisasi

Dalam lingkungan masyarakat, individu dituntut untuk menyesuaikan diri. Proses penyesuaian diri dilakukan agar kita berperilaku sesuai harapan masyarakat. Oleh karena itu, diperlukan pengenalan nilai dan norma sosial melalui proses sosialisasi.

Sosialisasi berlangsung melalui interaksi sosial antar manusia. Manusia mempelajari sesuatu dari orang-orang yang terpenting dalam hidupnya, seperti anggota keluarga, teman baik, dan para guru. Namun demikian manusia juga orang-orang yang ditemui di jalan, televisi, dalam film, majalah atau internet.

Hal-hal yang disosialisasikan dalam proses sosialisasi adalah pengetahuan, nilai, norma serta keterampilan hidup. Pengetahuan disosialisasikan melalui proses pendidikan dan pengajaran, keterampilan disosialisasikan melalui proses pelatihan. Pada akhirnya nilai dan norma sosial diinternalisasikan oleh orang yang terlibat dalam sosialisasi. Proses internalisasi adalah proses mempelajari atau menerima nilai dan norma sosial sepenuhnya sehingga menjadi bagian dari sistem nilai dan norma yang dianutnya.

1. Pengertian Sosialisasi

Sosialisasi merupakan proses sosial yang dialami seseorang atau kelompok untuk belajar mengenali serta menghayati pola perilaku, sistem nilai, dan norma yang berlaku dalam masyarakat. Dengan sosialisasi, individu dapat berkembang menjadi pribadi yang diterima masyarakat.

Menurut G. Herbert Mead, pembentukan diri seseorang berlangsung melalui pengambilan peran (role taking). Ketika lahir manusia belum mempunyai (self) diri manusia berkembang tahap demi tahap melalui interaksi dengan anggota masyarakat lain. Setiap anggota baru harus mempelajari peran-peran dalam masyarakatnya. Dalam proses ini seseorang belajar mengenai peran apa yang dijalaninya dan apa yang dijalankan orang lain. Setiap individu mengalami sosialisasi sesuai tahapannnya. Adapun tahapan sosialisasi sebagai berikut.

a. Tahap Persiapan (Preparatory Stage)

Tahap persiapan merupakan tahap pemahaman tentang diri sendiri. Pada tahap ini anak mulai melakukan tindakan meniru meskipun belum sempurna.

b. Tahap Meniru (Play Stage)

Play stage merupakan tahap anak dapat meniru perilaku orang dewasa secara lebih sempurna. Pada tagap ini anak sudah menyadari keberadaan dirinya dan orang-orang terdekat serta mampu memahami suatu peran.

c. Tahap Siap Bertindak (Game Stage)

Pada tahap ini anak mulai memahami perannya dalam keluarga dan masyarakat. Anak juga mulai menyadari peraturan yang berlaku.

d. Tahap Penerimaan Norma Kolektif (Generalized Other)

Pada tahap ini anak sudah mencapai proses pendewasaan dan mengetahui kehidupan bermasyarakat dengan jelas. Anak juga mampu memahami perannya dalam masyarakat.

2. Tujuan Sosialisasi

Tujuan sosialisasi sebagai berikut:

  • Menciptakan integrasi masyarakat
  • Mencegah terjadinya perilaku menyimpang
  • Mewariskan nilai dan norma kepada generasi penerus
  • Membantu individu untuk beradaptasi dengan lingkungan sekitar
  • Memberikan pengetahuan yang berhubungan dengan nilai dan norma sehingga dapat diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat.

3. Bentuk Sosialisasi

Sosialisasi terbagi dalam beberapa bentuk sebagai berikut:
  • Sosialisasi langsung merupakan tahap sosialisasi yang dilakukan secara face to face tanpa menggunakan media perantara atau alat komunikasi. Melalui sosialisasi ini, subjek sosialisasi dapat menilai keberhasilan pesan yang disampaikan melalui sikap, mimik muka, dan argumentasi yang disampaikan.
  • Sosialisasi tidak langsung merupakan sosialisasi yang dilakukan menggunakan media atau perantara komunikasi. Subjek dan objek sosialisasi tidak berada dalam konteks ruang dan waktu yang sama.
  • Sosialisasi primer merupakan tahap sosialisasi pertama yang diterima individu di lingkungan keluarga.
  • Sosialisasi sekunder merupakan bentuk sosialisasi yang terjadi di lingkungan sekolah, lingkungan bermain, lingkungan kerja, dan interaksi melalui media massa.
  • Sosialisasi represif merupakan bentuk sosialisasi yang bertujuan mencegah terjadinya perilaku menyimpang. Sosialisasi represif berkaitan dengan pemberian hadiah (reward) dan hukuman (punishment). 
  • Sosialisasi partisipatoris merupakan bentuk sosialisasi yang dilakukan dengan mengutamakan peran aktif objek sosialisasi dalam proses internalisasi nilai dan norma.
  • Sosialisasi secara formal merupakan bentuk sosialisasi melalui lembaga-lembaga formal seperti sekolah dan kepolisian.
  • Sosialisasi secara nonformal merupakan bentuk sosialisasi melalui lembaga nonformal seperti masyarakat dan kelompok bermain.

4. Faktor-faktor Pembentuk Kepribadian

Kepribadian seseorang dapat dipengaruhi oleh faktor keturunan dan sosialisasi yang dilakukan individu. Berikut faktor-faktor pembentuk kepribadian seseorang. 
  • Faktor kebudayaan yaitu faktor pembentuk kepribadian yang dipengaruhi lingkungan budaya.
  • Faktor biologis yaitu faktor pembentuk kepribadian yang diperoleh dari gen keturunan orang tua.
  • Faktor geografis yaitu faktor pembentuk kepribadian yang dipengaruhi oleh lingkungan alam.
  • Faktor prenatal yaitu faktor yang berkaitan dengan pemberian rangsangan atau stimulus ketika anak masih dalam kandungan.
  • Faktor pengalaman yaitu faktor pembentuk kepribadian yang berhubungan dengan pengalaman hidup.
  • Faktor kelompok yaitu kepribadian seseorang yang terbentuk karena pengaruh lingkungan kelompok sosial

5. Berbagai Bentuk Media atau Agen Sosialisasi

Sosialisasi dalam masyarakat dapat dilakukan melalui beberapa media berikut.

a. Keluarga

Keluarga merupakan kelompok primer yang memiliki intensitas tinggi untuk mengawasi perilaku anggota keluarga. Sosialisasi dalam keluarga bertujuan membentuk ciri khas kepribadian anak.

b. Sekolah

Sosialisasi di lingkungan sekolah berperan sebagai sosialisasi sekunder dan memiliki cakupan lebih luas. Sosialisasi di sekolah bertujuan menanamkan nilai kedisiplinan yang lebih tinggi dan mutlak serta berorientasi mempersiapkan peran peserta didik pada masa mendatang.

c. Kelompok Sepermainan (Peer Group)

Proses sosialisasi dalam kelompok bermain dilakukan antarteman, baik teman sebaya maupun teman tidak sebaya. Hubungan sosialisasi yang terjalin dalam kelompok bermain bersifat ekualitas (sederajat).

d. Lingkungan Kerja

Sosialisasi dalam lingkungan kerja diutamakan untuk mencapai kesuksesan dan keunggulan hasil kerja. Adaptasi dalam proses sosialisasi di lingkungan kerja dilakukan berdasarkan tuntutan sistem dan intensitas sosialisasi tertinggi dilakukan antarkolega.

e. Media Massa

Penyampaian pesan dalam sosialisasi melalui media massa lebih bersifat umum, selalu mengikuti segala bentuk perkembangan da nperubahan sosial, serta berperan penting menyampaikan nilai dan norma untuk menghadapi masyarakat yaang heterogen.

6. Pola Sosialisasi

Gertrude Jaeger (Sunarto, 2008) membagi sosialisasi ke dalam dua pola.
  • Sosialisasi represif. Menekankan pada penggunaan hukuman terhadap kesalahan, komunikasi satu arah, kepatuhan penuh anak-anak kepada orang tua. Peran orang tua sangat dominan.
  • Sosialisasi partisipatif, yaitu sosialisasi yang lebih mengutamakan penggunaan motivasi, persuasi, komunikasi timbal balik dan penghargaan terhadap otonomi anak. Orang tua merupakan partnet sharing tanggung jawab dalam proses tersebut. Merupakan pola anak diberi imbalan ketika berperilaku baik.

B. Keteraturan Sosial

Tujuan interaksi sosial adalah mewujudkan keteraturan sosial. Keteraturan sosial menunjukkan masyarakat melakukan interaksi sosial secara tertib dan teratur sesuai nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat. Wujud keteraturan sosial dapat dilihat dalam kehidupan masyarakat yang aman, tertib, saling menghormati, dan mengedepankan gotong-royong. Keteraturan sosial dalam masyarakat dapat terbentuk melalui unsur-unsur berikut.
  1. Tertib sosial, artinya kondisi kehidupan suatu masyarakat yang aman, dinamis, dan teratur karena setiap individu bertindak sesuai nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat. Sebagai contoh, tertib sosial dalam masyarakat dapat dilihat ketika kita mengamati pengendara sepeda motor di jalan raya. Pengguna jalan raya yang memahami norma yang berlaku akan menaati aturan lalu lintas. Sementara itu, pengguna jalan yang tidak memahami norma sosial akan melanggar aturan lalu lintas.
  2. Order, artinya sistem norma dan nilai sosial yang berkembang, diakui, dan dipatuhi oleh seluruh anggota masyarakat. Order dapat tercapai apabila terdapat tertib sosial dan setiap individu melaksanakan hak serta kewajibannya. Contoh order adalah adat istiadat yang dijadikan pedoman dalam kehidupan masyarakat.
  3. Keajekan, artinya suatu kondisi keteraturan sosial yang berlangsung tetap dan berkelanjutan sebagai hasil hubungan antara tindakan, nilai, dan norma sosial yang berlangsung secara terus-menerus. Keajekan bisa terwujud jika setiap individu telah melaksanakan hak dan kewajiban sesuai sistem norma dan nilai sosial yang berkembang dalam lingkungan tertentu. Misalnya, setiap pagi peserta didik datang ke sekolah.
  4. Pola, artinya corak hubugan yang tepat dan ajek dalam interaksi sosial yang dijadikan model baagi semua anggota masyarakat atau kelompok. Pola lebih menekankan aspek kebiasaan yang tetap terpelihara dan teruji dalam berbagai situasi. Contoh pola adalah musyawarah yang dijadikan masyarakat sebagai cara menyelesaikan masalah karena teruji dapat menyelesaikan berbagai persoalan.
Berikut syarat-syarat terwujudnya keteraturan sosial dalam masyarakat.
  • Terdapat norma sosial sesuai kebutuhan serta peradaban manusia.
  • Terdapat kesadaran warga tentang pentingnya keteraturan masyarakat
  • Terdapat aparat penegak hukum yang konsistem dalam menjalani tugas, fungsi, dan wewenangnya dalam upaya mewujudkan keteraturan sosial.

Rabu, 11 Juni 2025

Nilai Sosial dan Norma Sosial

Aturan-aturan dalam masyarakat memegang peranan penting untuk menciptakan keteraturan sosial. Aturan pokok tersebut diciptakan dan ditetapkan berdasarkan nilai sosial. Nilai sosial merupakan sesuatu yang dianggap baik dan pantas bagi masyarakat setempat. Aturan-aaturan dalam masyarakat meliputi perbuatan yang dilarang dan dianjurkan. Aturan dalam masyarakat terwujud dalam bentuk norma sosial.

A. Nilai Sosial

Nilai sosial didefinisikan sebagai konsep abstrak tentang prinsip standar atau patokan yang baik, diita-citakan, penting, dan berguna bagi kehidupan manusia. Menurut Robert M.Z. Lawang (1995), nilai sosial adalah gambaran mengenai hal-hal yang pantas dan berharga atau diinginkan. Hal-hal yang diinginkan oleh seseorang dapat memengaruhi perilaku sosial orang tersebut. Nilai sosial berperan mengarahkan perilaku seseorang dalam kehidupan bermasyarakat.

1. Ciri-ciri Nilai Sosial

Meskipun nilai sosial tidak dapat dilihat secara langsung, nilai sosial dapat dimengerti melalui ciri-ciri yang tampak. Adapun ciri-ciri nilai sosial sebagai berikut.

a) Merupakan Hasil Interaksi Anggota Masyarakat

Masyarakat merupakan sekumpulan individu yang berada dalam suatu wilayah. Individu-individu tersebut memiliki kebutuhan yang tidak dapat mereka penuhi sendiri. Oleh karena itu, muncul interaksi sosial dalam masyarakat. Lambat laun interaksi sosial menghasilkan nilai dalam masyarakat tersebut.

b) Terbentuk Melalui Proses Belajar

Nilai sosial merupakan hasil belajar seseorang dengan keluarga, orang lain, dan lingkungan . Interaksi yang terus-menerus terjadi menyebabkan seseorang mempelajari mengenai suatu nilai yang ada dalam masyarakat. Nilai yang sesuai dengan dirinya akan diinternalisasi, sebaliknya nilai yang tidak sesuai akan ditolak. 

c) Berbeda Pengaruhnya pada Masyarakat

Masyarakat Indonesia terdiri atas berbagai perbedaan secara horizontal dan vertikal. Perbedaan ini turut memberi pengaruh pada keberadaan suatu nilai. Sebagai contoh, bagi kelompok seniman, nilai estetika sangat mereka junjung, sementara bagi masyarakat lain nilai estetika/keindahan tidak begitu diperhatikan.

d) Memiliki Pengaruh Positif Sekaligus Negatif

Suatu nilai dapat memberi pengaruh yang berbeda pada kepribadian seseorang. Seseorang yang memiliki nilai ekonomi akan berusaha mencukupi kebutuhannya dengan bekerja keras. Di sisi lain, nilai ekonomi tersebut dapat menjadikandirinya egois dan mementingkan dirinya sendiri dengan berusaha mendapatkan untuk sebesar-besarnya.

e) Berisi Anggapan Masyarakat Secara Umum

Pada dasarnya nilai yang bersifat abstrak berisi anggapat masyarakat secara umum. Masyarakat sudah pasti ssepakat bahwa bersikap sopan kepada orang lain merupakan nilai yang patut dijunjung tinggi. Akan tetapi, ukuran bersikap sopan tersebut masih bisa diperdebatkan atau berbeda pada masyarakat satu dengan masyarakat lain.

f) Keberadaan Nilai Saling Berkaitan

Nilai yang ada dalam masyarakat saling berkaitan sehingga membentuk pola dan sistem sosial. Sebagai conroh, nilai vital, nilai materiil, dan nilai kerohanian dapat membentuk suatu sistem sosial dalam masyarakat.

2. Jenis-jenis Nilai Sosial

Nilai sosial memuat nilai-nilai kolektif yang dianut oleh sebagian besar masyarakat. Nilai sosial dibagi menjadi tiga sebagai berikut:

  • Nilai vital yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk melakukan aktivitas atau kegiatan dalam hidupnya. Sesuatu dapat bernilai dilihat dari daya gunanya.
  • Nilai materiil yaitu segala sesuatu yang dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan fisik/jasmani manusia.
  • Nilai rohani yaitu segala sesuatu yang brguna bagi pemenuhan kebutuhan rohani. Nilai rohani dibagi menjadi empat yaitu nilai kebenaran/empiris, nilai keindahan, nilai moral, dan nilai religius.
Berdasarkan ciri-cirinya, nilai sosial diebdakan menjadi tiga sebagai berikut.
  • Nilai instrumental merupakan nilai yang bersifat dinamis sehingga sangat fleksibel terhadap hukum. Nilai instrumental biasanya terdapat dalam kelompok primer yang anggotanya saling memiliki rasa empati, misalnya keluarga.
  • Nilai dominan merupakan nilai yang diutamakan dan dianggap lebih penting daripada nilainya.
  • Nilai yang mendarah daging merupakan nilai yang membentuk kepribadian seseorang sehingga pelaksanaannya tidak membutuhkan banyak pertimbangan.
Berdasarkan fungsinya, nilai sosial dikelompokkan sebagai berikut:
  • Nilai integratif merupakan nilai yang memberikan tuntutan atau mengarahkan seseorang/kelompok dalam usaha mencapai cita-cita bersama. 
  • Nilai disintegratif merupakan nilai yang hanya berlaku untuk sekelompok orang di wilayah tertentu.

3. Fungsi Nilai Sosial

Nilai-nilai sosial memiliki beberapa fungsi sebagai berikut.
  • Sebagai alat solidaritas masyarakat
  • Membentuk sikap mandiri dan tanggung jawwab
  • Sebagai pengawas, pembatas, dan pendorong perilaku indiidu dalam masyarakat.
  • Memotivasi manusia gar berperialku sesuai peran guna mencapai suatu tujuan.
  • Sebagai alat menentukan harga dan kelas sosial dalam stratifikasi sosial.
  • Mengarahkan masyarakat untuk berpikir dan berperilaku sesuai nilai-nilai sosial agar tercipta integrasi dan keterlibatan sosial.

B. Norma Sosial

Norma sosial berisi larangan ddan perintah yang digunakan sebagai petunjuk hidup bermasyarakat. Pelanggaran terhadap norma akan dikenai sanksi. 

1) Proses Pembentukan Norma Sosial

Norma sosial tumbuh melalui proses dalam masyarakat berdasarkan nilai yang dianut oleh masyarakat tersebut. Nilai ini dapat berbeda penerapannya pada masyarakat satu dengan masyarakat lain. Perbedaan ini terjadi karena situasi dan kondisi dari masyarakat yang berbeda pula. Selain itu, perbedaan kepentingan dalam masyarakat membutuhkan aturan yang nyata, tidak sekadar nilai yang bisa saja berbeda antarmasyarakat. Oleh karena itu, muncul norma yang memiliki sanksi jelas agar nilai yang massih abstrak tersebut dapat ditaati oleh masyarakat demi mencapai keteraturan sosial.

2) Ciri-ciri Norma Sosial

Norma sosial tidak dapat dipisahkan dari norma sosial. Meskipun demikian, norma sosial dapat dikenali melalui ciri-ciri yang dapat diamati. Adapun ciri-ciri norma sosial sebagai berikut:

a) Merupakan Hasil Kesepakatan Bersama

Suatu norma sudah tentu telah disepakati oleh masyarakat. Kesepakatan tersebut dapat berupa norma yang tertulis dan tidak tertulis. Sebagai hasil kesepatakan mereka sendiri, norma tersebut harus ditaati oleh masyarakat.

b) Memiliki Sanksi

Perbedaan yang khas dari nilai dan norma terletak pada ssanksinya. Apabila pada nilai ssanksi tidak ada, sanksi pada norma ada dengan kadar setiap norma berbeda. Norma yang memiliki sanksi paling lemah adalah norma cara (usage) dan norma yang paling kuat sansinya adalah norma hukum (laws).

c) Berupa Norma Tertulis dan Tidak Tertulis

Norma yang telah disepakati oleh masyarakat berupa norma tertulis dan tidak tertulis. Norma tertulis bersifat resmi seperti norma hukum. Sementara itu, norma tidak tertulis bersifat tidak resmi seperti norma kebiasaan dan kesopanan. 

d) Bersifat Dinamis

Normas sosial bersifat dinamis menyesuaikan dengan dinamika masyarakat. Dengan kata lain, norma sosial dapat berubah-ubah karena adanya perubahan dalam masyarakat. Terjadinya perubahan baik yang disaddari maupun tidak disadari akan menyebabkan perubahan norma dalam masyarakat.

3) Jenis-jenis Norma Sosial

Berdasarkan jenisnya, norma sosial dibagi menjadi dua sebagai berikut.
a) Berdasarkan Daya Ikatnya
  • Tata kelakuan (mores) merupakan sekumpulan perbuatan mengenai anjuran dan larangan dalam kehidupan bermasyarakat.
  • Cara (usage) merupakan suatu bentuk perilaku atau tindakan yang dilakukan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.
  • Kebiasaan (folkways) merupakan perbuatan berulang-ulang yang dilakukan secara sadar dan mempunyai tujuan jelas.
  • Hukum (laws) merupakan sekumpulan aturan tertulis dalam masyarakat yang berisi ketentuan0ketentuan, perintah, dan larangan untuk menciptakan keteraturan.
  • Adat istiadat (customs) merupakan tata kelakuan yang terintegrasi secara kuar dengan pola-pola masyarakat.
b) Berdasarkan Sanksinya
  • Norma kesusilaan merupakan peraturan sosial yang berasal dari hati nurani yang menghasilkan akhlak/moral.
  • Norma kesopanan merupakan peraturan sosial yang bersumber pada pola perilaku individu sebagai hasil interaksi sosial dalam masyarakat.
  • Norma agama merupakan ketentuan-ketentuan yang bersumber pada agama, bersifat mutlak, dan keberadaannya tidak dapat ditawar.
  • Norma hukum merupakan ketentuan-ketentuan dalam kehidupan sosial yang bersumber dari undang-undang. Pelanggar norma ini akan mendapat sanksi tegas berupa pidana atau perdata.

4) Fungsi Norma Sosial

Fungsi norma ssosial dalam masyarakat sebagai berikut.
  • Sebagai sistem kontrol dalam masyarakat
  • Sebagai alat menertibkan dan menstabilkan kehidupan sosial
  • Sebagai pedoman/aturan perilaku seseorang dalam hidup bermasyarakat.

5) Manfaat Menjalankan Norma Sosial

Norma harus ditaati dan dijalankan oleh seluruh anggota masyarakat. Dengan menaati norma, masyarakat dapat merasakan manfaat menjalankan norma. Adapun manfaat menjalankan norma dalam masyarakat sebagai berikut.

a) Kebudayaan Masyarakat Terjaga

Mematuhi norma dalam masyarakat berarti menjaga kelestarian budaya masyarakat. Sebuah kebudayaan akan terus bertahan selama masyarakat pendukungnya masih mempraktikannya dalam kehidupan. Kepatuhan terhadap norma dalam masyarakat merupakan wujud dukungan masyakat terhadap kebudayaan sehingga tetap lestari. 

b) Integrasi Sosial Tercapai

Integrasi sosial merupakan proses penyatuan berbagai unsur dalam kehidupan masyarakat. Norma menyatukan segala bentuk perbedaan yang ada dalam kehidupan masyarakat. Norma dapat menyatukann perbedaan pola pikir, tindakan, dan hubungan sosial antaranggota masyarakat di tiap-tiap daerah. Dengan demikian, masyarakat di tiap-tiap daerah akan terhindar dari perpecahan.

c) Perilaku Individu Dapat Dikendalikan 

Norma mengendalikan perilaku individu agar tidak melakukan penyimpangan sosial. Melalui norma, seseorang dapat mengetahui perbuatan-perbuatan yang dianggap benar dan salah. Patokan benar dan salah serta baik dan buruk menjadi kontrol setiap individu untuk berperilaku agar tidak menyimpang dari norma. 

d) Keteraturaan Sosial Terwujud

Keteraturan sosial dalam masyarakat akan terwujud apabila terdapat norma dalam masyarakat. Kepatuhan atau ketaatan terhadap norma akan mendorong terwujudnya keadaan tertib dan teratur. Keadaan tertib dan teratur merupakan modal utamaa terciptanya keteraturan sosial.

e) Orang yang Lemah Dapat Terlindungi

Masyarakat terdiri atas beberapa komponen yang saling melengkapi. Oleh karena karakteristik peran dan kemampuan setiap orang berbeda-beda, akibatnya terdapat beberapa kelompok yang memiliki kekuatan dan kelemahaan. Salah satu manfaat norma adalah melindungi masyarakat lemah dari ketidaknyamanan dan kesewenangan para pemimpin atau kelompok-kelompok yang memiliki kekuatan.

Selasa, 10 Juni 2025

Interaksi Sosial

1. Interaksi Sosial dan Proses Sosial

a. Interaksi Sosial

Interaksi sosial merupakan syarat utama terjadinya aktivitas-aktivitas sosial. Interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan yang dinamis menyangkut hubungan antara perorangan, antara kelompok dan kelompok manusia, atau antara perorangan dengan kelompok manusia (Soekanto dan Sulistyowati, 2014:56). Interaksi sosial sangat berguna untuk mempelajari banyak masalah dalam masyarakat. Interaksi sosial menyebabkan individu/kelompok saling memengaruhi satu sama lain sepanjang hidupnya.

1) Syarat Interaksi Sosial

Syarat terjadinya interaksi sosial yaitu adanya kontak sosial (social contact) dan komunikasi (communication).

a) Kontak Sosial

Secara harfiah, kontak sosial berartti terjadi hubungan secara fisik. Akan tetapi,s ebagai gejala sosial kontak dapat terjadi baik secara langsung (primer) maupun tidak langsung (sekunder). Terjadinya kontak sosial tidak hanya bergantung dari tindakan seseorang, tetapi juga berdasarkan tanggapan (respons) seseorang terhadap tindakan tersebut. Misalnya, ketika seseorang melambaikan tangan maka respons dari pihak lain yaitu membalas dengan lambaian tangan.
Selain primer dan sekunder, kontak sosial dapat bersifat positif dan negatif. Suatu kontak sosial dikatakan positif apabila mengarah pada kesepakatan atau kerja sama. Adapun kontak sosial dikatakan negatif apabila mengarah pada pertentangan.

b) Komunikasi

Arti terpenting komunikasi adalah seseorang memberikan tafsiran terhadap perilaku/informasi/berita kepada orang lain. Orang yang bersangkutan kemudian memberikan reaksi terhadap perilaku/informasi/berita tersebut. Beberapa komponen dalam proses komunikasi sebagai berikut.
  • Sumber informasi/pengirim pesan (komunikator)
  • Informasi/pesan yang disampaikan (stimulus)
  • Saluran/media
  • Penerima informasi (komunikan)
  • Respons atau tanggapan dari penerima informasi.
Apabila dalam interaksi sosial salah satu komponen tersebut tidak terpenuhi dapat terjadi kegagalan dalam proses interaksi.

c) Ciri Interaksi Sosial

Ciri-ciri interaksi sosial menurut Charles P. Loomis sebagai berikut (Setiadi dan Kolip, 2011: 65-66).
  • Terdapat komunikasi menggunakan simbol-simbol atau lambang
  • Jumlah pelaku dua orang atau lebih
  • Terdapat tujuan yang akan dicapai
  • Terdapat dimensi waktu meliputi masa lalu, masa kini, dan masa depan.

d) Faktor-faktor yang Memengaruhi Interaksi Sosial

Interaksi sosial dalam masyarakat dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut.
  • Simpati merupakan suatu proses ketika seseorang tertarik kepada pihak lain terkait perilaku atau penampilannya.
  • Empati merupakan kemampuan merasakan keadaan orang lain dan ikut merasakan situasi yang dialami atau dirasakan orang lain.
  • Imitasi merupakan proses meniru sikap, tindakan, tingkah laku, atau penampilan fisik orang lain di lingkungan sekitarnya secara berlebihan.
  • Sugesti merupakan proses menerima sikap, pandangan, dan pendapat orang lain tanpa dipikir ulang. Kondisi tersebut dapat terjadi karena pandangan/pendapat berasal dari orang yang berwibawa, memiliki kekuasaan, dan diakui oleh masyarakat.
  • Motivasi merupakan dorongan, baik dari dalam diri seseorang maupun orang lain melakukan tindakan.
  • Identifikasi merupakan kecenderungan atau keinginan dalam diri seseorang menjadi sama (identik) dengan pihak lain. Proses identifikasi bersifat lebih mendalam daripada imitasi. Dalam proses identifikasi tidak hanya perilaku dan penampilan luar yang ditiru. Akan tetapi, kerpribadian serta sifat-sifat orang lain juga ditiru sebagai pedoman bertindak dalam kehidupan sehari-hari.

e) Jenis-jenis Interaksi Sosial

Interaksi sosial yang terjadi dalam masyarakat heterogen dapat menyebabkan timbulnya beberapa jenis interaksi sosial. Adapun jenis interaksi sosial tersebut meliputi interaksi antara individu dan individu, individu dan kelompok atau sebaliknya, serta kelompok dan kelompok.
  • Interaksi antara individu dan individu berarti individu menyampaikan informasi kepada individu lain. Dengan demikian, subjek dan objek interaksi sosial adalah individu.
  • Interaksi antara individu dan kelompok berarti individu berperan sebagai subjek/komunikator dan kelompok berperan sebagai objek (komunikan).
  • Interaksi antara kelompok dan individu berarti kelompok berperan sebagai subjek dan kelompok lain berperan sebagai objek.
  • Interaksi antara kelompok dan kelompok berarti kelompok berperan sebagai subjek dan kelompok lain berperan sebagai objek.

b. Proses Sosial

Hubungan sosial secara timbal balik dan transaksional mendukung terjadinya proses sosial. Proses sosial merupakan kegiatan itneraksi sosial yang berlangsung dalam jangka waktu tertentu. Proses sosial secara garis besar dibedakan menjadi dua bentuk, yaitu proses sosial asosiatif dan proses sosial disosiatif.

1) Proses Sosial Asosiatif

Proses sosial asosiatif mengarah pada persatuan dan dapat meningkatkna solidaritas sosial antara individu/kelompok. Proses sosial asosiatif dapat diklasifikasikan sebagai berikut.

a) Akulturasi

Akulturasi merupakan proses penerimaan unsur-unsur kebudayaan asing menjadi bagian kebudayaan suatu kelompok tanpa menghilangkan kepribadian ataupun ciri khas kebudayaan asli.

b) Asimilasi

Asimilasi merupakan proses peleburan dua kebudayaan atau lebih yang berbeda menjadi satu kebudayaan baru. Proses asimilasi mengarah pada hilangnya perbedaan di antara kebudayaan yang berbeda.

c) Amaigamasi

Amaigamasi yaitu meleburnya dua kelompok budaya mejadi satu sehingga melahirkan kelompok budaya baru. Amaigamasi mempertegas hilangnya perbedaan-perbedaan. Proses amaigamasi biasanya dilakukan melalui pernikahan campuran.

d) Kerja Sama (Cooperation)

Kerja sama yaitu suatu usaha bersama antara perorangan atau kelompok untuk mencapai tujuan bersama. Bentuk-bentuk kerja sama sebagai berikut (Soekanto, 2002:60).
  • Koalisi (coalition) yaitu kerja sama dua organisasi politik atau lebih untuk mencapai tujuan yang sama dengan bergabung menjadi satu. Jika kerja sama dilakukan atas dasar bagi hasil disebut patungan (joint venture).
  • Tawar-menawar (bargaining) yaitu bentuk perjanjian mengenai pertukaran barang dan jasa antara dua pihak atau lebih.
  • Kooptasi (cooptation) yaitu bentuk kerja sama yang dilakukan dengan cara menyepakati pimpinan yang ditunjuk mengendalikan jalannya organisasi/kelompok.

e) Akomodasi

Akomodasi yaitu interaksi sosial antara individu dan kelompok dalam upaya menyelesaikan suatu konflik/pertentangan. Bentuk-bentuk akomodasi sebagai berikut. 
  • Toleransi yaitu suatu sikap menghargai perbedaan dalam masyarakat.
  • Arbitrase (arbitration) yaitu upaya penyelesaian sengketa dengan bantuan pihak ketiga yang dipilih oleh kedua belah pihak yang bersengketa. Pihak ketiga dalam arbitrasi adalah majelis arbitrase.
  • Mediasi (mediation) yaitu proses pengikutsertaan pihak ketiga sebagai penasihat bersifat netral dalam penyelesaian suatu perselisihan.
  • Ajudikasi (adjudication) yaitu suatu usaha penyelesaian konflik/perselisihan melalui pengadilan (meja hijau).
  • Stalemate yaitu keadaan yang ditandai adanya kekuatan seimbang dari kedua pihak yang bertikai sehingga pertikaian terhenti pada titik tertentu.
  • Koersi (coercion) yaitu bentuk akomodasi yang dilaksanakan menggunakan tekanan (pemaksaan) sehingga salah satu pihak berada dalam keadaan lebih lemah dibandingkan pihak lawan.
  • Kompromi (compromise) yaitu perundingan secara damai antara kedua belah pihak yang bertikai untuk saling mengurangi tuntutan.
  • Konsiliasi (consiliation) yaitu usaha mempertemukan pihak-pihak yang berselisih untuk mencapai persetujuan melalui lembaga sosial sebagai usaha menyelesaikan perselisihan tersebut. 

2) Proses Sosial Disosiatif

Proses sosial disosiatif merupakan interaksi sosial yang dapat menyebabkan perpecahan. Bentuk proses sosial disosiatif sebaagai berikut.

a) Pertentangan (Pertikaian/Konflik)

Pertentangan adalah suatu proses ketika seseorang/kelompok dengan sadar atau tidak sadar menentang pihak lain disertai ancaman atau kekerasan untuk mendapatkan keinginan/tujuan tertentu.

b) Kontravensi

Kontravensi adalah upaya menghalangi dan menggagalkan tercapainya tujuan pihak lain. Bentuk-bentuk kontravvensi berupa gangguan, fitnah, provokasi, dan intimidasi.

c) Persaingan/Kompetisi

Persaingan/kompetisi adalah suatu proses sosial yang dilakukan invididu/kelompok untuk memperoleh kemenangan secara kompetitif tanpa menimbulkan bentrok atau kekerasan fisik.

Baca juga!
3. Sosialisasi dan Keteraturan Sosial
4. Penyimpangan dan Pengendalian Sosial
5. Kelompok Sosial